Pameran Produk Ramah Lingkungan Karya Insan Vokasi di ESD-Net 2030 Asia-Pasifik
Badung, Ditjen Vokasi – Tak hanya mendiskusikan isu tentang lingkungan saja, dalam rangkaian Education for Sustainable Development (ESD)-Net 2030 Asia-Pacific Regional Meeting di Bali pada 12—14 Juni 2023, para delegasi disuguhkan dengan pameran karya siswa SMK dan politeknik.
Isu lingkungan memang sedang menjadi salah satu topik pembahasan yang hangat. Kondisi alam yang berubah-ubah menuntut semua pihak untuk bisa berpikir kritis dan mencari solusi untuk menghadapi hal tersebut dan melalui pendidikan diharapkan dapat mewujudkan implementasi ESD ini.
Di pertemuan ini lah para delegasi saling bertukar pikiran dan pengalaman dalam mengimplementasikan ESD. Sebagai salah satu wujud implementasi ESD pada pendidikan vokasi di Indonesia dalam acara ini SMK PGRI 2 Badung, SMK Restumuning, dan Politeknik Negeri Bali berkesempatan untuk memamerkan produk-produk unggulannya.
Berbagai produk dipamerkan dalam acara ini. Tak hanya itu, mereka pun menunjukkan cara pembuatan ataupun cara kerja dari produk yang mereka bawa kepada para pengunjung. Antusias dari para delegasi, wisatawan lokal, dan wisatawan asing pun turut memeriahkan acara pameran ini. Mereka mendatangi stan-stan untuk melihat produk dan cara pembuatannya hingga ikut belajar membuat produknya.
Kepala SMK Restumuning, Ni Putu Sukiwanti, menuturkan bahwa untuk pameran ESD-Net 2030 ini SMK Restumuning membawa beberapa produk yang mana produk tersebut dibuat menggunakan bahan-bahan yang tersedia di alam tanpa adanya bahan campuran berbahaya.
“Setelah kami ditunjuk untuk ikut pameran ini kami mempersiapkannya sebaik mungkin. Kami memikirkan produk apa yang harus kami pamerkan untuk mencerminkan sekolah kami dan identitas negara ini. Kebetulan kami memiliki produk unggulan seperti selai stroberi, dodol stroberi, dan minyak herbal. Semua bahan diambil dari alam dan dibuat secara tradisional sehingga aman untuk digunakan. Selain produk ini kami pun memamerkan produk daur ulang sampah plastik yang mana sampah-sampah plastik ini kita oleh menjadi bahan bakar oli dan residunya kita olah menjadi suvenir,” ucap Ni Putu.
Guru Produktif Desain Komunikasi Visual, SMK PGRI 2 Badung, Ni Luh Putu Kurniawati, menyampaikan bahwa dalam pameran ini sekolahnya menampilkan mesin robot pembersih lantai, mesin robot pemilah sampah, mobil listrik, engine cut off motor, dupa herbal, dan teh kombucha.
“Ini semua merupakan produk yang dibuat oleh siswa bersama guru di sekolah. Produk-produk ini sebagai salah satu wujud kepedulian SMK PGRI 2 Badung terhadap lingkungan. Melalui pendidikan kami memberikan ilmu pengetahuan tanpa menghiraukan keberadaan lingkungan,” ucap Ni Luh.
Selain SMK PGRI 2 Badung dan SMK Restumuning, Politeknik Negeri Bali pun turut memamerkan hasil karyanya berupa mesin distilasi untuk membuat tuak minuman fermentasi dari buah nira. Pameran yang digelar selama dua hari ini memberikan kesan tersendiri baik untuk pengunjung pameran dan para peserta pameran.
“Kesempatan ini merupakan kehormatan sekaligus rekognisi tentang kemajuan pendidikan di Indonesia dalam konteks memasukkan ESD ke dalam Kurikulum Merdeka. Produk-produk yang dipamerkan sangat baik dan merepresentasikan penerapan ESD dalam sekolah sehingga para delegasi dari berbagai belahan negara dapat melihat langsung bagaimana pendidikan di Indonesia mewujudkan pembangunan berkelanjutan,” ucap Ananto Kusuma Teja, Koordinator Nasional ESD dan UNESCO Associated Schools Network (ASPnet).
Sementara itu, Arya Ngurah, Siswa Jurusan Tata Boga, SMK Restumuning, menyampaikan bahwa keterlibatannya dalam pameran ini membuat dirinya tertantang karena banyak tamu-tamu intelektual yang berkunjung untuk bertanya terkait produknya.
“Deg-degan ya karena kami harus mempraktikkan membuat selai sekaligus menjelaskan kepada pengunjung terlebih lagi ini acara yang besar dan skala internasional, di mana para pengunjungnya ini orang-orang ahli. Mereka bertanya secara detail terkait produk ini mulai dari bahan, cara pembuatan, hingga kandungan. Pengalaman yang sangat mengesankan karena melatih kami berpikir kritis dan mental kami terlatih melalui kegiatan ini,” ucap Arya. (Aya/Cecep)