Inovasi Dosen Poltesa Mendayagunakan Buah Rambutan di Sambas
Sambas, Ditjen Vokasi - Sejumlah dosen Politeknik Negeri Sambas (Poltesa) mengembangkan produk olahan buah rambutan di Sambas. Melalui program Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) para dosen ini mengolah rambutan menjadi aneka olahan seperti dodol dan selai rambutan, keripik biji rambutan, hingga teh kulit rambutan untuk membantu masyarakat setempat.
Buah rambutan merupakan salah satu produk lokal andalan masyarakat Sambas, khususnya masyarakat Kecamatan Sajad. Setiap musim panen rambutan tiba, buah rambutan menjadi melimpah dan membuat nilai jualnya sangat rendah.
“Buah rambutan bahkan pernah mencapai kisaran harga Rp2.000,00 per ikat dengan berat sekitar 2,5—3,5 kilogram. Kondisi inilah yang kemudian dikeluhkan para petani karena nilai jual tidak sebanding dengan tenaga, waktu dan biaya yang dikeluarkan oleh petani,” kata dosen Program Studi Agroindustri Pangan (AIP), Junardi.
Dengan kondisi tersebut, Junardi dan beberapa rekannya yang tergabung dalam tim PKM kemudian mencoba berinovasi dengan mengolah buah rambutan agar menjadi bahan olahan pangan lain yang dapat dijual.
“Petani merasa serba salah ketika musim rambutan melimpah. Jika tidak dipanen, pohon rambutan bisa rusak dan tidak berbuah, namun jika dipanen biaya operasionalnya cukup tinggi, petani juga tidak tahu bagaimana cara mengolah buah rambutan ini agar menjadi bahan olahan pangan lain yang dapat dijual,” kata Junardi.
Junardi mengatakan bahwa melalui PKM ini Poltesa ingin membantu meningkatkan kesejahteraan petani dengan melakukan pengolahan buah rambutan menjadi olahan produk lain selain penjualan buah rambutan dalam bentuk buah segar.
“Jadi, petani rambutan tidak hanya menjual buah segar saja, tetapi juga bisa olahan. Dengan demikian nilai jual rambutan bisa lebih meningkat,” tambah Junardi.
Program PKM tersebut dilaksanakan pada April hingga November 2023. Selain Junardi sebagai ketua, anggota lain dalam tim tersebut adalah Angga Tritisari dan Andi Maryam yang juga berasal dari program studi yang sama.
Masih menurut Junardi, PKM yang dilakukan lebih pada pendampingan terhadap masyarakat untuk menambah skills dan pengetahuan. Dengan demikian, masyarakat dapat melakukan diversifikasi berbasis buah rambutan dengan output olahan pangan berupa dodol rambutan, selai rambutan, keripik biji rambutan, dan teh kulit rambutan.
“Melalui kegiatan PKM ini kami sampaikan kepada masyarakat terkait informasi tentang kandungan dan manfaat buah rambutan bagi kesehatan, mengenalkan berbagai macam jenis produk yang dapat dihasilkan dari buah rambutan, bagaimana cara mengolah buah rambutan,” kata Junardi.
Selain itu, tim PKM juga memberikan keterampilan dalam packaging (pengemasan) pada produk olahan rambutan, peluang usaha, dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Dengan demikian, keterampilan tersebut dapat menambah pendapatan masyarakat.
Junardi berharap PKM ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, utamanya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Mekar Jaya, Kecamatan Sajad, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. (Poltesa/Nan/Cecep)