Kembali Digelar, JAVA ROBOT CONTEST 2023 Pertemukan 193 Tim Robot se-Jawa-Bali

Kembali Digelar, JAVA ROBOT CONTEST 2023 Pertemukan 193 Tim Robot se-Jawa-Bali


Surabaya, Ditjen Vokasi - Setelah sempat vakum karena pandemi, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) kembali menggelar JAVA ROBOT CONTEST (JRC) 2023. Ada 193 tim robot dari berbagai daerah di Jawa dan Bali yang turut dalam kontes robot yang digelar pada Sabtu (4-11-2023) di Surabaya tersebut. 


Ketua Pelaksana JRC 2023, Bhangga Ozhick Pangestu, mengatakan bahwa JRC merupakan agenda tahunan yang sempat terhenti akibat pandemi Covid-19. Kontestasi ini menjadi wadah belajar sekaligus untuk mempertemukan talenta-talenta muda di bidang robotika, mulai dari jenjang sekolah dasar hingga sekolah menengah, dan juga mahasiswa. 


“Tahun ini merupakan penyelenggaraan JRC yang kesebelas dan menjadi kompetisi yang ditunggu-tunggu oleh banyak pihak,” kata Bhangga di sela-sela perlombaan.  


Kompetisi ini, lanjut Bhangga, terbagi dalam 5 kategori, yaitu tingkat SD (robot transporter), SMP (robot maze solving), SMA (transporter dan shooter), Umum Line Follower, dan Umum Sumo. Masing-masing kategori terbagi dalam kategori Robot Sumo dan Robot Line Follower. Setiap kategori memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan levelnya, mulai dari level memindahkan objek hingga pengumpulan poin melalui kecepatan maupun kekuatan daya dorong.  


“Tercatat sebanyak 5 tim pemenang di setiap kategori yang akan memperoleh piagam penghargaan, tropi, plakat, dan sejumlah uang pembinaan dengan nilai beragam, termasuk bimbingan TOEFL 1 bulan beserta tes nya, ditambah merchandise dari sponsor,” terang Bhangga menambahkan. 

 

Salah satu peserta lomba dari kategori SD asal Kota Malang, Keanu dan Farhan, mengaku mempersiapkan perlombaan ini dengan sangat serius. Keduanya datang didampingi oleh Muhammad Bayu Pamungkas, yang tak lain merupakan pengajar ekstrakurikuler robotika.


“Di sekolah kami, robotika merupakan pilihan ekskul siswa yang disampaikan seminggu sekali. Pertemuan ekstrakurikuler Robotik dilakukan setiap hari Kamis pukul 08.00 Wib, selama kurang lebih antara 1 hingga 1,5 jam, dengan total jumlah pertemuan 12 kali per semester. Untuk luarannya biasanya project robotik, seperti membuat robot pemadam api,” katanya.


Meski ini menjadi lomba pertama kali bagi timnya, keseruan lomba dapat dirasakan jauh sebelumnya. 


“Anak-anak kelas 3 ini sangat antusias. Selain karena ini pertama kalinya tim ikut lomba, mereka juga merasa senang bisa dipilih mewakili sekolah sehingga H-1 bulan mereka sudah terpancing dan makin semangat. Pengerjaan robot pun segera dikebut agar dapat diselesaikan sebelum perlombaan,” lanjut pria berkaca mata ini.


Setelah membuka kelas, ia biasanya mengenalkan anak-anak tentang komponen-komponen yang dibutuhkan sebelum melangkah pada praktek pembuatan robot. Termasuk juga memahamkan bagaimana menghitung arus tegangan, dan apa-apa saja yang perlu diwaspadai saat membuat rangkaian yang aman.


“Semoga tahun depan lomba semacam ini diadakan lagi sehingga kesempatan untuk mengikuti kompetisi bagi adik kelasnya nanti atau jenjang yang lain juga masih terbuka. Karena dalam lomba ada sensasi tegang dan dilihat oleh banyak orang. Dan itu menjadi pengalaman yang sangat berbeda dan belum tentu bisa dirasakan jika hanya sekedar membuat,” harap Muhammad Bayu.


Peserta lainnya dari kategori Umum yaitu dari Politeknik Negeri Bali (PNB), kali ini membawa 9 tim peserta lomba dari UKM Robotika. Krisna, mentor tim sekaligus alumni tim robot PNB ini menyampaikan bahwa ia dan timnya telah mempersiapkan diri untuk mengikuti lomba ini. 


Melalui informasi yang disebarkan dari sesama peserta perlombaan robotika inilah tim PNB akhirnya bergabung dengan penuh semangat mengingat bersanding dengan tim yang dianggap kuat dari Surabaya, seperti PENS dan ITS. 


“Meskipun kami menemui beberapa kesulitan, seperti ketersediaan spare parts di area Bali dan belum adanya grup riset mengenai robotik, namun kami sangat senang bisa ikut meramaikan kompetisi ini,” kata Krisna.


Krisna dan tim PNB sadar jika dalam setiap pertandingan pasti ada menang dan kalah, termasuk upaya mencapai target juara. Sementara di satu sisi, mereka juga berharap kompetisi ini menjadi jembatan untuk mencari inspirasi dan pengetahuan. 


“Kami juga ingin meraih prestasi, selain menambah jejaring, mencari teman, dan berbagai informasi pengembangan robotik. Pesan saya untuk teman-teman pecinta robotik, jika ingin ikut lomba ikut saja, termasuk juga risetnya. Jangan takut kalah atau salah. Karena yang penting bukan juaranya tapi bagaimana ilmunya bisa diaplikasikan dalam berbagai sektor,” kata alumni Jurusan Teknik Mesin, Prodi Teknologi Rekayasa Utilitas tersebut. (PENS/Nan/Cecep)