Pendidikan Vokasi sebagai Akselerator Pertumbuhan Ekonomi

Pendidikan Vokasi sebagai Akselerator Pertumbuhan Ekonomi



Bogor, Ditjen Vokasi - Pendidikan vokasi memiliki peran strategis sebagai penggerak dan akselerator pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan vokasi yang berfokus pada keahlian terapan dan mengutamakan praktik diyakini bisa menjadi  salah satu penggerak ekonomi masyarakat. 

 

Saat berbicara dalam kegiatan Bootcamp Unite for Education (UFE) Sustainability Forum 2023, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mengatakan bahwa peran konkret pendidikan vokasi sebagai penggerak ekonomi masyarakat dapat dilihat dari peran pendidikan vokasi sebagai penyuplai sumber daya manusia (SDM) yang andal, kompetendan relevan dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri (DUDI).

 

SDM yang terampil dan kompeten dapat menciptakan tenaga kerja dengan produktivitas tinggi yang sangat dibutuhkan oleh industri. Hal tersebut juga menjadi salah satu kunci penting yang dapat menggerakkan sektor industri untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas. Di sisi lain, kompetensi dan keterampilan tinggi dapat mendorong peningkatan taraf hidup masyarakat itu sendiri. 

 

Tidak hanya menyiapkan SDM andal untuk bekerja, pendidikan vokasi juga berpotensi untuk meningkatkan sumber daya manusia untuk berwirausaha,” kata Dirjen Kiki. 

 

Masih menurut Kiki, kemampuan pendidikan vokasi menghasilkan SDM yang andal untuk berwirausaha ini tidak hanya akan mendorong pertumbuhan ekonomi di masyarakat, tetapi juga mampu menjawab tantangan keterbatasan lapangan kerja yang dihadapi saat ini. 

 

Menurut Kiki, setiap tahunnya ada 1,65 juta lulusan perguruan tinggi dan 1,8 juta lulusan tingkat SMA/SMK/MA yang tidak melanjutkan studi. Artinya, setiap tahun ada 3,45 juta pencari kerja baru. Padahal, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2022, ada 8,42 juta penganggur. 

 

Kami harus realistis bahwa kami tidak bisa hanya mengandalkan industri untuk menyerap dan menyediakan lapangan pekerjaan bagi lulusan kami. Dengan pendidikan vokasi, kami tidak hanya menyiapkan SDM yang andal untuk bekerja, tetapi juga untuk berwirausaha dengan menciptakan lapangan kerja baru dan menggerakkan perekonomian di sekitar mereka, kata Kiki.

 

Peran konkret lain pendidikan vokasi sebagai penggerak dan akselerator pertumbuhan ekonomi juga dapat dilihat dari peran pendidikan vokasi sebagai fasilitator riset kolaborasi dengan DUDI serta kontributor pendidikan vokasi pada kegiatan research and development(R&D) untuk hilirisasi produk. 

 

Riset-riset terapan yang dihadirkan dari satuan-satuan pendidikan vokasi tidak lagi hanya untuk memenuhi rasa keingintahuan peneliti semata, tetapi diarahkan untuk menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi oleh industri dan juga masyarakat, termasuk usahamikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang ada di sekitar mereka. 

 

Satuan pendidikan vokasi dapat memanfaatkan kemitraan dengan industri dan UMKM yang ada di sekitar mereka untuk mencari solusi dari persoalan yang dihadapi oleh industri dan UMKM yang bisa untuk meningkatkan produktivitas dari industri maupun UMKM, kata Kiki. 

 

Dirjen Kiki mencontohkan, keberadaan SMK Jurusan Desain Komunikasi Visual yang dapat membantu UMKM kuliner yang ada di sekitar mereka dalam pembuatan konten-konten promosi untuk meningkatkan penjualan UMKM kuliner tersebut. 

 

Praktik baik pendidikan vokasi dalam menggerakkan ekonomi masyarakat salah satunya berlangsung di SMK Wikrama Bogor, Jawa Barat. SMK Wikrama Bogor telah membantu UMKM untuk go digital yang dilakukan oleh para siswa Jurusan Pemasaran. Selain membantu UMKM go digital, para siswa juga membantu memasarkan produk UMKM, mulai fesyen, makanan, kerajinan tangan, dan sebagainya melalui kelas live streaming TikTok Shop.

 

“Dengan adanya kelas live streaming TikTok Shop ini, anak-anak menjadi terlatih dan terampil dalam memasarkan produk yang nyata. Masyarakat [UMKM-red] juga terbantu dalam meningkatkan pemasaran produk mereka,” kata Kepala Program Jurusan Pemasaran, SMK Wikrama Bogor, Rina Finanti.

 

Salah satu UMKM yang merasakan manfaat langsung dari keberadaan Jurusan Pemasaran,SMK Wikrama adalah Amanta Segar. UMKM yang bergerak di bidang kuliner ini dibantu untuk go digital, yakni membuat akun media sosial, membuat konten-konten untuk pemasaran, dan sebagainya.

 

“Kami merasa sangat terbantu berkat siswa SMK Wikrama Bogor. Kami bisa menjual produk kami secara online dan itu dampaknya luar biasa bagi penjualan produk kami,” kata Annisa Nurul Koesmarini, pemilik UMKM Amanta Segar.     

 

Selain sebagai fasilitator, pendidikan vokasi juga diarahkan sebagai akselerator bisnis pemula/startup ataupun inkubator bisnis melalui teaching factory. Model pembelajaran melalui teaching factory akan menumbuhkembangkan karakter dan etos kerja (disiplin, tanggung jawab, jujur, kerja sama, dan kepemimpinan) yang dibutuhkan DUDI.

 

Teaching factory juga dapat meningkatkan kualitas hasil pembelajaran yang membekali kemampuan memproduksi barang/jasa (production-based training). Hal tersebut penting sebagai wahana kreativitas pengembangan jiwa entreprenuer, bahkan sebelum mereka lulus sekali pun.  

 

Setelah lulus, mereka diharapkan bisa menjadi wirausahawan yang bisa menggerakkan ekonomi di sekitar mereka, kata Kiki. 

 

Untuk memaksimalkan peran-peran tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus melakukan berbagai upaya transformasi terhadap pendidikan vokasi. Upaya transformasi ini dilakukan dengan mengedepankan 3 (tiga) nilai yang diusung dalam pendidikan vokasi, yakni nilai pendidikan, nilai ekonomi, dan juga nilai sosial. (Nan/Cecep Somantri)