Kursus Fotografi: dari Citra menjadi Cerita

Kursus Fotografi: dari Citra menjadi Cerita

Bekasi, Ditjen Vokasi - Kita percaya bahwa hidup di dunia tak pernah kekal dan abadi. Namun, jika kamu ingin mengabadikan momen dalam hidup, fotografi adalah kuncinya. Fotografi memungkinkan kita untuk menangkap momen-momen yang berharga dalam kehidupan. Bahkan, fotografi seolah menjadi bagian dari hidup manusia, tak terpisahkan.


Setiap kegiatan pasti membutuhkan fotografi, seperti graduation, prewedding, wedding, media promosi, dan masih banyak lagi. Kebutuhan fotografi yang tinggi itulah membuat Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) GSNP Edu Pro menyelenggarakan kursus fotografi. Di LKP tersebut, tidak hanya diajarkan seni fotografi, tetapi juga bagaimana meningkatkan bisnis. 


“Selain teknik fotografi, yang tak kalah penting adalah komunikasi bisnis. Kami ingin menghadirkan SDM yang siap kerja dan juga berwirausaha,” tutur Raden Agus Muharam selaku Pimpinan LKP GSNP Edu Pro.


Kang Agus, begitulah sapaan akrabnya, mengatakan bahwa LKP yang ia dirikan sejak tahun 2015 berawal dari keresahannya tentang fotografi. Minimnya pemahaman tentang fotografi membuatnya ingin mengedukasi masyarakat. 


Di tahun awal berdiri ia membuat program basic fotografi secara gratis. Hingga kini sudah memiliki empat program studi utama, di antaranya storytelling in wedding photograph, creative lighting, product and life photography, serta creative communication for business photography


Selain program reguler di atas, LKP yang berlokasi di Bekasi itu pun dipercaya oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi untuk menyelenggarakan program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK). 


Di tahun pertama menyelenggarakan PKK, LKP GSNP Edu Pro berhasil menggaet sepuluh industri kreatif sebagai mitra. Beberapa di antaranya adalah Ruang Biasa , Gallery Studio, Maximus Photo, Good People , Riovertexdotcom, Numoto Midio, dan masih banyak lagi. 


Contoh industri yang bermitra sejak 2018 adalah Gallery Studio. Inge Kalista selaku Chief Operational Officer Gallery Studio mengaku senang berkontribusi dalam melahirkan lulusan fotografi di LKP tersebut. Sebagai pelaku usaha yang bekerja sama dengan LKP, Gallery Studio dilibatkan dalam penyusunan materi pembelajaran. Hal itu berguna agar materi yang disampaikan dapat tepat sasaran dan realistis terjadi pada dunia usaha.


“Saya mengisi materi mengenai Etika Profesi Fotografer. Hingga saat ini saya menerima dua orang alumni PKK dari LKP tersebut,” tutur Inge.


Dampak dari adanya program PKK pun dirasakan oleh alumni. Salah satu alumni LKP GSNP berhasil mengubah hidupnya. Contohnya adalah Sri Wahyuningsih (19). Dengan kompetensinya ia pun sudah bekerja di Gallery Studio sebagai Junior Fotografer. 


Pada awalnya ia hanya memiliki kemampuan fotografi dasar. Namun, kini ia sudah menerima proyek fotografi dan videografi. Selain itu, soft skills-nya pun terlatih. Dengan mengikuti kursus fotografi, ia pun dapat menghadapi klien dengan baik.


“Saya sudah dipercaya oleh Gallery Studio untuk memegang proyek video pembelajaran daring dari beberapa LKP,” tutur Sri sangat antusias. Ia merasa bahwa keputusannya dalam mengikuti kursus adalah pilihan yang tepat.


Di sisi lain, dalam memberikan pelatihan kepada peserta didik, LKP GSNP Edu Pro pun tak ketinggalan menyisipkan materi tentang tren. Kang Agus menyampaikan bahwa tren fotografi saat ini bersifat simpel dan natural atau bahasa seninya adalah ‘memanusiakan manusia’. 


“Contohnya konsep pre wedding. Saat ini, orang lebih menyukai foto yang simpel dan candid. Sudah gak lagi tren yang  membanggakan gear dan teknis,” ujar Kang Agus.



Hal itu menandakan bahwa masyarakat sudah mulai mengerti terhadap rasa yang ada dalam fotografi. Ia juga mengatakan bahwa sangat penting menangkap gambar yang dapat menceritakan peristiwa. Dengan begitu, orang yang melihat foto bisa merasakan cerita yang terkandung di dalamnya. (Zia/Cecep Somantri)