Peran Strategis Pendidikan Vokasi dalam Melestarikan Warisan Budaya melalui Program PKW Tekun Tenun dan Kriya

Peran Strategis Pendidikan Vokasi dalam Melestarikan Warisan Budaya melalui Program PKW Tekun Tenun dan Kriya

Surakarta, Ditjen Vokasi – Pendidikan vokasi memegang peran penting dalam upaya pelestarian warisan budaya kriya dan tekstil. Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan budaya, termasuk di dalamnya ialah seni kriya dan tekstil tradisional nusantara.



Kain tenun dan bentuk kriya lainnya tidak hanya merupakan simbol identitas budaya, tetapi juga memiliki nilai ekonomi yang signifikan. Seiring perkembangan zaman, terdapat tantangan besar dalam menjaga dan melestarikan warisan ini. 


Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan pun mengambil langkah pasti untuk menjaga keberlangsungan dan pengembangan dunia kriya dan tekstil. Salah satunya adalah melalui program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tekun Tenun dan Kriya yang bekerja sama dengan Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas).



Dalam gelar wicara yang menjadi salah satu rangkaian acara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-44 Dekranas (16-05-2024), Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, menyampaikan bahwa pada dasarnya setiap manusia memiliki kemampuan untuk belajar sendiri apalagi di zaman teknologi yang serba canggih. Ada berbagai media yang bisa digunakan untuk media belajar. Akan tetapi, pemerintah memiliki tiga tugas yang harus dilakukan untuk masyarakat terutama untuk mereka yang tidak bersekolah. 


Tiga tugas tersebut ialah memberikan pengalaman keterampilan dan pengalaman pengalaman, memberikan inspirasi untuk membangun kreativitas, dan membangunkan jejaring. Melalui program PKW Tekun Tenun dan Kriya, pemerintah mengharapkan nantinya peserta didik dapat menjadi warga negara yang produktif dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan masyarakat luas.



“Keikutsertaan Ditjen Pendidikan Vokasi dalam acara HUT ke-44 Dekranas ini ialah untuk membuka jalan insan vokasi supaya bisa bertemu dengan jejaring yang luas. Tidak ada wirausaha yang bisa jalan tanpa adanya jejaring yang luas dan kuat,” ucap Dirjen Kiki.


Program yang telah berjalan sejak tahun 2020 ini turut serta melibatkan pemerintah daerah di seluruh Indonesia. Dirjen Kiki pun mengajak seluruh pemangku kebijakan di masing-masing daerah dan masyarakat umum untuk ikut bergotong royong menyukseskan program tersebut. 


“Sampai saat ini belum ada negara yang pendidikannya bagus, tapi ekonominya jelek begitu pun sebaliknya. Ekonomi dan pendidikan harus bergandeng tangan karena pendidikan yang relevan dengan ekonomi dapat membantu memajukan perekonomian negara,” tegas Dirjen Kiki.



Sementara itu, Mikhailia Tikha Alamsjah, Ibu Bupati Ogan Ilir, pun menyampaikan apresiasinya atas pelaksanaan program PKW Tekun Tenun dan Kriya yang digaungkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan. Melalui program tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan Ilir dapat meregenerasi pelaku tenun gebeng, di mana motif tersebut ialah motif khas dari daerah Ogan Ilir. 


“Sangat penting untuk kita menanamkan rasa memiliki akan budaya sendiri pada generasi muda. Terima kasih kami ucapkan kepada Ditjen Pendidikan Vokasi karena kami sudah dipercaya untuk menjalankan program tersebut bersama Dekranasda,” ucap Tikha.


Dalam gelar wicara tersebut juga, turut hadir alumnus PKW Tekun Tenun tahun 2023, Monika Situmorang. Monika menceritakan perjalanannya dari awal hingga ia bisa sukses menjalankan usaha tenunnya. 


“Saya pernah mengalami penolakan di mana kain tenun saya yang pertama ditolak oleh tengkulak karena dianggap seperti kain lap. Saya sempat down dan tidak menenun selama satu minggu,” ucap Monika. 


Akan tetapi, hujatan tersebutlah yang membuat Monika bangkit dan semangat dalam menenun karena dalam hari Monika telah tertanam bahwa menenun adalah cita-citanya. 


“Walaupun kita tidak bersekolah dan tinggal di desa tapi kita harus semangat. Dari tenun kita juga bisa sukses,” jelas Monika. (Aya/Cecep)