Jadi Tolok Ukur, Ditjen Pendidikan Vokasi Bagikan Praktik Baik ke Delegasi DAP Filipina

Jadi Tolok Ukur, Ditjen Pendidikan Vokasi Bagikan Praktik Baik ke Delegasi DAP Filipina

Jakarta, Ditjen Vokasi - Dalam rangka berbagi praktik baik, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi tolok ukur dalam kunjungan delegasi The Development Academy of the Philippines (DAP) Filipina. Kegiatan audiensi yang dilaksanakan di Jakarta pada Kamis (9-11-2023) tersebut bertujuan untuk mengetahui praktik baik di negara masing-masing dalam hal pendidikan. 


DAP merupakan sebuah organisasi nasional di bawah naungan pemerintah Filipina untuk mendorong dan mendukung kekuatan pembangunan melalui pengembangan sumber daya manusia dengan pelatihan dan pendidikan. Kunjungan DAP ini pun ingin mengetahui praktik baik pendidikan vokasi di Indonesia dan melakukan perbandingan (benchmarking).



Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, menyampaikan sambutan hangat kepada 16 delegasi DAP.


“Mari kita saling berbagi praktik baik, mengeksplor banyak hal terkait pendidikan di negara masing-masing. Di Indonesia sendiri, pendidikan  vokasi berpedoman pada kebijakan Merdeka Belajar,” tutur Saryadi dalam sambutannya.


Lebih lanjut, Saryadi menjelaskan bahwa transformasi pendidikan vokasi di Indonesia cukup besar. Hal itu dikarenakan berfokus pada peningkatan kemampuan SDM melalui praktik dan kolaborasi bersama industri. Dengan demikian, siswa memiliki kemampuan yang dapat diserap oleh industri.


“Saat ini, tujuan pendidikan vokasi di Indonesia bukan hanya memberikan kemampuan teknis tapi juga memprioritaskan pengembangan holistik, kewirausahaan, inovasi, dan kemampuan beradaptasi. Kurikulum kami sekarang menggabungkan keterampilan abad kedua puluh satu untuk mempersiapkan siswa untuk tantangan dan peluang dunia,” jelas Saryadi. 



Magdalena L. Mendoza selaku Senior Vice President untuk program tersebut pun menyampaikan bahwa pendidikan vokasi di Indonesia menjadi salah satu hal yang ingin mereka ketahui sehingga nantinya bisa diterapkan pula di negaranya.


Dalam sambutannya ia mengatakan, “Kami ingin mengobservasi dan melakukan perbandingan seperti apa dunia pendidikan di Indonesia secara umum dan terlebih pendidikan vokasi (TVET).”


Ia pun mengungkapkan visi DAP untuk berperan dalam pertukaran ide dan pengetahuan tentang proyek pembangunan di Asia dan Pasifik. Ia pun menyatakan sanjungan karena sudah diberikan sambutan terbaik untuk para delegasi.


“Sejak 2014 bekerja sama dengan pemerintah Indonesia, saya telah melihat progres yang luar biasa yang terjadi di Indonesia. Saya pikir ada banyak inovasi dan transformasi yang telah diperkenalkan untuk pengembangan sumber daya manusia di negeri ini,” ungkap Magdalena. 


Kegiatan audiensi ini pun semakin lengkap dengan paparan yang disampaikan oleh Agustinus Winarno selaku Tenaga Ahli Pendidikan Tinggi Vokasi terkait transformasi pendidikan vokasi. 



“Transformasi pendidikan vokasi di Indonesia dimulai dengan mengubah cara pembelajaran yang lebih menyenangkan melalui praktik dan disesuaikan dengan gaya belajar siswa. Hal itu sesuai yang ditetapkan Kemendikbudristek melalui Kurikulum Merdeka dan kebijakan Merdeka Belajar,” jelas Agustinus. 


Tak hanya itu, ia pun menerangkan lebih lanjut mengenai program-program unggulan yang terdapat di Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, seperti program Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB) dan Indonesian International Student Mobility Award (IISMA), serta Kerja Sama Dunia Usaha dan Kreasi Reka (Kedaireka). 


Dalam audiensi tersebut pun terdapat paparan lebih lengkap oleh Nandana A. Bhaswara selaku Ketua Tim Kerja Perencanaan, Evaluasi, dan Transformasi Digital, Setditjen PAUD, Dikdas, dan Dikmen, terkait pengoptimalan sistem pendidikan di Indonesia dan Oky Ardian selaku Koordinator Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), terkait Kurikulum Merdeka yang berdampak pada pembelajaran siswa dan guru. (Zia/Cecep)