LKP Bidang Otomotif Merapat! Peluang Kerja Sama LKP dengan DUDI Semakin Erat

LKP Bidang Otomotif Merapat! Peluang Kerja Sama LKP dengan DUDI Semakin Erat

Bogor, Ditjen Vokasi - Salah satu persyaratan sebagai penyelenggara program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) adalah memiliki kerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Maka dari itu, lembaga kursus dan pelatihan (LKP) perlu bersinergi dengan DUDI sehingga berdampak pada peningkatan mutu pendidikan di LKP, khususnya ketika menyelenggarakan program PKK.


Dalam rangka penguatan kerja sama LKP dengan DUDI, Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyelenggarakan Penguatan Kerja Sama dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri Bidang Otomotif.


“Model kerja sama ini tak bisa terlepas dari LKP sebagai supply side yang merupakan lembaga pendidikan dan DUDI yang merupakan demand side. Keduanya saling membutuhkan dan diperlukan sebuah penguatan agar terjalin dengan baik,” ungkap Wartanto selaku Direktur Kursus dan Pelatihan. 


Direktur Wartanto juga menyampaikan bahwa kerja sama dengan DUDI dapat meliputi kerja sama dalam pengembangan kurikulum, instruktur, sarana prasarana, pemagangan, dan penyerapan lulusan. 


Dalam sambutannya, Direktur Wartanto juga mengharapkan setelah ada kegiatan ini LKP bidang otomotif pun dapat mendapatkan pemahaman dan mendapatkan peluang kerja sama dengan DUDI menjadi lebih besar. Selain itu, meningkatnya kerja sama pemagangan dan penyerapan lulusan yang sudah terjalin antara LKP dengan DUDI bidang otomotif.


Kegiatan yang diselenggarakan pada 21 s.d. 23 Juni 2023 itu pun turut menggandeng Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mirtas DUDI). Ryke Pribudhiana selaku Penyusun Kerja Sama Industri, Direktorat Mitras DUDI menyampaikan paparannya mengenai langkah yang harus ditempuh untuk menjalin kemitraan dengan industri.


“Ada kriteria untuk menjalin kerja sama, seperti sumber daya yang dimiliki satuan pendidikan vokasi, kapabilitas dan kompetensi, kepemimpinan, tata kelola organisasi, sampai dengan proses kemitraannya,” ungkap Ryke.


Di sisi lain, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) turut memiliki peran penting untuk pendidikan dan pelatihan vokasi. Begitu pun untuk pendidikan nonformal di LKP. Wisnu Wibowo Ketua Komite Tetap  Pelatihan Vokasi Kadin mengungkapkan bahwa dengan Perpres Nomor 68 Tahun 2022 memperkuat peran Kadin untuk terlibat revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi.


Sebagaimana fungsinya, Kadin berperan sebagai mitra strategis pemerintah, salah satunya menjadi aktor utama dalam mengarahkan revitalisasi pendidikan dan pelatihan yang berorientasi permintaan industri. Dalam paparannya, Wisnu menyampaikan bahwa industri bisa menjadi jembatan untuk penyerapan lulusan vokasi dan peluang magang yang diakui.


“Kita akan terus mengusahakan agar Kadin akan terus berperan dalam pendidikan dan pelatihan vokasi sesuai dengan Perpres tersebut,” ungkap Wisnu.


Dengan adanya kegiatan ini, dapat memberikan harapan kepada LKP bidang otomotif karena membuka kesempatan yang lebar untuk bersinergi dengan DUDI. 




“Harapan ke depan, LKP bidang otomotif ini menjadi perhatian sehingga akan menjadi salah unsur pendidikan yang berasal dari bidang nonformal yang mampu menghasilkan output yang bisa terserap di DUDI,” ungkap Amiruddin M. Amin selaku Direktur LKP Riau Cipta Mekanik (RCM).


Sejauh ini, LKP RCM pun telah menerapkan konsep sinergitas antara LKP dengan DUDI. Amir menyampaikan bahwa keberadaan LKP agar dapat survive dan sustainable apabila menghasilkan lulusan yang mampu diterima dan diserap oleh DUDI perlulah bekerja sama dengan pihak DUDI. 


LKP yang sudah terakreditasi A itu pun sudah menjalin kerja sama dengan beberapa DUDI otomotif, baik roda empat maupun roda dua, mulai dari PT Agung Automomall, PT Global Jaya Perkasa, PT Arista Auto Prima, dan masih banyak lagi. 


Melihat perkembangan tren industri otomotif, I Made Dana M. Tangkas, selaku President Institute Otomotif Indonesia (IOI) yang menjadi narasumber pun menyampaikan bahwa peluang SDM bidang tersebut pun sangat tinggi.


"Dibutuhkan 2,5 juta SDM bidang otomotif di tahun 2025. Kita harus mengambil peluang tersebut dengan menghadirkan SDM yang unggul dan kompeten dengan bersinergi bersama DUDI," tutur Dana. (Zia/Cecep)