Program Praktisi Mengajar, Kolaborasi Agar Mahasiswa Siap Terjun ke Industri
Program Praktisi Mengajar, Kolaborasi Agar Mahasiswa Siap Terjun ke Industri
Jakarta, Ditjen Vokasi - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus melakukan akselerasi agar pendidikan tinggi semakin relevan dengan kebutuhan industri. Salah satunya adalah melalui program Praktisi Mengajar yang tahun ini memasuki angkatan kedua.
Program Praktisi Mengajar pertama kali diluncurkan oleh Kemendikbudristek pada tahun 2022 lalu. Program yang memungkinkan para praktisi untuk ikut mengajar di kampus ini diharapkan bisa menjadi akselerator untuk penguasaan pengetahuan para mahasiswa terkait berbagai bidang ilmu dan keterampilan dunia kerja serta mendorong relevansi dunia pendidikan, khususnya pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri.
“Para praktisi ini diharapkan dapat berbagi kepakaran yang selama ini mereka dapatkan. Praktisi juga dapat berbagi perspektif dan persepsi masyarakat kampus untuk memahami dunia kerja yang sesungguhnya,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, saat Grand Launching Program Praktisi Mengajar Angkatan 2, beberapa waktu lalu.
Menurut Dirjen Kiki, dengan adanya program praktisi mengajar, mahasiswa tidak hanya akan mendapatkan bekal teori semata, tetapi juga pengetahuan dan pengalaman dari dunia kerja. Dampaknya, mahasiswa diharapkan akan lebih siap terjun ke dunia kerja karena telah terpapar dengan berbagai informasi tentang apa yang terjadi di dunia kerja.
Dirjen Kiki menambahkan bahwa program ini juga merupakan salah satu upaya untuk mengakselerasi penguasaan pengetahuan para mahasiswa terkait berbagai bidang ilmu dan keterampilan dunia kerja sehingga pengetahuan yang dimiliki mahasiswa akan semakin lebih relevan.
Pada kesempatan ini, Kiki juga mengajak serta para dosen dan pimpinan perguruan tinggi untuk membuka akses seluas-luasnya kepada para praktisi untuk ikut mengajar, mendidik, dan membina mahasiswa mereka di kampus.
“Mari kita bersama-sama memajukan pendidikan Indonesia melalui partisipasi dalam berbagai program MBKM,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana Pusat Kampus Merdeka, Gugup Kismono, mengatakan bahwa program ini menurutnya tidak hanya penting bagi mahasiswa tetapi juga para dosen. Program ini membuka interaksi antara dosen dengan praktisi yang akan memperkaya wawasan serta memperbarui pengetahuan para dosen atas berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan industri terkini.
“Harapannya, kolaborasi antara perguruan tinggi dengan dunia industri makin lama makin erat sehingga berbagai capaian positif bisa dirasakan untuk kemajuan Indonesia,” ungkapnya.
Sebagai informasi sejak diselenggarakan tahun 2022 lalu, hingga saat ini penyelenggaraan program Praktisi Mengajar telah menghasilkan kurang lebih 12.000 kolaborasi yang melibatkan ribuan praktisi di lebih dari 800 perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Program ini juga telah memberikan dampak kepada puluhan ribu mahasiswa sehingga mereka memiliki kompetensi yang mumpuni dan berdaya saing ketika lulus dari perguruan tinggi.
Berbeda dari tahun sebelumnya yang memiliki dua jenis kolaborasi, dalam Praktisi Mengajar Angkatan 2 Tahun 2023 terdapat satu skema kolaborasi, yaitu kelas kolaborasi selama 12 jam. Satu kelas kolaborasi terdiri dari satu praktisi yang mengajar selama 12 jam atau dua praktisi yang mengajar selama masing-masing selama 6 jam. (Nan/Cecep Somantri)