Inovasi Bidang Pangan: SMKN Blambangan Umpu Olah Kulit Pisang Lilin Menjadi Abon Siap Konsumsi

Inovasi Bidang Pangan: SMKN Blambangan Umpu Olah Kulit Pisang Lilin Menjadi Abon Siap Konsumsi

Way Kanan, Ditjen Vokasi – Limbah menjadi salah satu permasalahan yang terus mengusik pikiran kita semua. Diperlukan penanganan yang tepat untuk mengurai permasalah tersebut agar tidak menimbulkan dampak negatif untuk lingkungan. 


Di tengah tantangan pengolahan limbah, baik limbah organik maupun anorganik, SMKN Blambangan Umpu, Way Kanan, Lampung berhasil menciptakan inovasi pangan dengan mengolah kulit pisang lilin menjadi abon siap konsumsi yang lezat dan bergizi. 


Pengolahan limbah kulit pisang ini berawal dari keinginan para siswa untuk mengurangi limbah organik yang sering diabaikan. Mereka mencoba memanfaatkan bahan yang melimpah di sekitar lingkungan dan tidak biasa dimanfaatkan. Kulit pisang lilin menjadi salah satu bahan limbah yang dimanfaatkan karena kandungan nutrisinya yang tinggi. 


Proses pengolahan kulit pisang lilin menjadi abon dimulai dengan pencucian dan perebusan kulit untuk menghilangkan getah dan kotoran. Kulit pisang kemudian dikeringkan dan dihaluskan sebelum dicampur dengan berbagai bumbu dan rempah khas Indonesia. 


Sri Wahyuni, guru Konsentrasi Keahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, SMKN Blambangan Umpu, menyampaikan bahwa abon kulit pisang lilin ini tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki kandungan gizi yang tinggi. Kulit pisang lilin kaya akan serat, vitamin B6, vitamin C, dan magnesium. 


“Selain memberikan asupan nutrisi dengan bentuk yang praktis, dengan olahan ini juga kita turut membantu berkontribusi pada pengurangan limbah organik, sehingga memberikan dampak positif bagi lingkungan,” ucap Sri Wahyuni.


Abon kulit pisang pilin ini telah dipasarkan ke sekitar lingkungan sekolah dan beberapa daerah lain di Lampung. 


Kepala SMKN Blambangan Umpu, Hidayat, berharap ke depan produk ini bisa segera tersertifikasi agar manfaatnya bisa dirasakan banyak orang dan pengolahan limbah organik kulit pisang pilin menjadi semakin masif.


“Kami berencana untuk memperluas produksi abon kulit pisang lilin dan menjajaki pasar yang lebih luas. Produk ini adalah bukti bahwa dengan kreativitas dan kerja keras, kita bisa mengubah sesuatu yang dianggap tidak berharga menjadi produk yang bermanfaat dan bernilai ekonomi," terang Hidayat. (Aya/Cecep)