Pendidikan Vokasi Persiapkan Peserta Didik di Tengah Era Disrupsi

Pendidikan Vokasi Persiapkan Peserta Didik di Tengah Era Disrupsi

Depok, Ditjen Vokasi - Tanpa kita sadari, saat ini kita sudah memasuki era disrupsi. Era disrupsi merujuk pada periode, di mana perkembangan teknologi, inovasi, dan perubahan yang cepat secara drastis mempengaruhi dan mengubah cara kita hidup, bekerja, dan berinteraksi dalam berbagai aspek kehidupan. Maka dari itu, pendidikan vokasi harus mempersiapkan peserta didik di tengah era disrupsi tersebut.


Hal itu lah yang disampaikan oleh Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda, dalam program Upskilling & Reskilling Berstandar Industri Guru Kejuruan SMK Tahun 2023 Gelombang 2, pada Jumat (7-7-2023).  Kegiatan ini diadakan oleh Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bisnis dan Pariwisata (BBPPMPV Bispar), Kota Depok, Jawa Barat.


“Untuk mempersiapkan peserta didik di era disrupsi, perlu ada penyelarasan antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI),” ujar Syaiful Huda dalam pemaparan materi kebijakan pendidikan di Indonesia.


Dalam penyelarasan, satuan pendidikan vokasi dapat berkolaborasi dengan DUDI, khususnya dalam hal kurikulum. Dengan adanya penyelarasan kurikulum yang berstandar industri, peserta didik dapat memiliki kompetensi yang dicari oleh industri sehingga akan berdampak pada angka tingkat pengangguran terbuka (TPT).


“Ini harus dituntaskan, bahwa semua lulusan sekolah kejuruan harus mampu diserap oleh dunia usaha dan dunia industri," harapnya.


Pemerintah sebagai pemangku kebijakan pun telah berupaya maksimal untuk mengatasi tantangan tersebut. Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudirstek) bersama Komisi X DPR RI merancang berbagai program prioritas termasuk Program Upskilling & Reskilling untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi pendidik dan peserta didik.


Menurutnya, pemerintah memberikan peluang dan menjadi jembatan untuk menjodohkan atau mempertemukan DUDI dengan satuan pendidikan vokasi, khususnya di SMK. Melalui cara tersebutlah DUDI dapat berperan aktif di bidang pendidikan vokasi dan berkolaborasi untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.


Kepala BBPPMPV Bispar, Sabli, mendorong kolaborasi tersebut antara DUDI dan SMK dengan program Upskilling dan Reskilling. Program yang dilaksanakan 4 gelombang tersebut meliputi 9 keahlian dan sudah dimulai sejak April sampai dengan Agustus 2023. 


“Total sebanyak 2.440 guru SMK bidang bisnis dan pariwisata dari seluruh wilayah Indonesia. Program ini tidak hanya pelatihan tetapi juga penguatan dan magang langsung di industri,” jelas Sabli.


Selain itu, peserta program juga akan melakukan sertifikasi industri dan penyelarasan industri dengan membuat teaching project. Teaching project menjadi komitmen peserta untuk menerapkan budaya industri di sekolahnya masing-masing. Dengan penguatan pendidik melalui program ini akan  mempersiapkan peserta didik untuk memiliki kompetensi yang dibutuhkan oleh industri sehingga siap menghadapi era disrupsi. (BBPPMPV Bispar/Zia/Cecep)