Polimedia Bawa Bioplastik dari Nata de Coco ke Hannover Messe 2023

Polimedia Bawa Bioplastik dari Nata de Coco ke Hannover Messe 2023

Jakarta, Ditjen Vokasi - Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia), Jakarta menjadi salah satu delegasi yang akan tampil di Hannover Messe 2023. Di ajang tersebut, Polimedia akan menyajikan produk inovasi bioplastik berbahan dasar nata de coco yang dapat digunakan sebagai alternatif plastik yang ramah lingkungan. 


Inovasi bioplastik dari nata de coco merupakan hasil penelitian bersama yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa Polimedia untuk menjawab persoalan yang ada di masyarakat selama ini, khususnya terkait dengan penggunaan plastik untuk kemasan makanan. Riset ini melalui program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri bagi Dosen Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi (PTPPV) yang didanai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). 


Kepala P3M Polimedia, Handika Dany Rahmayanti, mengatakan bahwa pemilihan bioplastik dari nata de coco karena ingin membawa kearifan lokal Indonesia. Menurut Handika, Indonesia masuk dalam 10 besar negara penghasil kelapa di dunia. Oleh karena itu, ia ingin menampilkan bagaimana kearifan lokal dengan sentuhan teknologi bisa menjadi solusi masa depan untuk industri kemasan yang lebih ramah lingkungan. 


“Apalagi saat ini plastik menjadi pembahasan di mana-mana dan bioplastik dari nata de coco bisa menjadi alternatif untuk industri kemasan,” kata Handika.




Menurut Handika, keunggulan plastik kemasan dari nata de coco ini adalah sifatnya yang mudah terurai. Hasil pengujian degradasi menunjukkan bahwa bioplastik nata de coco ini mampu terdegradasi sebesar 60 persen selama 15 hari di tanah.


“Tingkat transparansi dari bioplastik ini juga di atas 90 persen dengan kekuatan tarik yang sudah sesuai dengan standar SNI,” kata Handika. 


Masih menurut Handika, selama ini standar kekuatan tarik yang ditetapkan SNI adalah 24,7-302 Mpa. Sementara itu, bioplastik dari nata de coco sudah mencapai 25,74 Mpa. 


“Dan tidak ada migrasi zat di dalam bioplastik saat digunakan untuk mengemas sehingga sangat aman untuk mendukung industri makanan maupun minuman,” kata Handika. 


Pengembangan bioplastik dari nata de coco ini dilakukan melalui penelitian melibatkan mahasiswa dari dua program studi, yakni Teknik Mesin dan Teknik Kemasan. 


Mahasiswa Teknik Mesin dilibatkan dalam pembuatan mesin, seperti mesin pemotong untuk menghasilkan lembaran-lembaran tipis nata de coco. Pembuatan mesin tersebut dikerjakan melalui skema pembelajaran berbasis proyek atau project based learning (PBL). 


“Jadi, satu kelas kemudian dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan mesin-mesin,” kata Handika.




Pengembangan bioplastik dari nata de coco ini juga melibatkan mahasiswa yang sedang mengerjakan tugas akhir. Para mahasiswa dari Jurusan Teknik Kemasan bertugas untuk membuat beberapa formula serta komposisi bioplastik, seperti formulasi untuk mengejar tingkat transparansi kemasan serta formulasi kekuatan bioplastik. 


Selain mahasiswa, riset bioplastik juga melibatkan mitra industri. Keterlibatan mitra lebih pada rencana pengembangan produk bioplastik dari nata de coco sebagai kemasan makanan pengganti alumunium foil.


“Dari Hannover Messe 2023 juga kami harap bisa mendapat mitra industri baru untuk pengembangan produk,” kata Handika. 


Sebagai informasi, Indonesia kembali dipercaya untuk menjadi Official Partner Country Hannover Messe 2023. Terdapat 13 kementerian/lembaga yang akan turut berpartisipasi di ajang tersebut, salah satunya adalah Kemendikbudristek, di mana Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menjadi salah satu co-exhibitors-nya. Hannover Messe akan berlangsung pada 17—21 April mendatang. (Nan/Cecep Somantri)