Program SMK PK Capai Peningkatan Indeks Kepuasan SSS Kemendikbudristek 2023
Jakarta, Ditjen Vokasi – Pendidikan vokasi pada jenjang SMK menempati indeks tertinggi berdasarkan hasil Survei Kepuasan Pemangku Kepentingan/Stakeholder Satisfaction Survey (SSS) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2023 untuk jenjang pendidikan.
Kemendikbudristek terus berupaya untuk meningkatkan layanan prima di bidang pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi yang berorientasi kepada pemangku kepentingan. Salah satu indikator keberhasilan program dan kebijakan Kemendikbudristek dapat dilihat dari kepuasan para pemangku kepentingan yang diukur melalui survei berkelanjutan di tingkat nasional.
Oleh karena itu, Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (BKHM) pun menyelenggarakan kembali kegiatan survei SSS Kemendikbudristek 2023. Penyelenggaraan survei ini bertujuan untuk mengukur tingkat kepuasan para pemangku kepentingan terhadap program dan kebijakan yang sudah dijalankan oleh Kemendikbudristek. Melalui survei ini diharapkan akan menghasilkan rekomendasi yang berguna untuk meningkatkan kualitas program kerja dan kebijakan dari Kemendikbudristek secara nasional dan meningkatkan persepsi positif para pemangku kepentingan.
Kegiatan SSS Kemendikbudristek 2023 dilakukan terhadap responden di bidang pendidikan, kebudayaan, dan pengguna layanan unit layanan terpadu (ULT). Jumlah responden yang terlibat pada survei ini sebanyak 12.340 responden. Dengan 11.665 responden berasal dari responden pendidikan, 465 responden kebudayaan, dan 210 responden ULT.
Apabila dibandingkan dengan tahun 2022, pada bidang pendidikan terjadi peningkatan indeks kepuasan di semua jenjang. Jenjang SMK menempati indeks paling tinggi dibandingkan jenjang yang lain yakni 84,3% meningkat 2% dari hasil survei kepuasan di tahun 2022.
Angka tersebut dihasilkan berdasarkan indeks parameter penilaian dari beberapa beberapa komponen dalam program SMK Pusat Keunggulan (PK). Komponen tersebut antara lain kesesuaian keterampilan dengan tuntutan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), kualifikasi instruktur/pengajar, kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan keterampilan yang dibutuhkan, kompetensi instruktur dan pengajar, kecukupan sosialisasi program, kejelasan informasi pendaftaran, dan kemudahan persyaratan mengikuti program.
“Hasil survei yang telah didapatkan ini menjadi motivasi bagi Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek untuk terus memberikan yang terbaik untuk mempercepat revitalisasi pendidikan vokasi Indonesia menuju Indonesia Emas 2045,” ucap Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati. (Aya/Cecep)