Penuhi Kebutuhan Masyarakat Maros, SMKN 1 Maros Kembangkan Pembiakan Bibit Ikan Nila

Penuhi Kebutuhan Masyarakat Maros, SMKN 1 Maros Kembangkan Pembiakan Bibit Ikan Nila

Maros, Ditjen Vokasi – Siapa di sini yang hobi makan ikan? Ikan merupakan salah satu bahan lauk-pauk yang tinggi akan protein. Sebagai negara kepulauan tentunya kita tidak terlalu sulit untuk menemukan sumber protein hewani yang satu ini.


Salah satu jenis ikan yang sering kita temui di pasaran ialah ikan nila. Ikan nila merupakan satu dari sekian banyak komoditas ikan air tawar. Rasanya yang enak dan gampang didapatkan membuat permintaannya di pasar menjadi tinggi. Hal ini tentunya sangat menguntungkan untuk petani ikan. Akan tetapi, yang menjadi masalah adalah apabila permintaan ikan nila siap panen tinggi dan keberadaan benih ikan nila sulit untuk didapatkan. Alhasil, terjadilah ketimpangan dan inilah yang terjadi di area pertambakan rakyat di wilayah Maros, Sulawesi Selatan.


Oleh karena itu, untuk menguraikan permasalahan tersebut SMKN 1 Maros melalui Jurusan Agribisnis Perikanan Air Tawar pun mengembangkan produksi benih ikan nila di sekolah. Proses produksi dilakukan melalui kegiatan teaching factory (Tefa) yang dikelola oleh siswa bersama guru di bawah koordinasi mitra industri. 


“Ketersediaan bibit di dalam belum bisa memenuhi kebutuhan petani sehingga mereka terpaksa harus order dari luar pulau. Kami yang sudah bermitra dengan CV Karunia pun akhirnya membudidayakan bibit ikan nila,” ujar Paharuddin, guru Jurusan Agribisnis Perikanan Air Tawar, SMKN 1 Maros.


Proses produksi bibit ikan nila menggunakan siklus mingguan dengan estimasi waktu sekitar 15 hari. Untuk sekali siklus produksi SMKN 1 Maros dapat menghasilkan rata-rata 8—10 ribu bibit nila. Bibit-bibit tersebut kemudian diambil oleh industri untuk didederkan hingga mencapai ukuran 3—5 cm atau 7—10 cm.


Benih ikan yang sudah mencapai ukuran matang kemudian dipasarkan ke petani tambak untuk masuk ke proses pembesaran. Bibit ikan nila yang dikembangkan oleh SMKN 1 Maros memiliki keunggulan yakni kualitas bibit yg lebih terjamin karena indukannya terpantau oleh mitra industri. Selain itu, proses pembenihan di SMKN 1 Maros memiliki jaminan produksi karena SMKN 1 Maros sudah memperoleh sertifikat cara pembenihan ikan yang baik (CPIB) dari Direktorat Jenderal Perikanan dan Kelautan.


Proses pembibitan ikan nila yang dilakukan oleh SMKN 1 Maros nyatanya tidak hanya bermanfaat untuk para petani tambak, tetapi para siswa yang mengelolanya pun turut merasakan manfaatnya.


“Kami dapat belajar dan melihat secara langsung proses produksi sekaligus mengimplementasikan pelajaran yang diperoleh di ruang teori. Kami juga senang karena bisa membantu masyarakat sekitar untuk memperoleh bibit berkualitas,” ucap Ihsan, siswa Jurusan Agribisnis Perikanan Air Tawar, SMKN 1 Maros.


Ihsan menambahkan bahwa dengan ikut terlibat dalam proses pembenihan tersebut dirinya menjadi tahu hal-hal yang harus diperhatikan saat mengalami kendala pembenihan. 


“Ilmu yang saya dapatkan ini akan berguna untuk ke depan jika saya sudah lulus dari sekolah. Ini juga bisa menjadi bekal saya untuk membuka usaha pembenihan,” pungkas Ihsan. (Aya/Cecep)