Pertukaran Mahasiswa Merdeka Tahun 2024 Bakal Diikuti Lebih dari 16.000 Mahasiswa

Pertukaran Mahasiswa Merdeka Tahun 2024 Bakal Diikuti Lebih dari 16.000 Mahasiswa



Jakarta, Ditjen Vokasi - Sedikitnya 16.000 mahasiswa akan mengikuti program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) angkatan keempat tahun 2024 atau PMM 4. Mereka akan tersebar di 128 Perguruan Tinggi (PT) Penerima pelaksana di seluruh Indonesia untuk mengalami langsung perkuliahan sekaligus praktik-praktik kebinekaan masyarakat melalui modul-modul nusantara. 


Sebagai rangkaian tahap awal, ke-128 PT Penerima pelaksana telah melakukan penandatangan perjanjian kerja sama yang dilakukan di Plaza Insan Berprestasi, Kantor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kamis (18-01-2024). Prosesi penandatangan dilakukan secara simbolis oleh perwakilan dari Politeknik Negeri Malang dan Universitas Padjadjaran. 


Kepala Program Pertukaran Mahasiswa Merdeka dan Kampus Mengajar, Asri Aldila Putri, mengatakan bahwa minat perguruan tinggi untuk terlibat dalam program PMM terus meningkat setiap tahunnya. Untuk tahun 2024 ini, setidaknya terdapat 210 perguruan tinggi yang menjadi PT Penerima dalam program tersebut.


“Dari 210 ini kemudian terpilih 128 perguruan tinggi yang hari ini melakukan penandatangan perjanjian kerja sama,” kata Asri dalam laporannya saat penandatangan perjanjian kerja sama.




Ke-128 PT pelaksana tersebut tersebar di 29 dari 38 provinsi di Indonesia di enam kluster pulau yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali -Nusa dan Maluku-Papua. Dengan demikian distribusi mahasiswa di pada enam klaster pulau di Indonesia sudah terpenuhi secara merata. 


Sementara itu, para mahasiswa peserta PMM 4 berasal dari 34 provinsi di Indonesia, di mana klaster terbanyak berasal dari klaster Pulau Sumatra 40,8% atau 6.628 mahasiswa. 


“Sementara untuk asal mahasiswa PMM 4 paling banyak berasal dari Provinsi Sumatra Utara 13,59% atau 2.208 mahasiswa,” kata Asri.


Sebagai informasi, Program PMM yang tahun ini menginjak tahun empat adalah program pertukaran mahasiswa dalam negeri untuk saling mendapat pengalaman belajar di sejumlah daerah yang digagas Kemendikbudristek. Peserta PMM, baik mahasiswa dari program akademik maupun vokasi, nantinya diperbolehkan kuliah lintas program studi. Mahasiswa juga akan merasakan langsung keberagaman budaya nusantara.



Agen Perdamaian


Dalam sambutannya, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati,  memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan PMM yang dinilai telah memberikan pengalaman yang tidak bisa dirupiahkan bagi para mahasiswa. Menurut Dirjen Kiki, di tengah kehidupan yang kian kompleks, program PMM berperan dalam membekali mahasiswa dengan kemampuan berkolaborasi, bekerja sama, serta menghargai keberagaman. 




“Pakar sekarang tidak lagi menggunakan hukum survival of the fittest, tetapi mulai mengangkat satu hukum baru, survival of the friendliest. Jadi, mereka yang mampu berkolaborasi, bekerja sama, dan menghargai keberagaman itulah yang akan eksis,” kata Dirjen Kiki.


Oleh karena itu, Dirjen Kiki meminta PT Penerima pelaksana untuk memberikan pengalaman yang beragam kepada mahasiswa yang tidak hanya akan membuka wawasan, tetapi juga menginspirasi mahasiswa menghargai dan nyaman dengan keberagaman.


“Kami mohon perkenalkan budaya dan kebiasaan di tempat bapak ibu kepada mahasiswa karena bisa jadi itu menjadi hal yang tidak biasa bagi mahasiswa dan akan membuat mereka nyaman menerima perbedaan, nyaman dalam konflik. Dengan kemampuan itulah, maka mereka akan mampu menyelesaikan setiap konflik yang terjadi,” Dirjen Kiki menambahkan.


Sementara itu, Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Sri Suning Kusumawardani, mengatakan bahwa penandatangan perjanjian kerja sama tersebut menjadi bentuk komitmen bagi PT Penerima pelaksana untuk mengawal program PMM agar mencapai luaran yang diinginkan.




“Kami mengharapkan sekali pengakuan atas 18—20  SKS untuk mahasiswa peserta harus kita kawal bersama karena masih 62 persen. Tahun ini kami harapkan menjadi 100 persen,” kata Sri Suning. (Nan/Cecep)