LKP Tata Boga Merapat! Pakai Cara Ini Biar Pembelajaran Semakin Sukses

LKP Tata Boga Merapat! Pakai Cara Ini Biar Pembelajaran Semakin Sukses

Tangerang, Ditjen Vokasi - Salah satu tantangan lembaga kursus pelatihan (LKP) adalah menyediakan pembelajaran yang menarik sekaligus aplikatif. Dengan begitu, lulusan LKP dapat menerapkan pembelajaran pascapelatihan dan memiliki daya saing, apalagi di dunia tata boga.


Ayu Hartati Datmiko selaku pendiri LKP Cindelaras sudah berkecimpung di dunia tata boga puluhan tahun. Ia pun menulis buku tentang Resep Lengkap Jitu untuk Usaha Katering. Dengan kredibilitasnya tersebut, ia pun menyampaikan kiat-kiat LKP di bidang tata boga agar pembelajaran semakin adaptif dengan perkembangan zaman. 


  1. Sesuaikan materi dengan makanan kearifan lokal

Jika kita berbicara tentang Bogor, pasti identik dengan bolu kukus talas. Jika kita berbicara tentang Pontianak maka makanan khasnya adalah bingke. Maka dari itu, menciptakan inovasi tentang makanan khas setempat dalam materi tata boga bisa dilakukan.


Peserta didik tidak hanya mengetahui mengenai praktik membuat makanan. Akan tetapi juga memahami kearifan lokal melalui makanan nusantara, khususnya di daerah tempat tinggalnya. 


  1. Berikan pelatihan kelola keuangan

Ayu menjelaskan bahwa pembelajaran tata boga tidak hanya seputar pembuatan makanan saja. Selain pengelolaan rasa, ada hal lain yang perlu dipelajari oleh peserta didik, yaitu keuangan.


Arus keuangan menjadi tombak bagaimana bisnis kuliner akan berjalan nantinya. Bagaimana pemasukan dan pengeluaran haruslah seimbang. Berikanlah tips mengenai pemodalan dan arus keuangan yang baik. Hingga akhirnya, materi keuangan yang sudah diajarkan di LKP, dapat diterapkan oleh peserta setelah lulus pelatihan.


  1. Berikan materi pemasaran digital

Bayangkan kamu membuat makanan untuk dijual akan tetapi pemasaran yang dilakukan masih dari mulut ke mulut. Tentu saja hal tersebut kurang efektif dalam mempromosikan produk. Jika hal keuangan adalah tombak, maka pemasaran adalah ujung tombaknya untuk memaksimalkan bisnis kuliner. 


LKP sebagai tempat pelatihan dapat memfasilitasi materi mengenai pemasaran digital. Berikanlah materi mengenai pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi atau penggunaan ojek online sebagai mitra pemasaran. Dengan demikian, setelah lulus peserta didik dapat mengembangkan usahanya sendiri di rumah. 


  1. Fokuskan peserta memilih keahlian dan target pasar

Dalam menghasilkan wirausaha sukses di bidang kuliner, pastikan peserta didik dapat memaksimalkan keahliannya. Di bidang tata boga, semua materi di awal pelajaran masih diberikan, seperti pastry and bakery, makanan jajanan pasar, bahkan katering. Namun akhirnya, peserta didik dapat memilih keahlian mana yang ingin ia perdalam sekaligus belajar mengenai target pasar.


Sebagai contoh, jika peserta didik tertarik berjualan di bidang katering, maka LKP dapat membina dan memberikan tip bagaimana mengatur katering atau memilih menu katering. Jika peserta didik ingin menargetkan pasar untuk mahasiswa, harga katering bisa dibuat menjadi lebih murah meriah. 


  1. Biarkan peserta bebas berekspresi

Memang benar bahwa materi yang dipelajari di LKP harus sesuai juga dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Akan tetapi, tidak menutup peluang peserta didik untuk dapat berekspresi. 


Saat pembelajaran, instruktur dapat mempersilakan peserta membuat variasi makanan sesuai dengan tren masa kini. Ayu menjelaskan bahwa tren makanan pada zaman dulu, roti atau kue bolu dibuat dalam berukuran besar. Namun kini, roti atau kue bolu divariasikan dalam bentuk balok berukuran kecil. 


Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan kursus tata boga tidak selamanya seputar teknik memasak, tetapi dimaksimalkan dengan ilmu-ilmu lain seperti keuangan, pemasaran digital, bahkan dengan melihat peluang pasar, serta mengikuti tren masa kini. (Zia/Nur Arifin)