Program PKW LKP Trias Beauty School Jadi Harapan Mengurangi Pengangguran di Bekasi

Program PKW LKP Trias Beauty School Jadi Harapan Mengurangi Pengangguran di Bekasi

Bekasi, Ditjen Vokasi PKPLK - Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) di Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Trias Beauty School menjadi harapan untuk mengurangi pengangguran di Bekasi. Pada program PKW Platinum 2024, LKP Trias Beauty Schoo telah menghadirkan 40 peserta didik dengan keahlian tata rias pengantin sunda siger dan jogja putri dan menjadi makeup artist (MUA) muda.


Program ini tidak hanya mengajarkan teknik rias yang sesuai dengan tren, budaya, dan karakter wajah pengantin, tetapi juga membekali peserta dengan keterampilan wirausaha agar mampu mandiri dan membuka lapangan kerja sendiri.



Epih Hanafi selaku Kepala Bidang PAUD Dikdasmen Bekasi turut mengapresiasi program PKW yang dilaksanakan di LKP Trias Beauty School setiap tahunnya.


“Program ini menjadi langkah untuk menekan angka TPT (tingkat pengangguran terbuka) di Kota Bekasi dan meningkatkan keterampilan masyarakat, khususnya di bidang rias pengantin,” seru Epih.


Epih berharap, program PKW di Kota Bekasi dapat memberikan dampak yang lebih besar lagi dalam menguatkan kompetensi masyarakat untuk tahun berikutnya.


Peluang Usaha di Dunia Tata Rias Pengantin


Menurut Iin Sulistyawati, pemimpin LKP Trias Beauty School, dunia tata rias pengantin masih memiliki pasar yang luas dan potensial, baik di wilayah perkotaan maupun daerah.


“Kami melihat permintaan pasar yang melonjak. Oleh karena itu, kami pun memilih kompetensi rias pengantin siger sunda hijab dan jogja putri," ujarnya.

Dalam program PKW ini, peserta tak hanya difasilitasi teknis rias pengantin, tetapi juga didorong semangat berwirausaha. Berbagai mitra usaha dan lembaga keuangan dan modal juga turut menjadi narasumber dalam pelaksanaan program ini.


“Kami ingin mereka tidak hanya siap menjadi MUA, tetapi juga bisa membuka usaha sendiri di lingkungan sekitar,” tambah Iin.


Dari Peserta Jadi Pengusaha


Salah satu peserta program PKW, Yuniar, mengaku bahwa awalnya ia hanya tertarik pada makeup sebagai hobi. Namun, setelah mengikuti program ini, ia mulai serius membangun brand rias pengantin bersama teman-teman sekelompoknya 


"Saya jadi tahu cara menghitung modal, menentukan harga layanan, hingga promosi lewat media sosial. Kini saya sudah mulai menerima klien untuk bridesmaid, wisuda, prewedding, dan akad nikah," tuturnya antusias.


Yuniar pun menyebutkan bahwa program ini memberikan fasilitas modal usaha berupa makeup kit yang berguna untuk menjalankan rintisan usaha. Bagi Yuniar, program PKW menjadi solusi nyata dalam mengatasi tantangan pengangguran yang sebelumnya ia dan teman-temannya alami. Lewat pelatihan ini, ia pun sudah menjalankan rintisan usaha selama kurang lebih 6 bulan dan mendapatkan omzet dari usaha riasnya.


“Alhamdulillah, dapat omzet kurang lebih Rp8-10 juta untuk kelompok tim saya,” terang Yuniar. (Zia/Dani)