Latih Pegawai, PT PJB Gunakan Simulator PLTS Hasil Inovasi PNUP
Makassar, Ditjen Vokasi - Merdeka Belajar telah mendorong lahirnya ekosistem kolaborasi antara perguruan tinggi vokasi dengan industri. Melalui kolaborasi, perguruan tinggi vokasi didorong mengembangkan riset-riset terapan yang dibutuhkan industri. Riset yang dirancang berdasarkan kebutuhan nyata industri, tidak hanya menghadirkan solusi, tetapi juga menciptakan pendidikan vokasi yang semakin relevan dengan dunia industri.
Implementasi Merdeka Belajar guna mendukung riset kolaborasi diberikan pemerintah melalui program Matching Fund Vokasi. Program ini telah menghasilkan sejumlah riset-riset untuk mengatasi persoalan industri. Salah satunya adalah simulator sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dikembangkan Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP). Produk simulator ini sudah digunakan PT Pembangkit Jawa Bali (PT PJB) untuk menunjang pelatihan dan sertifikasi kompetensi para pekerjanya.
“Simulator sistem PLTS yang kami kembangkan meliputi semua jenis PLTS, yaitu DC Solar Home System (SHS), PLTS off Grid, PLTS off Grid Hybrid, PLTS off Grid Hybrid (PV & Genset) dengan Transfer Switch, Hybrid (PLTS, Genset dan Grid) dengan Transfer Switch maupun PLTS on Grid,” kata dosen sekaligus ketua tim simulator sistem PLTS, Usman, beberapa waktu lalu.
Keunggulan lain dari simulator yang dikembangkan PNUP ini adalah sifatnya yang dapat plug and play jika digunakan untuk pembelajaran. Sementara itu, jika digunakan sebagai uji kompetensi dapat dilakukan dengan melakukan wiring langsung. Dengan demikian modul ini akan lebih efektif karena dengan 2 tujuan yang berbeda namun dapat langsung digunakan dalam 1 modul.
Menurut Usman, pengembangan simulator sistem PLTS ini tidak lepas dari pemanfaatan energi surya atau matahari yang belum maksimal di Indonesia. Potensi energi energi surya/matahari di Indonesia diperkirakan totalnya mencapai 3294.4 GWp. Sementara itu, pemanfaatan energi surya sendiri saat ini baru sekitar 194 MW.
Pemerintah Indonesia sendiri mentargetkan bauran energi baru dan terbarukan paling sedikit 23% dan 31% pada tahun 2050. Untuk mencapai target tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam Rencana Strategis Energi Nasionalnya menjadikan PLTS sebagai program prioritas untuk menggenjot bauran energi baru dan energi terbarukan 23% pada tahun 2025.
"Akan tetapi pengembangan PLTS membutuhkan modal yang besar, karena teknologinya yang masih relatif mahal. Selain membutuhkan modal yang besar, dalam proses perencanaan, pembangunan dan pemasangan, pemeriksaan dan pengujian, pengoperasian dan pemeliharaan membutuhkan tenaga yang kompeten dan tersertifikasi," ujar Usman.
Sebagai anak usaha PLN, PT PJB sendiri tengah mengembangkan PLTS 145 MWac PLTS terapung di Cirata, Jawa Barat. PT PJB juga berkomitmen untuk membangun PLTS terpusat lainnya di seluruh Indonesia, baik on-grid dan off-grid. Pengembangan tersebut membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten.
“Karena itulah PT PJB dan PNUP bekerja sama dalam hal pelatihan, komersialisasi kekayaan intelektual, dan pengembangan usaha lainnya. Salah satunya pengembangan simulator sistem PLTS ini,” ujar Usman menambahkan.
Saat ini, lanjut Usman simulator sistem PLTS sudah dipasang di Cirata. Alat ini digunakan sebagai media pembelajaran/simulasi serta uji kompetensi bagi para calon operator PLTS yang dikelola oleh PT PJB. Simulator yang dikembangkan PNUP melalui program Matching Fund ini dapat digunakan untuk mengukur karakteristik dari panel surya yang berupa pengaruh iradiasi dan suhu terhadap keluaran panel surya (arus dan tegangan).
“Modul ini telah digunakan mahasiswa dalam proses kegiatan perkuliahan Praktikum Pembangkit dan Penyaluran Tenaga Listrik,” Usman menambahkan.
Dalam pengembangnya, proyek simulator sistem PTLS ini melibatkan para mahasiswa. Mulai dari desain layout, penempatan komponen, desain tata letak papan plug & play, desain pengawatan antara komponen dan papan plug & play, proses belanja bahan simulator, pembuatan, pengujian awal simulator dan keterlibatan kegiatan penunjang. Mata kuliah yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa pada program ini adalah Pembangkit dan Energi Terbarukan serta Mata Kuliah Praktikum Pembangkit dan Penyaluran STL.
Melalui program ini, mahasiswa dapat mengenali berbagai komponen sistem PLTS, kemampuan mendesain simulator yang meliputi layout komponen PLTS, pemasangan komponen PLTS, dan sistem pengawatan. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan penunjang dalam hal ini menjadi team work dalam kegiatan Pelatihan Perencanaan dan Pemasangan PLTS sekaligus sebagai peserta, lokakarya penyusunan bahan ajar/petunjuk penggunaan simulator, pelatihan simulator PLTS untuk dosen dan tenaga kependidikan dan pelatihan simulator PLTS untuk industri dan perguruan tinggi se-Kota Makassar. Hal tersebut dapat meningkatkan soft skills mereka berupa kerja sama dalam tim maupun problem solving.
“Dampak yang diharapkan kepada mahasiswa dengan keterlibatan secara aktif dalam program ini adalah dapat mendesain dan mengimplementasikan salah satu konfigurasi PLTS yang ada dalam skala kecil serta ter-upgrade-nya soft skills yang berkaitan dengan kerja sama dalam tim maupun problem solving,” kata Usman. (Nan/Cecep)