Politeknik Negeri Subang Ciptakan Alat Roaster Metode Hot Air untuk Memajukan Industri Kopi di Subang
Subang, Ditjen Vokasi - Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mendorong lahirnya inovasi insan-insan vokasi guna menyelesaikan persoalan dan berkontribusi kepada masyarakat. Salah satunya adalah seperti inovasi alat roaster kopi dengan metode hot air yang dikembangkan tim dosen Politeknik Negeri Subang (Polsub) untuk membantu meningkatkan produktivitas UMKM kopi di Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Dalam industri kopi, mesin roaster memainkan peran penting. Proses roasting yang baik akan menghasilkan biji kopi berkualitas yang siap untuk diseduh oleh para penikmat kopi.
Di Subang, beberapa usaha pengolahan kopi dilakukan oleh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Mereka mengolah kopi dengan cara sederhana, yakni menggunakan drum roaster atau sangrai dengan drum. Metode roaster tersebut memiliki banyak kekurangan yang berpengaruh terhadap hasil akhir kopi.
Berangkat dari hal itulah yang melatar belakangi Susilawati, dosen Teknik Mesin, Polsub merancang alat roaster kopi metode hot air. Mesin ini mampu menghasilkan biji kopi lebih berkualitas dan jauh lebih efisien. Alat roaster karya Susilawati dan rekan-rekannya ini pun saat ini sudah digunakan di UMKM Kopi Waglo yang berada di Kp. Bukanagara, Kelurahan Cupunagara, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang.
“Kami melihat, UMKM Kopi Waglo masih menggunakan drum roaster atau sangrai dengan drum yang memiliki banyak kekurangan bila dibandingkan dengan roasting kopi hot air,” ujar Susilawati sebagaimana dikutip dari YouTube Politeknik Negeri Subang.
Menurut Susilawati, proses roasting menggunakan drum roaster mengakibatkan adanya aroma smokey dan kematangan yang tidak merata.
“Sehingga dengan adanya mesin roaster ini, diharapkan bisa menjadi solusi dalam memproduksi kopi,” Susilawati menambahkan.
Lebih lanjut, Susilawati mengatakan bahwa prinsip kerja alat roaster kopi yaitu udara panas yang berasal dari pembakaran (berbahan bakar gas) dengan panas sekitar 700°C diteruskan ke bejana biji kopi dengan panas 200—300°C sesuai dengan kebutuhan.
Aliran panas dimulai pada tungku pemanas yang memanaskan pipa. Setelah suhu naik, udara dihembuskan oleh blower. Hembusan udara panas dalam pipa inilah yang kemudian dimanfaatkan untuk menyangrai kopi pada tabung roaster.
“Alat roaster kopi dengan metode hot air ini dilengkapi dengan sistem pengontrolan dengan alat kontrol suhu thermo control dan solenoid gas serta artisan monitoring untuk melihat pergerakan suhu udara yang berada pada tabung roaster,” kata Susilawati.
Alat ini dilengkapi dengan sistem kontrol suhu yang digunakan agar tingkat kematangan kopi tidak over atau sesuai dengan suhu pematangan kopi yang pas sesuai keinginan customer, yaitu dengan pilihan light roast, medium roasts, medium dark roasts, ataupun dark roasts.
Selain merancang mesin roaster, Susilawati dan timnya juga merancang sistem penjualan berbasis digital marketing seperti e-commerce untuk meningkatkan omzet penjualan, baik dalam memproduksi kopi ataupun penjualan kopi.
“Sistem penjualan UMKM Kopi Waglo selama ini masih menggunakan sistem penjualan secara manual sehingga omzet penjualan kurang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, bahkan pada tahun 2020 mengalami penurunan omzet di atas 50%,” tambah Susilawati.
Rancang bangun sistem e-commerce untuk memperluas pasar produk olahan UMKM Kopi Waglo Subang dan agar perekonomian juga dapat stabil dan meningkat. Selain itu, dengan adanya sistem ini, rekap penjualan akan lebih terstruktur dan mudah dicari serta diharapkan tidak mudah rusak dan hilang.
Selain itu, sistem e-commerce ini juga dapat memudahkan konsumen untuk bertransaksi kapan saja tanpa dibatasi waktu dan tempat tanpa membatasi seluruh masyarakat untuk datang ke lokasi UMKM.
Welly Tahyudin, selaku pemilik UMKM Kopi Waglo, mengaku sangat terbantu dengan adanya mesin roaster metode hot air. Keberadaan mesin tersebut bisa mempercepat produksi kopi miliknya, sehingga bisa meningkatkan penjualannya.
“Kami memiliki Kopi Robusta dan Arabica, dan dengan mesin ini, proses penentuan level roasting bisa semakin mudah dan cepat,” jelas Welly. (Polsub/Nan/Cecep)