Muhibbah, Instruktur Kursus Pengelasan Perempuan, Tingkatkan Kompetensi di BBPPMPV BOE
Malang, Ditjen Vokasi - Berbagai industri, khususnya bidang manufaktur membutuhkan tenaga les kompeten. Tak heran, kursus pengelasan pun semakin diminati. Maka dari itu, Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE) membuka kelas pengelasan khusus untuk meningkatkan kompetensi instruktur kursus di Indonesia.
Kegiatan ini dalam rangka Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Instruktur/Pengelola Kursus dan Pelatihan berbasis Dunia Kerja (Industri). Tujuannya adalah untuk mendukung kualitas tenaga pengajar dan instruktur, terutama dalam bidang teknik pengelasan. Sebagai unit pelaksana (UPT) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, BBPPMPV BOE menjadi wadah bagi instruktur untuk terus meningkatkan kompetensinya.
Salah seorang peserta, yaitu Muhibbah dari Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Jika Maka, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat menyatakan bahwa kelas ini memberikan pengalaman langsung yang sangat bermanfaat.
“Saya merasa lebih siap untuk mengajar siswa dengan teknik-teknik terbaru, sehingga mereka bisa lebih percaya diri saat bekerja di lapangan nantinya,” ujarnya.
Dobrak Stigma Perempuan
Instruktur perempuan yang sudah menekuni dunia pengelasan selama 8 tahun tersebut pun mengungkapkan bahwa ini kesempatan yang sangat ia tunggu-tunggu. Mendapatkan informasi melalui Kepala LKP, ia langsung mengambil langkah untuk mendaftar dan lolos seleksi menjadi peserta.
Dalam dunia pengelasan yang didominasi laki-laki, Muhibbah menunjukkan tekad kuatnya untuk terus meningkatkan kompetensi. Saat pelatihan pun ia bersemangat mempelajari proses SMAW dan berbagai macam teknik pengelasan lainnya.
“Di sini saya semakin terlatih dan juga memerhatikan K3. Menurut saya, pengelasan bisa dilakukan oleh siapa saja, bahkan perempuan,” ujar Muhibbah.
Menurutnya, pengelasan membutuhkan kehati-hatian dan juga perasaan sehingga dapat menghasilkan las yang mulus. Hal itu lah yang merupakan keunggulan seorang perempuan. Dengan memiliki sifat tersebut, pengelasan akan menjadi maksimal.
“Saya juga selalu ajarkan ke peserta didik untuk mengutamakan K3 karena itulah yang paling penting selain penguasaan teknik,” tuturnya.
Muhibbah melihat pelatihan ini sebagai kesempatan penting untuk memperluas pemahamannya tentang elemen penting pengelasan, yang akan bermanfaat baginya dan siswa yang ia bimbing. Sebagai instruktur, Muhibbah ingin menjadi role model bagi wanita lain yang ingin masuk ke dunia teknologi karena banyak perempuan mungkin ragu untuk bekerja di industri seperti pengelasan.
Muhibbah menyatakan, "Saya berharap para siswa akan lebih termotivasi dan percaya diri dengan lebih banyak instruktur perempuan, terutama mereka yang bermimpi menjadi teknisi andal."
Tak hanya itu, Muhibbah pun menyampaikan pelatihannya yang sangat memberikan pengalaman karena berbasis industri. Setelah pelatihan di balai, ia berkesempatan magang di PT INKA Madiun. Pelaksanaan magang industri tersebut pada 30 September s.d. 4 Oktober 2024.
Di waktu terpisah, Kepala BBPPMPV BOE, I Made Ardana menyampaikan dalam sambutan Pembukaan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Instruktur/Pengelola Kursus dan Pelatihan berbasis Dunia Kerja (Industri) tentang upaya dalam peningkatan kompetensi instruktur LKP.
“Pelatihan ini pun memfasilitasi instruktur LKP dengan pengembangan magang bersama industri sehingga peserta memiliki pengalaman yang lebih dan berdampak pada pembelajaran di LKP,” tutur Made pada awal September lalu. (Zia/Cecep)