Polnep Laksanakan Wisuda ke-31 dengan Protokol Kesehatan
Pontianak, Ditjen Diksi – Pada Senin (28/9) lalu, Politeknik Negeri Pontianak menggelar wisusa ke-31 dengan menerapkan protokol kesehatan. Dalam sesi wisuda kali ini juga tidak dihadiri oleh orang tua/wali wisuda, melainkan hanya melihat secara langsung siaran melalui Youtube yang disediakan oleh panitia.
“Oleh karenanya, pelaksanaan prosesi wisuda tahun ini sedikit berbeda dengan tahun sebelumnya. Pandemik Covid-19 belum juga berakhir sehingga segala aktivitas, termasuk pelaksanaan wisuda harus menyesuaikan protokol kesehatan yang sudah ditentukan,” ujar Direktur Polnep Muhammad Toasin Asha.
Asha menjelaskan, prosesi wisuda tahun ini sesuai dengan hasil keputusan bersama pimpinan dan senat Polnep, serta arahan/rekomendasi dari Dinas Kesehatan/Satgas Covid-19 Pontianak. Prosesi wisuda ini merupakan bagian dari rangkaian acara wisuda yang dilaksanakan secara bertahap sampai Kamis (1/10).
Pada gelaran wisuda tersebut diwakili masing-masing 3 orang lulusan terbaik dari setiap program studi, yang secara keseluruhan mencapai 63 lulusan. Selain itu, wisuda kali ini juga dihadiri para lulusan yang berprestasi pada bidang penalaran dan keilmuan serta minat bakat, termasuk yang telah menjadi duta Polnep di luar negeri.
Pada hajatannya kali ini, Polnep mewisuda 1.414 lulusan dari 21 program studi. Untuk program D1, IPK tertinggi 3,30 tercatat atas nama Farid Ampasa Muluk, D3 IPK tertinggi 3,98 atas nama Miko Febrianto Gunawan dari program studi Akuntansi, serta jenjang D4 atas nama Agus Yulianto dengan IPK 4,00 dari program studi akuntansi. Sebagai bentuk apresiasi, Direktur Polnep memberikan dana pembinaan kepada masing-masing sebesar Rp1,5 juta dan khusus IPK 4,00 diberikan sebesar Rp2,5 juta.
“Saudara-saudara adalah kebanggaan almamater Polnep. Sebagai alumni, harus menjadi agen perubahan untuk bangsa ini dengan bekerja keras, tulus, ikhlas, dan senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran dan berdisiplin tinggi. Sebagai alumni, maka masyarakat juga akan menilai sejauh mana Saudara mampu mengimplementasikan ilmu dan kompetensi yang dimiliki di tengah-tengah masyarakat,” ujar Asha.
Meski demikian, Asha mengakui masih banyak hal yang belum sesuai dengan harapan, mulai dari keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran sampai proses pembelajaran yang belum memuaskan. (Diksi/Erwandi/AP)