Mahasiswa PENS Ciptakan PLTS Portabel untuk Atasi Kesulitan Listrik di Daerah Bencana

Mahasiswa PENS Ciptakan PLTS Portabel untuk Atasi Kesulitan Listrik di Daerah Bencana

Surabaya, Ditjen Vokasi - Listrik menjadi kebutuhan penting saat terjadi bencana alam yang membuat aliran listrik terputus. Oleh karena itu, Alya’ Nabila Hikari, mahasiswi semester akhir Program Studi Sarjana Terapan Teknik Elektro Industri, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), membuat seperangkat alat Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Portabel yang dapat digunakan saat penanganan bencana.


Pembuatan PLTS Portabel ini merupakan bagian dari tugas akhir Alya’ yang diberi judul “Rancang Bangun PLTS Portabel untuk Supply Mobile Charger dan Penerangan berbasis Flyback Converter dengan Pengendali PSO-PID”. Kehadiran inovasi ini sangat membantu untuk penerangan di daerah bencana, termasuk memudahkan evakuasi serta membantu meningkatkan keamanan dan kenyamanan di masa-masa penanganan bencana.


“Kita tahu bahwa listrik menjadi kebutuhan penting di daerah bencana untuk membantu penanganan pasca-bencana. Tidak hanya sekadar untuk penerangan saja, tapi juga sarana komunikasi antara tim penyelamat, keluarga, bahkan akses informasi penting juga melalui telepon genggam yang juga membutuhkan dukungan listrik,” terang Alya’ tentang alasannya mengembangkan PTLS Portabel tersebut.


Terlebih, lanjut Alya’, Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak wilayah dengan risiko tinggi terhadap bencana alam, di antaranya banjir, cuaca ekstrem, gempa bumi, dan tsunami.


“Bencana ini tentunya membawa dampak adanya pemadaman listrik yang luas dan berkepanjangan yang menjadi tantangan tersendiri bagi kegiatan penanganan bencana besar. Belum lagi jika wilayah terdampak bencana berada di daerah terpencil, pastinya menghadapi tantangan akses ke sumber listrik,” Alya’ menambahkan.


Teknologi PLTS Portabel yang dirancang Alya ini memiliki ukuran dan berat yang mudah dibawa ke mana-mana. PLTS Portabel ini juga sangat ringan untuk diangkut dan ditempatkan di lokasi bencana atau keadaan darurat. Pengaplikasian PLTS Portabel bagi situasi darurat pasca-bencana ini dirancang dengan konsep penempatan Light Emitting Diode (LED) dan pengisian daya berada di dalam tenda pengungsian sehingga lebih praktis.


“Perubahan kondisi cuaca memang menjadi tantangan pada pengaplikasian. Itulah kenapa digunakan Flyback Converter sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan mengurangi kerugian daya pada sistem PLTS,” ujarnya.


Selain Flyback Converter, pengendalian yang efisien dan cerdas juga diperlukan untuk mengoptimalkan kinerja sistem PLTS, seperti Pengendali PID (Proporsional-Integral Derivatif) yang telah lama digunakan dalam sistem kontrol untuk mengatur dan mempertahankan output yang diinginkan. Alat ini juga menggunakan algoritma optimasi PSO (Particle Swarm Optimization) untuk menyetel parameter PID agar dapat meningkatkan respons kendali dan efisiensi sistem.


Menurutnya, dengan menggunakan pengendali PSO-PID, sistem dapat mengoptimalkan respons terhadap perubahan intensitas cahaya matahari, mengatasi fluktuasi daya yang lebih baik, dan meningkatkan efisiensi konversi energi dari panel surya ke daya listrik. 


“Hasil akhirnya yaitu sistem PLTS Portabel yang lebih efisien, stabil, dan dapat bekerja dengan baik dalam berbagai kondisi lingkungan dan keadaan cahaya matahari. Sehingga PLTS Portabel menjadi pilihan yang ideal untuk menyediakan energi listrik di tempat-tempat yang sulit dijangkau oleh sumber daya listrik konvensional,” lanjut Alya’ yang didampingi pembimbingnya Diah Septi Yanaratri.


Alya’ berharap di masa mendatang akan ada teknologi baterai baru yang lebih ringan dan murah sehingga dapat menyempurnakan PLTS Portabelnya. 


“Kalau harus perjalanan jauh, PLTS ini dapat dimuat di alat transportasi, tak perlu dijinjing. Namun, jika medannya tidak memungkinkan dilalui kendaraan, tentunya dibutuhkan fisik yang kuat untuk membawanya ke lokasi bencana,” pungkas alumnus SMAN 15 Surabaya ini. (PENS/Nan/Cecep)