Kukuhkan Dua Guru Besar, PENS Siap Lahirkan Karya dan Produk Bernilai Tinggi

Kukuhkan Dua Guru Besar, PENS Siap Lahirkan Karya dan Produk Bernilai Tinggi

Surabaya, Ditjen Vokasi - Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) menambah dua guru besar baru setelah mengukuhkan Prof. M. Udin Harun Al Rasyid dan Prof. Iwan Syarif. Penambahan guru besar baru ini diharapkan akan semakin mendorong PENS untuk melahirkan karya-karya dan inovasi bernilai tinggi.


Pengukuhan kedua guru besar tersebut berlangsung melalui sidang senat terbuka yang berlangsung di kampus PENS, Senin (6-11-2023). Selain dihadiri oleh Direktur PENS, Aliridho Barakbah, pengukuhan guru besar tersebut juga dihadiri oleh jajaran senat, ketua, sekretaris, dan anggota senat serta tamu undangan dari kalangan mitra Industri, kolega, dan keluarga besar dari kedua guru besar yang dikukuhkan. 


Prof. M. Udin Harun Al Rasyid menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Computer Network (Internet of Things). Sementara itu, Prof. Iwan Syarif menjadi Guru Besar Bidang Ilmu Kecerdasan Buatan.  Penambahan dua guru besar tersebut membuat total jumlah guru besar yang kini dimiliki PENS menjadi 8 orang guru besar. 


Direktur PENS, Aliridho Barakbah, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas berbagai prestasi dan riset yang telah dikembangkan oleh kedua guru besar. 




“Saya yakin selepas pengukuhan ini akan muncul karya dan produk bernilai tinggi,” kata Aliridho. 


Sebagai guru besar bidang ilmu computer network, Prof. M. Udin Harun Al Rasyid mengaku bahwa tema IoT atau internet of things merupakan tema yang telah lama ia geluti selama bertahun-tahun. 


“Menyiapkan infrastruktur jaringan, seperti sensor, komunikasi wireless dan pengumpulan datanya, menjadi bidang teliti saya selama ini. Sederhananya mengambil data dan menyiapkan infrastruktur pengambilan datanya,” kata Prof.  M. Udin Harun Al Rasyid yang merupakan alumnus program Doktoral NTUST Taiwan. 

  

Berbeda dengan Prof. M. Udin Harun Al Rasyid, Prof. Iwan Syarif  justru lebih mengarah pada pengolahan data melalui penerapan teknologi AI (artificial intelligence). Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Iwan Syarif banyak menceritakan bagaimana penerapan kecerdasan buatan melalui notifikasi warning cepat guna mendukung pengembangan pembangunan di Indonesia untuk menuju Indonesia Negara Maju di tahun 2045.


Prof. Iwan pun berpesan jika sebagai akademisi sudah sepantasnya civitas academica membantu pemerintah untuk mewujudkan tiga proyek besar, yaitu E-Government/SPBE, Satu Data Indonesia, dan Kecerdasan Artifisial. 


“Mengingat roadmap-nya mewujudkan Negara Maju, maka riset AI nya pun harus dilakukan di berbagai bidang,” kata Prof. Iwan Syarif.

 

Menurut Prof. Iwan Syarif, ada banyak riset mengenai penerapan AI yang telah ia kerjakan selama ini, baik riset secara pribadi maupun riset-riset yang dikerjakan bersama rekan-rekannya di bidang TIK. Beberapa contoh risetnya antara lain adalah riset penerapan AI di bidang kesehatan, AI dalam pengembangan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), penerapan AI pada bidang pertanian dan peternakan, bidang pendidikan, dan lain sebagainya. 


“Sebagian besar dari riset-riset tersebut sudah diterapkan,” kata Prof. Iwan Syarif.


Usai pengukuhan, kedua guru besar tersebut berharap adanya kolaborasi dengan industri terkait hilirisasi produk riset laboratorium ke depannya. Hal ini dimungkinkan mengingat pembiayaan riset pun membutuhkan dana yang cukup besar dan terkadang perlu dukungan berbagai pihak untuk pengembangannya. (PENS/Nan/Cecep)