Mewujudkan Pendidikan SMK Berkelanjutan dengan Sinkronisasi Data Pokok Pendidikan

Mewujudkan Pendidikan SMK Berkelanjutan dengan Sinkronisasi Data Pokok Pendidikan

Jakarta, Ditjen Vokasi – Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya untuk meningkatkan kesadaran satuan pendidikan mengenai pentingnya pemutakhiran dan sinkronisasi data pokok pendidikan. 


Data Pokok Pendidikan (Dapodik) adalah suatu sistem pendataan yang dikelola oleh Kemendikbudristek yang memuat data satuan pendidikan, peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, dan substansi pendidikan yang datanya bersumber dari satuan pendidikan yang terus menerus diperbaharui secara online



Berdasarkan Dapodik, saat ini tingkat sinkronisasi satuan pendidikan SMK secara nasional baru mencapai 87,54% dan masih terdapat sebanyak 1.800 SMK yang belum melakukan sinkronisasi. Dari 87% tersebut masih terdapat data residu SMK yakni lebih dari 31 ribu residu data siswa yang masih perlu dicek ulang kelengkapannya.


Oleh karena itu, untuk menyamakan pemahaman dan mendorong satuan pendidikan SMK untuk melakukan sinkronisasi Dapodik, Direktorat SMK melalui kanal YouTube-nya melakukan webinar Sosialisasi Data Pokok Pendidikan SMK pada Selasa (06-01-2024).


Dalam kesempatan ini, Direktur SMK, Wardani Sugiyanto, menyampaikan bahwa sinkronisasi Dapodik SMK memiliki peranan penting untuk pengambilan kebijakan guna meningkatkan kualitas pendidikan SMK yang bermuara pada peningkatan daya saing sumber daya manusia dan menghasilkan lulusan yang unggul dan kompeten. Kualitas data yang diinput dalam Dapodik harus memenuhi 3 (tiga) prinsip, yakni akurat, mutakhir, dan berkelanjutan. 




Tiga prinsip tersebut memiliki makna bahwa data dalam Dapodik haruslah data yang lengkap dan kondisinya valid dengan kondisi terkini dan data tersedia tiap semester dan setiap tahun yang dapat dijadikan dasar pertimbangan kebijakan, pemetaan dan tentunya juga salah satunya penyaluran program dan atau bantuan. 


“Data pendidikan yang terintegrasi dengan baik menjadi pondasi utama untuk pengambilan keputusan strategis, pemetaan kebutuhan, serta peningkatan kualitas pendidikan. Kegiatan ini kami harapkan dapat mendorong seluruh pihak untuk segera memastikan bahwa data terupdate,” ucap Wardani. 


Wardani menambahkan bahwa data Dapodik SMK ini dimanfaatkan untuk pelaksanaan program dana alokasi khusus (DAK), redesain peningkatan kualitas lulusan SMK, dan pemetaan serta pemerataan standar sarana prasarana SMK secara nasional.


“Peran serta Bapak dan Ibu semua dalam memastikan keakuratan data SMK sangat dibutuhkan agar pengambilan kebijakan hingga implementasinya tepat sasaran dan secara khusus yang akan menerima manfaat adalah peserta didik dan tentunya tujuan lebih luas lagi pada kemajuan pendidikan SMK di Indonesia,” ujar Wardani.

 

Sementara itu, Tim Kerja Data, Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Muamar Surawidarto, menyampaikan bahwa kebijakan pengelolaan data pendidikan vokasi dipayungi oleh Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 31 Tahun 2022 tentang Satu Data Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. 


Satu data adalah kebijakan tata kelola data untuk menghasilkan data yang akurat, mutakhir, terpadu, dan dapat dipertanggungjawabkan serta mudah diakses dan dibagi pakaikan antar instansi pusat dan instansi daerah melalui pemenuhan standar data, metadata, interoperabilitas data, dan menggunakan kode referensi dan data induk. Bagi pendidikan vokasi terdapat dua aplikasi yang digunakan untuk mendukung data Dapodik, yakni berupa aplikasi Sikerma dan Tracer Study. 



Terkait Dapodik per tanggal 31 Desember 2023 jumlah SMK di Indonesia sebanyak 14.445 dengan 10.693 SMK swasta dan 3.752 SMK negeri, dengan total 5.040.123 siswa dan 325.747 guru.


“Salah satu tugas Sekretariat Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi ialah melakukan pengumpulan data dan informasi di lingkungan pendidikan vokasi dan DUDI. Dengan data-data terbaru kita bisa melihat perkembangan data SMK,” ucap Muamar.


Tim dari Sekretariat Direktorat  Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Fuadi, menuturkan bahwa menu aplikasi Dapodik untuk SMK cukup rinci dibandingkan dengan satuan pendidikan lainnya. Pembaruan Dapodik ini penting karena akan dijadikan outcome untuk perencanaan DAK fisik 2024.



“DAK fisik 2024 ini kita akan lakukan cut off data pada tanggal 31 Maret untuk penentuan DAK 2024. Oleh karena itu, kami mengimbau kepada satuan pendidikan untuk segera melakukan update di data Dapodik dan melakukan sinkronisasi,” ucap Fuadi. (Aya/Cecep)