Perkuat Kompetensi Guru SMK, BBPPMPV Pertanian Dorong Produk Olahan Hewani Berkualitas
Cianjur, Ditjen Vokasi - Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Pertanian (BBPPMPV Pertanian) mengambil langkah strategis dalam mendukung pengolahan produk hewani berkualitas. Salah satu caranya adalah dengan program Upskilling dan Reskilling Guru Vokasi Angkatan 11.
Dalam kelas pengolahan daging, BBPPMPV Pertanian membina puluhan guru dari berbagai daerah di Indonesia. Kegiatan ini bertujuan untuk membekali para guru dengan keterampilan praktis dan pengetahuan terkini tentang pengolahan daging, seperti pembuatan sosis, nuget, serta produk yang berorientasi pada pasar lokal maupun ekspor, tanpa mengesampingkan nutrisi.
Widyaiswara atau pengajar BBPPMPV Pertanian, Suprijadi, mengungkapkan bahwa program Upskilling dan Reskilling sudah mewakili materi produk olahan daging ayam ataupun sapi. Dengan demikian, pelatihan ini mampu menambah wawasan bagi para peserta.
“Materi pelatihan mencakup pengetahuan tentang karakteristik daging yang sesuai untuk bakso, nuget, dan sosis, mekanisme emulsi dalam pengolahan daging, hingga penerapan prinsip Good Manufacturing Practices (GMP) dan Sanitation Standard Operating Procedures (SSOP),” jelas Suprijadi.
Suprijadi pun menyarankan untuk menambahkan materi olahan susu. Menurutnya, dengan banyaknya produk olahan susu yang berkembang saat ini, penguatan kompetensi dalam produk tersebut pun perlu diperkuat.
Cerita Guru Vokasi
Pelatihan selama kurang lebih dua minggu menjadi pengalaman yang berharga bagi Nafisa Firda Aulia, guru program keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) SMKN 1 Kedung, Jepara, Jawa Tengah. Guru muda yang sudah mengajar empat tahun tersebut pun mengungkapkan antusiasnya dalam mengikuti pelatihan.
“Proses pembelajaran di kelas serta di laboratorium praktik serta pemateri yang kompeten sangat menciptakan suasana belajar yang efektif,” ungkap Nafisa.
Selain itu, menurut Nafisa, para peserta juga tidak hanya memperoleh keterampilan teknis dalam pengolahan daging, tetapi peserta juga memperkuat soft skills yang dibutuhkan di dunia kerja dengan magang di industri. Nafisa bercerita bahwa pengalaman magang di industri, yaitu PT Serena Harsa Utama, Bandung Barat, menambah pengetahuan tentang sistem kerja industri pengolahan daging.
Nafisa menyebutkan, “Selama magang, saya belajar tentang produksi bakso dan sosis yang terdiri atas budaya kerja industri, sanitasi, pengenalan alat produksi, pengawasan mutu, pengemasan, perizinan industri produk pangan, strategi pemasaran, dan bahkan analisa biaya produksi.”
Sebagai bentuk tindak lanjut dari pelatihan ini, Nafisa pun sudah mengaplikasikan pengolahan produk hewani di sekolah dengan lebih efektif. Ia juga menerapkan sistem pembelajaran berbasis projek atau project-based learning (PBL) dalam memproduksi sosis, bakso, dan nuget yang berkualitas tinggi oleh para peserta didik di SMKN 1 Kedung. (BBPPMPV Pertanian/Zia/Cecep)