Pertemukan Investor dan Inventor, PENS Gelar Business Matching 2023
Surabaya, Ditjen Vokasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) kembali menggelar ajang pencocokan bisnis (business matching). Kali ini, PENS tidak hanya menghadirkan inovasi-inovasi mereka saja, tetapi juga sejumlah paten dan grup riset.
Sejumlah produk inovasi yang ditampilkan pada kegiatan Business Matching PENS 2023 ini merupakan karya inovatif dari 10 startup binaan PENS. Total paten yang ditampilkan mencapai 14 paten dan juga dua grup riset. Kegiatan Business Matching PENS 2023 sendiri diselenggarakan di Dyandra Convention Center, Surabaya, pada Rabu (8-11-2023).
Berbicara saat membuka acara, salah satu guru besar PENS, Prof. Amang Sudarsono, mengatakan bahwa sebagai acara tahunan, ajang pencocokan bisnis tersebut bertujuan sebagai wadah bertemunya startup binaan PENS dengan para investor.
“Agenda ini juga menjadi salah satu sarana guna menambah wawasan dan jejaring baru dalam bisnis,” kata Prof. Amang yang baru saja dikukuhkan sebagai guru besar PENS pada Juli lalu tersebut.
Lebih lanjut, Prof. Amang menyampaikan bahwa startup yang terdiri atas mahasiswa dan alumni memiliki peluang untuk mengembangkan usahanya melalui pertemuan bisnis ini. Oleh karena itulah, ia menilai kegiatan business matching ini memiliki peran yang strategis sebagai penghubung antara investor dan inventor.
Dalam sesi pitching, para inventor yang tak lain merupakan para mahasiswa maupun alumni tersebut berkesempatan menyampaikan ide gagasan termasuk pengembangan bisnis dan produk yang telah mereka geluti beberapa bulan, bahkan tahun ini secara bergantian. Pada kesempatan tersebut, Prof. Amang juga menyampaikan berbagai berbagai capaian inkubator bisnis PENS Sky Venture dalam 2 tahun ini. PENS, lanjut Prof. Amang, hingga saat ini memiliki 200-an paten dan juga memiliki sejumlah bidang unggulan teknologi. Salah satunya berfokus pada sektor pertanian, di mana PENS turut andil dalam berbagai pengembangan produk serta riset di bidang teknologi pertanian.
“Salah satunya, kami memanfaatkan IoT untuk membantu produktivitas pertanian. Contohnya untuk budi daya melon, padi, penanganan hama. Ada yang menggunakan sensor, drone, robot untuk pertanian tersebut,” jelas Prof. Amang.
Sementara itu, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, yang turut hadir sebagai narasumber talkshow business matching menyampaikan jika Kadin telah berupaya untuk mendorong agar perguruan tinggi vokasi termasuk PENS giat melakukan riset dan pengembangan produk inovasi, khususnya terkait pertanian untuk mencapai Indonesia Emas.
Jawa Timur, menurut Adik, perlu lebih serius mengembangkan sektor pertanian, selain industri manufaktur dan perdagangan. Sebagai menyumbang produk domestik bruto (PDB) besar, sektor pertanian sangat membutuhkan sentuhan teknologi di berbagai bidang, dari hulu ke hilir.
Agar terbentuk ekosistem kemitraan yang kuat, untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah di Jawa Timur ke depannya, Kadin Jawa Timur siap mendorong perguruan tinggi vokasi dapat berfokus pada sektor agromaritim, yakni pertanian, perkebunan hingga perikanan.
“Pembangunan dimulai dari desa, menyerap tenaga kerja yang besar sehingga ini perlu diberikan sentuhan teknologi. Kalau desanya tumbuh, perkotaan juga bisa tumbuh. Salah satunya adalah terkait dengan pertanian. Teknologinya kita masih ketinggalan, efisiensi petani terkait pemupukan masih kurang, juga pascapanennya,” kata Adik yang melihat potensi perkembangan sektor pertanian di Jawa Timur, di tengah permasalahan stunting, ketahanan pangan dan swasembada.
Dalam kesempatan yang sama turut pula disosialisasikan mengenai Matching Fund Kedaireka, Talkshow, dan Penandatanganan MoU antara PENS dengan PERURI (PRIFA) serta Kadin Jawa Timur. (PENS/Nan/Cecep)