Limbah Dapur Melimpah, Ini Tip Mengolahnya

Limbah Dapur Melimpah, Ini Tip Mengolahnya

Sintang, Ditjen Vokasi – Banyak kasus pencemaran lingkungan yang disebabkan karena limbah. Untuk itu, diperlukan penanganan khusus untuk meminimalisasi jumlah dan dampaknya. 


Salah satu jenis limbah yang biasa kita jumpai adalah limbah dapur. Mungkin sebagian besar dari kita apabila memiliki limbah dapur langsung dibuang ke tempat sampah. Padahal sikap semacam ini hanya akan menambah jumlah limbah di tempat pembuangan akhir saja.




Kita bisa loh mengolah limbah dapur yang kita miliki menjadi produk yang lebih bermanfaat, contohnya pupuk organik cair. Selain dapat mengurangi dampak negatifnya bagi lingkungan, pupuk organik ini dapat membuat subur tumbuhan yang kita tanam.


Kali ini, Agnes Santi, Guru Jurusan Agribisnis Tanaman, SMK Budi Luhur Sintang, akan berbagi tip mengolah limbah dapur menjadi pupuk cair organik.


Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah menyiapkan bahan dan alatnya. Kalian perlu memotong-motong sampah organik dan memasukkan potongan tersebut ke dalam tong. Tambahkan air dengan perbandingan 2:1 dan aduk secara merata.




“Setelah bahan dasar siap jangan lupa larutkan bioaktivator seperti EM4 dan gula merah serta tambahkan 5 liter air aduk hingga merata. Campurkan larutan yang sudah dibuat tadi ke dalam tong yang sudah berisi bahan baku pupuk,” ucap Agnes


Setelah tong yang berisi bahan baku tercampur dengan larutan bioaktivator pastikan tong tersebut tertutup dengan rapat. Masukkan selang lewat tutup tong yang telah diberi lubang. Rekatkan tempat selang sehingga tidak ada celah udara. 




“Pastikan benar-benar rapat ya karena reaksinya akan berlangsung secara anaerob. Fungsi dari selang itu untuk menstabilkan suhu adonan dengan membuang gas yang dihasilkan tanpa harus ada udara dari luar masuk ke dalam tong,” ucap Agnes


Biarkan hingga 7—10 hari, setelah itu kalian bisa mengecek tingkat kematangannya dengan membuka penutup tong dan cium bau adonannya. Apabila wanginya sudah menyerupai wangi tape maka adonan tersebut sudah matang.




“Adonan yang sudah matang ini lalu bisa langsung dipisahkan dengan cara disaring antara cairan dengan ampasnya. Untuk saringannya bisa pakai saringan kain, ampas adonan ini jangan langsung dibuang karena ampasnya juga bisa digunakan sebagai pupuk organik padat,” tutur Agnes.


Setelah melewati proses penyaringan, cairan pupuk organik ini dapat disimpan ke dalam botol plastik atau botol kaca. Pengemasan dan penyimpanan yang baik akan membuat pupuk cair organik ini bertahan hingga 6 bulan. (Aya/Cecep)