PLTS Rancangan PENS Mulai Dirasakan Manfaatnya oleh Warga Desa di Mojokerto

PLTS Rancangan PENS Mulai Dirasakan Manfaatnya oleh Warga Desa di Mojokerto

Surabaya, Ditjen Vokasi - Inovasi karya insan vokasi terus didorong untuk menghasilkan solusi dan membawa kebermanfaatan bagi masyarakat. Melalui program Pengabdian Masyarakat (Pengmas), Prodi Diploma Tiga (D-3) dan Sarjana Terapan Elektro Industri Politeknik Elektronika Negeri Surabaya berhasil merancang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) bagi warga desa di Dusun Paras, Desa Kembangbelor, Pacet, Mojokerto, Jawa Timur. 


Keberadaan PLTS yang dibangun oleh PENS ini sangat dirasakan manfaatnya oleh warga desa setempat, salah satunya adalah Ahmad Surya Ady. Perangkat dusun Paras sekaligus penggerak karang taruna dusun ini mengaku warganya sangat terbantu dengan keberadaan PLTS dari PENS yang sudah dipasang dalam sebulan terakhir ini. 


“Alhamdulillah, warga kami sangat terbantu karena jalan inilah yang menghubungkan area tempat tinggal warga dengan lahan pertanian dan peternakan,” kata Ahmad. 




Selama ini, sebagian warga Dusun Paras yang bermata pencaharian di sektor pertanian dan peternakan ini menuntut mereka untuk beraktivitas di malam hari, seperti untuk melakukan perawatan tanaman dengan mengontrol hama atau pun pengaturan perairan atau irigasi. Belum lagi untuk memastikan ketersediaan makanan bagi ternak mereka saat malam hari. 


“Sebelum ada penerangan, warga yang pergi ke sawah dan kandang di malam hari dapat dihitung jari. Namun, selepas jalan usaha tani terang, makin banyak warga yang lewat jalan tersebut untuk melakukan perawatan tanaman di sawahnya dan juga ternak di kandang,” Ahmad menambahkan. 

 

Perangkat dusun ini menambahkan bahwa peningkatan mobilitas petani dan peternak ini tidak hanya berdampak positif pada peningkatan kekompakan warga saja, tetapi juga dari sisi keamanan dusun secara umum.


“Warga yang ke sawah dan kandang di malam hari pun saling bergantian. Jadi ramai jalannya sehingga bisa mengantisipasi kejahatan, seperti pencurian ternak kambing/domba atau kejahatan lainnya di sekitar area jalan desa,” tambah Ahmad.


Selain apresiasi atas hibah PJU, Ahmad mewakili warganya juga menyampaikan terima kasih kepada tim Pengmas PENS yang siap membantu jika ada kendala saat dioperasikan di lapangan. 


“Angin di sini sangat kencang, bisa jadi itu penyebabnya. Pada awalnya jika error, kami akan mengontak tim PENS. Namun sekarang kami sudah bisa memperbaiki sendiri karena telah diajari bagaimana cara mengatasinya,” katanya. 


Koordinator Pengmas Program Studi Elektro Industri, Luki Septya Mahendra dan Ahmad Firyal, menyampaikan jika penerangan (PJU, red.) ini merupakan hasil kerja bersama antara dosen, tendik dan mahasiswa prodi tersebut.   


PJU ini menggunakan 4 panel surya dengan kapasitas per panelnya 100 WP. Pada waktu puncak, pukul 09.00 s.d. 14.00 WIB atau kurang lebih 5 jam estimasi energi yang dihasilkan mencapai 2000 Wh. Energi tersebut disimpan pada 2 unit baterai berkapasitas total 200 Ah. 




“Ada 10 titik lampu, berdaya masing-masing 15 Watt yang akan menyala selama 12 jam dari pukul 17.00 s.d. 05.00 WIB tiap harinya sehingga jalan utama yang dilalui oleh warga mendapat penerangan yang cukup,” terang Luki Septya.


Selain menyerahkan PLTS yang juga berfungsi sebagai terminal listrik darurat, Prodi Elektro Industri juga mengadakan kegiatan edukasi pemanfaatan PLTS sebagai energi listrik untuk penerangan jalan tani kepada warga dan anak-anak SD. Edukasi ini dilaksanakan sejalan dengan ‘Program Yuk Kenal Teknologi’ bekerja sama dengan Humas Eksternal PENS. (PENS/Nan/Cecep)