Inovasi Poliwangi Hadirkan Produk Unggulan Alat Mitigasi Bencana Tsunami
Banyuwangi, Ditjen Vokasi - Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi) meluncurkan alat mitigasi bencana tsunami terbaru. Alat yang yang diberi nama WORO-WORO Tsunami Early Warning System (TEWS) tersebut menjadi produk pertama di Indonesia yang diintegrasikan dengan tempat ibadah.
WORO-WORO (TEWS) saat ini terpasang di sepanjang garis pantai selatan Banyuwangi dan selat Bali yang menjadi salah satu lokasi rawan tsunami. WORO-WORO TEWS merupakan alat mitigasi bencana tsunami yang dikembangkan oleh Poliwangi hasil kerja sama dengan dengan perusahaan lokal, Tri Poin Teknologi. TEWS menjadi alat mitigasi pertama di Indonesia yang diintegrasikan dengan tempat ibadah.
“Ini (TEWS) adalah pertama di Indonesia yang diintegrasikan dengan tempat ibadah, seperti masjid, gereja, dan lainnya yang berpotensi terdampak tsunami,” ujar Endi Sailul Haq, dosen Poliwangi sekaligus tim pengembang WORO-WORO TEWS.
Sebagai sistem mitigasi bencana, alat ini, menurut Endi Sailul Haq, memiliki beberapa kelebihan, antara lain mampu menjangkau blank spot atau area yang tidak memiliki sinyal dengan baik, terintegrasi dengan tempat ibadah, menggunakan teknologi frequency shift keying, tahan terhadap noise, dan tergolong alat kendali yang ringkas.
“Terpenting, biaya pembuatan dan perawatan alat ini lebih murah serta kebutuhan daya listrik yang digunakan juga rendah,” kata Endi Sailul Haq menambahkan.
Saat ini, WORO-WORO TEWS sudah terpasang di 30 titik di sepanjang garis pantai selatan Banyuwangi dan selat Bali. Alat ini akan berfungsi sebagai sistem peringatan dini tsunami yang akan memberikan peringatan kepada masyarakat jika terjadi ancaman tsunami.
Peluncuran WORO-WORO TEWS dilakukan berbarengan dengan peresmian Gedung Kuliah Terpadu Poliwangi pekan lalu. Keberadaan TEWS ini juga merupakan upaya Poliwangi untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat di wilayah pesisir Banyuwangi terhadap ancaman tsunami.
“Keberadaan alat ini diharapkan dapat membantu warga untuk segera menyelamatkan diri jika terjadi bencana sehingga bisa mengurangi risiko jatuhnya korban jiwa,” ujar Endi Sailul Haq.
Sebagai informasi, Banyuwangi menjadi salah satu dari 8 kabupaten di Jawa Timur yang berpotensi tinggi terhadap tsunami. Setidaknya ada beberapa wilayah di kabupaten ini yang memiliki kerawanan terhadap tsunami, utamanya wilayah-wilayah yang berada di sekitar pesisir pantai selatan. (Poliwangi/Nan/Cecep)