Nih, Sepeda Listrik dan Motor Hybrid SMKN 1 Nglipar!

Nih, Sepeda Listrik dan Motor Hybrid SMKN 1 Nglipar!

Gunungkidul, Ditjen Vokasi – Bicara soal inovasi, SMK tak mau ketinggalan. Tengok saja sepeda listrik dan motor hybrid (gabungan mesin BBM dan listrik) yang dihasilkan oleh pelajar dan pengajar SMK Negeri 1 Nglipar, Gunungkidul, D.I. Yogyakarta. “Awalnya ide dari para guru (tahun 2020), mencoba membuat model hybrid, namun gagal karena saat itu kami masih sangat minim informasi,” kata Kepala Jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR), SMKN 1 Nglipar, Budi Setiawan, seperti dikutip kompas.com.

 

Setelah dilakukan kajian mendalam, tambah Budi, percobaan kembali dilakukan dengan sepeda kayuh jenis lipat dan ternyata berhasil. Hingga akhirnya, pada 2022 SMK tersebut kembali membuat enam kendaraan listrik yang terdiri atas dua unit rakitan dari awal, yakni hybrid dan listrik penuh, serta empat lainnya berupa konversi sepeda kayuh biasa. “Sepeda motor hybrid, rangka ada yang kami cari dari pengepul rongsok, serta satunya full kami buat di sekolah," terangnya. 

 

Menyoal jarak tempuh, sepeda listrik dapat menjelajah sekitar 40 kilometer, sedangkan motor hybrid mampu menempuh perjalanan lebih dari 40 kilometer. Pengisian daya listriknya sekitar 2-5 jam, tergantung daya baterai yang digunakan menggunakan adaptor khusus. 

 

Sementara itu, kecepatan sepeda listrik maksimal 35 km per jam, sedangkan sepeda motor hybrid dapat mencapai 70 km per jam. Adapun untuk biaya, sepeda kayuh tenaga listrik menghabiskan hingga Rp5 juta, sedangkan konversi sepeda motor bisa mencapai Rp10 jutaan karena lebih kompleks. Selain itu, pengaturan mode berkendara bisa menggunakan gawai. “Untuk tanjakan tidak masalah,” kata Budi.

 

Bahkan, bagi masyarakat yang ingin melakukan konversi sepeda biasa menjadi listrik bisa menggunakan jasa SMKN 1 Nglipar. Selain itu, pihak sekolah membuka peluang untuk memasarkannya secara umum. Ke depannya, SMK tersebut juga berencana membuat roda empat dengan tenaga listrik model gokart. “Sepeda ini tetap bisa digerakkan secara manual dengan cara dikayuh. Apabila ingin full listrik, tinggal tarik gas dan kecepatannya bisa diatur melalui aplikasi ponsel,” jela Budi.

 

Desta Adiansyah, salah seorang siswa SMKN 1 Nglipar, menyebutkan bahwa teknik pembuatan sepeda listrik tersebut bisa menjadi modal usaha setelah lulus, terutama menawarkan jasanya pada warga sekitar. “Apalagi, sepeda listrik ini jadi lebih irit BBM, mengingat harganya saat ini juga tinggi,” katanya.

 

Desta juga mengaku senang bisa ikut dalam pengembangan sepeda listrik di sekolahnya karena banyak ilmu yang diperoleh sehingga bisa menjadi bekal setelah lulus sekolah. “Mungkin setelah lulus bisa membuka usaha ini,” ujarnya.

 

Hadir sejak 1999, SMKN 1 Nglipar sendiri diketahui memiliki empat program keahlian, yakni Teknik Kendaraan Ringan, Teknik Komputer dan Jaringan, Teknik Pemesinan, serta Akuntansi dan Kelembagaan. (Diksi/AP)