Kurangi Limbah di Lingkungan, SMKN 1 Pangkalan Kerinci Produksi Asap Cair
Pelalawan, Ditjen Vokasi – Sampah menjadi salah satu permasalahan besar di setiap wilayah. Dampak buruk yang ditimbulkan pada lingkungan menuntut semua pihak untuk memikirkan solusi terbaiknya.
Sadar tidak sadar setiap aktivitas manusia selalu menghasilkan sampah, baik itu sampah organik ataupun anorganik. Dari waktu ke waktu jumlah sampah selalu bertambah. Apabila hal ini tidak segera ditangani berbagai dampak buruk bisa saja menyerang kehidupan kita.
Kompleksnya masalah sampah mendorong kita untuk berpikir kritis mencari cara bijak dalam pengolahannya. Berbagai cara alternatif telah dihadirkan oleh pikiran anak-anak bangsa, salah satunya dengan mengolah sampah menjadi asap cair.
Tahukah kalian tentang asap cair? Asap cair merupakan produk hasil destilasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran tidak langsung maupun langsung dari bahan yang banyak mengandung karbon dan senyawa-senyawa lain. Bahan baku yang biasa digunakan untuk membuat asap cair adalah tempurung kelapa, kayu, bongkol kelapa sawit, ampas hasil penggergajian kayu, dan biomassa lainnya.
Asap cair memiliki berbagai fungsi seperti untuk bahan pengawet makanan, disinfektan, pengusir hama, hingga menjadi pupuk tanah. Bahkan, asap cair dengan konsentrasi tertentu pun dapat digunakan sebagai obat untuk manusia.
SMKN 1 Pangkalan Kerinci, Riau menjadi salah satu sekolah yang mengembangkan produk asap cair. Produk ini merupakan produk yang dibuat oleh siswa Jurusan Teknik Energi Terbarukan (TET). Guru Jurusan TET, SMKN 1 Pangkalan Kerinci, Yanti Darma, menuturkan bahwa pembuatan asap cair merupakan wujud pengelolaan limbah biomassa yang ada di wilayah Pelalawan, Riau.
“Wilayah Riau ini cukup banyak limbah batok kelapa. Biasanya limbah-limbah ini kalau tidak untuk bahan bakar ya dibiarkan saja. Ini kan bisa jadi sarang nyamuk dan menimbulkan bau juga. Kalau diolah dengan benar bisa bermanfaat untuk kehidupan,” ucap Yanti.
Batok-batok kelapa yang sudah dikumpulkan kemudian diproses oleh para siswa. Proses ini lumayan memakan waktu karena harus menghaluskan bahan dasar supaya bisa masuk ke proses kondensasi dan menghasilkan asap cair.
Selain untuk mengurangi limbah organik, tujuan SMKN 1 Pangkalan Kerinci memproduksi asap cair ialah untuk memenuhi kebutuhan pestisida bagi masyarakat yang berkecimpung di arena perkebunan.
Siswa Jurusan TET, SMKN 1 Pangkalan Kerinci, Afriansyah, menuturkan bahwa asap cair sebenarnya memiliki manfaat yang baik untuk manusia. Dari proses produksi asap cair ini, para siswa belajar berpikir mengolah bahan yang tadinya tidak memiliki nilai jual menjadi produk yang berharga dan bermanfaat.
“Daerah kita ini banyak kayu yang bisa diolah menjadi furniture dan sebagainya. Asap cair diperlukan untuk menangani pelapukan pada kayu akibat rayap. Proses ini memberikan kita banyak pengalaman yang sangat berharga,” ucap Afriansyah. (Aya/Cecep)