Inovasi Dosen Polinema Akselerasi Bisnis Kerupuk Singkong di Blitar

Inovasi Dosen Polinema Akselerasi Bisnis Kerupuk Singkong di Blitar

Malang, Ditjen Vokasi - Tim dosen Politeknik Negeri Malang (Polinema) mengembangkan inovasi mesin mixing double attack untuk mendukung usaha kerupuk singkong di Dusun Jambangan, Desa Dawuhan, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar. Pengembangan inovasi ini menjadi bagian dari program pengabdian kepada masyarakat (PKM) Polinema. 


Selain mengembangan mesin mixing double attack, PKM yang diketuai oleh Nilawati Fiernaningsih juga memberikan pelatihan manajemen pemasaran kepada para pelaku usaha kerupuk singkong di dusun Jambang tersebut. 


Ketua pengusul PKM, Nilawati Fiernaningsih, mengatakan bahwa mesin mixing double attack yang dikembangkan dan diberikan kepada warga ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kapasitas produksi kerupuk singkong yang saat ini masih terbatas. 


“Ini adalah contoh nyata bagaimana kolaborasi antara pendidikan dan industri dapat menghasilkan perubahan positif dalam lingkungan ekonomi lokal,” Kata Nilawati. 



Menurut Niawati, selain peningkatan skala produksi warga melalui mesin mixing double attack, melalui program pengabdian kepada masyarakat ini, para pelaku usaha juga mendapatkan pelatihan tentang manajemen pemasaran, termasuk pemanfaatan Google Business. Pelatihan manajemen pemasaran tersebut ditujukan untuk memperluas pasar mereka. 


“Tren pemasaran online yang semakin berkembang saat ini menuntut produsen atau pelaku usaha kecil untuk mengikuti tren ini. Oleh karena itu, inisiatif ini kami lakukan,” ujar Nilawati. 


Selain Nilawati, tim PKM ini terdiri atas sejumlah dosen dari Polinema dan juga Akademi Komunitas Negeri (AKN) Putra Sang Fajar Blitar. Mereka adalah Sugeng Hadi Susilo (Teknik Mesin Polinema) dan Anna Widayani (dosen Operasionalisasi Perkantoran Digital, AKN Putra Sang Fajar Blitar).

 

“Kerja sama lintas program studi menjadi salah satu aspek penting dari kegiatan ini, dengan melibatkan dosen dari berbagai bidang, termasuk kolaborasi dengan Akademi Komunitas Negeri Putra Sang Fajar Blitar. Implementasi teknologi mixing double attack, yang menjadi pusat dari inisiatif ini, merupakan penerapan ilmu pengetahuan dari Jurusan Teknik Mesin,” ujar Nilawati.


Masih menurut Nilawati, selain aspek teknis, pelaku usaha juga dibantu dalam hal legalitas usaha, termasuk pembuatan akun nomor induk berusaha (NIB) dan nantinya akan difasilitasi dalam pembuatan sertifikat halal dan dokumen lainnya yang diperlukan. 


“Kami yakin bahwa inisiatif ini akan sangat bermanfaat, terutama karena produk kerupuk singkong memerlukan NIB dan sertifikat halal. Ini adalah langkah positif dalam mendukung pengembangan bisnis lokal,” Nilawati menambahkan. 


Sementara itu, salah seorang produsen kerupuk singkong, Mustofa, mengatakan bahwa setelah menerima mesin mixing double attack bisnisnya mengalami perubahan yang luar biasa. Sebelumnya, ia hanya mampu memproduksi 50 kilogram kerupuk singkong dalam sehari.


“Sekarang produksi kami mencapai 2 kuintal per hari. Ini adalah lonjakan yang signifikan,” kata Mustofa.


Selain peningkatan produksi, pelatihan dalam bidang pemasaran juga membantunya dalam memahami tentang pemasaran digital dan cara memanfaatkan teknologi untuk memperluas jangkauan pasar.


“Kami bisa meningkatkan kemampuan dalam produksi dan pemasaran produk kami,” ujar Mustofa. (Polinema/Nan/Cecep)