Inovasi Fakultas Vokasi ITS Hadirkan Solusi bagi Petambak di Jawa Timur

Inovasi Fakultas Vokasi ITS Hadirkan Solusi bagi Petambak di Jawa Timur



Surabaya, Ditjen Vokasi - Insan vokasi terus berkarya melahirkan berbagai inovasi untuk mendorong kemajuan masyarakat. Melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Program Abmas, Fakultas Vokasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya berhasil merancang alat Smart and Integrated Water Quality Management System (WQMS) yang membantu menyelesaikan persoalan yang dihadapi oleh para pembudi daya atau petambak ikan di Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Jawa Timur. Inovasi ini juga membantu meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan para petambak di desa tersebut. 


Seperti namanya, Water Quality Management System ini dilengkapi dengan teknologi pintar berupa internet of things (IoT) yang memungkinkan pemantauan kualitas air tambak secara real-time. Dengan demikian, para petambak ikan dapat dengan mudah memantau dan memperoleh informasi mengenai kualitas air tambak mereka dengan cepat. Berbagai parameter seperti suhu, total dissolved solid (TDS) atau salinitas, pH, dan tingkat oksigen juga dipasang dalam alat ini dapat terus-menerus dipantau melalui perangkat ini.


Ketua Tim KKN Program Abmas, Enny Indasyah, mengatakan bahwa pengembangan alat WQMS bermula dari persoalan yang dihadapi oleh para pembudi daya atau petambak ikan yang banyak terdapat di Desa Kedungpeluk, Kecamatan Candi, Sidoarjo, Jawa Timur. Para petambak tersebut selama ini masih melakukan pemeriksaan kualitas air tambak secara manual. Hasilnya, tidak hanya menjadi kurang efisien, tetapi juga pemantauan bisa saja kurang akurat dan dapat berdampak pada produktivitas hasil tambak. 


“Dengan alat ini, kualitas air dari tambak dapat dipantau menggunakan platform website yang dapat diakses oleh para petambak kapan saja dan di mana saja,” kata Enny menambahkan.


Pada alat ini juga dilengkapi dengan fitur data histori dan fitur download PDF agar para petambak dapat melihat hasil pengukuran sebelumnya. 


“Ini memungkinkan mereka untuk mengambil keputusan yang lebih baik dalam manajemen tambak, mengoptimalkan produksi, dan mencegah potensi masalah dalam kualitas air tambak mereka,” kata Enny menambahkan. 

 

Pengembangan alat yang melibatkan tujuh dosen dan tujuh dari mahasiswa Departemen Teknik Elektro Otomasi ini sudah berhasil diterapkan pada Tambak Polikultur Budi Daya Perikanan Bumdes Delta Mina Sejahtera, Desa Kedungpeluk, Sidoarjo, Jawa Timur. 


Lebih lanjut, Enny menambahkan bahwa alat WQMS ini juga ditambahkan dengan fitur tambahan berupa Boat WQMS agar para petambak ikan tidak hanya menggunakan untuk melakukan pengukuran di satu titik saja, tetapi juga dapat menggerakkan alat tersebut untuk melakukan pengukuran di beberapa titik. 


“Kami merancang alat ini dalam berbentuk Boat WQMS yang dapat dikontrol dengan sebuah kontroler oleh petambak ikan,” papar Enny. 


Penambahan fitur tersebut, lanjut Enny, karena didasarkan pada penelitian tim terkait kebutuhan di tambak Delta Mina. Masih menurut Enny, Tim KKN Program Abmas juga sudah melakukan sosialisasi terkait penggunaan alat WQMS ini kepada masyarakat sejak Agustus 2023 lalu. Para dosen dan mahasiswa terus melakukan pendampingan dan pelatihan secara masif terhadap masyarakat agar mereka bisa memanfaatkan dan menggunakan alat WQMS ini secara tepat. 


“Kami berterima kasih kepada ITS yang telah memberikan dana Program Abmas 2023 untuk mendukung pelaksanaan program ini. Kami juga berterima kasih kepada Bumdes Delta Mina Sejahtera yang telah menerima inovasi yang kami ciptakan dan mendukung program ini,” Enny menambahkan.


Ke depannya, Enny dan tim berencana mendaftarkan hak cipta produk mereka ini agar dapat dikomersialkan untuk kepentingan masyarakat luas. Dengan demikian, inovasi yang lahir dari dosen dan mahasiswa Departemen Teknik Elektro Otomasi ini bisa membantu meningkatkan produktivitas para petambak lain, tidak hanya di Desa Kedung Peluk, tetapi juga para petambak di seluruh Indonesia. (Fakultas Vokasi ITS/Nan/Cecep)