Peduli Bayi Prematur, Tim Dosen Polindra Rancang Inkubator Bayi Portable yang Bisa Dipinjam Warga Secara Gratis

Peduli Bayi Prematur, Tim Dosen Polindra Rancang Inkubator Bayi Portable yang Bisa Dipinjam Warga Secara Gratis

Indramayu, Ditjen Vokasi - Tingginya kasus bayi prematur di Indonesia mendorong tim dosen Politeknik Negeri Indramayu (Polindra) mengembangkan inkubator portable. Tidak hanya mengembangkan, melalui program Sosioteknopreneur Peduli kesehatan bayi yang diberi nama ‘I-Care’ (Peduli Inkubator Bayi), Polindra juga meminjamkan perangkat inkubator portable tersebut ke keluarga-keluarga yang membutuhkan inkubator untuk bayi prematur mereka.


Kegiatan ‘I-Care’ sendiri menjadi bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang dilakukan oleh Polindra. Ide awal dari program I-Care sendiri bermula dari minimnya fasilitas pelayanan kesehatan di Indonesia, khususnya inkubator bayi yang  belum merata hingga ke pelosok daerah.


“Alat tersebut masih tergolong eksklusif untuk bisa dirasakan manfaatnya bagi kalangan masyarakat ekonomi ke bawah atau pra-sejahtera sehingga pelayanan terhadap penanganan bayi prematur menjadi terkendala,” kata Yudhy Kurniawan, dosen Program Studi (Prodi) Teknik Pendingin dan Tata Udara, Polindra, sekaligus Ketua Tim Program Pengabdian Kepada Masyarakat Polindra.


Saat ini setidaknya ada dua unit inkubator bayi portabel yang telah dipinjamkan Polindra kepada masyarakat. Salah satunya adalah inkubator portabel yang dipinjamkan untuk masyarakat Desa Tugu Kidul, Kecamatan Sliyeg, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. 


“Total sebenarnya kami sudah memiliki enam unit inkubator portabel. Dua sudah kami serahkan ke bidan desa untuk dikelola jika ada warga masyarakat yang membutuhkan. Untuk empat unitnya masih dilakukan pengembangan inovasi,” ujar Yudhy Kurniawan.


Inkubator bayi portabel yang dikembangkan oleh Polindra sendiri merupakan hasil pengembangan inkubator portabel yang diciptakan sebelumnya oleh tim inkubator bayi dosen dari Universitas Indonesia (UI).


“Kami melakukan duplikasi dan pengembangan terhadap inkubator portable dari UI yang kemudian kami pinjamkan bagi masyarakat yang membutuhkan,” Yudhy menambahkan.


Menurut Yudhy, kegiatan peminjaman inkubator secara gratis kepada masyarakat ini dilakukan melalui pendekatan langsung dengan kegiatan sosialisasi sekaligus pendataan pengguna melalui media Whatsapp. 


“Alhamdulillah, semua mitra yang menggunakan inkubator ini merasakan manfaat yang begitu besar. Mereka sangat berterima kasih dengan program peminjaman inkubator bayi ini secara gratis ini,” tambah Yudhy.


Yudhy menambahkan bahwa keunggulan inkubator portabel ini tidak hanya mudah dibawa, tetapi juga penggunaan daya listrik yang rendah, yakni hanya sekitar 50 watt saja. Selain itu, pengguna juga tidak perlu menggunakan AC di rumah seperti ruang pengondisian inkubator yang ada di rumah sakit, serta orang tua sang bayi dapat memonitor perkembangan sang bayi lebih dekat.


“Masyarakat yang ingin melakukan peminjaman hanya tinggal berkoordinasi dengan bidan desa setempat kemudian inkubator ini bisa dibawa ke rumah untuk bayi prematur mereka,” tambah Yudhy.


Yudhy berharap program peminjaman inkubator bisa terus meluas sehingga lebih banyak masyarakat yang merasakan manfaat. Termasuk meningkatkan kesadaran banyak masyarakat untuk peduli dan saling membantu terutama kepada kalangan ekonomi lemah atau pra-sejahtera. (Polindra/Nan/Cecep)