Ini lo, SMK Penghasil SDM ‘Logam’!

Ini lo, SMK Penghasil SDM ‘Logam’!

Situraja, Ditjen Vokasi – Tak seperti sekolah unggulan, SMK Industri Logam hanyalah sebuah sekolah menengah kejuruan biasa yang terletak di pedesaan yang masuk dalam wilayah Kecamatan Situraja, Sumedang, Jawa Barat. Namun, siapa sangka, SMK yang memiliki salah satu jurusan langka, yakni Teknik Pengecoran Logam, telah menghasilkan lulusan sumber daya manusia (SDM) unggul yang banyak terserap di industri.

 

Lantas, mengapa tiba-tiba sekolah ini membuka Jurusan Pengecoran Logam? “Awal mulanya ada Saudara dari pemilik yayasan yang bekerja di perusahaan pengecoran logam, sehingga yang memiliki yayasan sekolah ini ingin mendirikan Jurusan Pengecoran Logam. Kami lalu mencari informasi tentang adanya jurusan pengecoran logam,” kisah Kepala SMK Industri Logam, Agus Herdiana.

 

Alhasil, sekolah ini pun mulai beroperasi pada 2010 dengan jumlah siswa hanya 20 orang. “Tahun berikutnya tambah 44 siswa baru. Karena sudah ada kelas 11, akhirnya diminta oleh Politeknik Manufaktur Negeri (Polman) Bandung untuk melakukan praktik magang di sana. Kerja sama ini juga termasuk membahas kurikulum, hingga akhirnya sekolah ini menjadi binaan Polman sampai sekarang,” ujar Agus.

 

Tahun demi tahun, sekolah ini mulai mengembangkan diri. Jumlah murid merangkak naik, guru-guru pun kerap mengikuti pelatihan. “Bahkan, saya menjadi salah satu penyusun soal UN di bidang pengecoran logam pada 2017-2019 lalu,” tutur Agus.

 

Tak hanya dengan perguruan tinggi, pada 2017 sekolah ini mulai digandeng oleh PT Komatsu Indonesia untuk memberikan kesempatan magang siswa di perusahaan tersebut, termasuk penyelarasan kurikulum dan guru tamu. “Adanya kerja sama dengan industri ini juga turut meningkatkan jumlah siswa dan informasi kepada masyarakat terkait sekolah ini,” ujar Agus.

 

Bahkan, sekolah ini tercatat kerap meraih juara dalam ajang Akito, perlombaan siswa dalam bidang pengecoan logam, yang diselenggarakan Komatsu. “Tahun lalu bahkan meraih juara 1 dan 2,” tambah Agus.

 

Selain Komatsu, tambah Agus, pihak sekolah juga menjalin kerja sama dengan perusahaan lainnya, yakni Jaya Indah Casting (JIC) dan PT Gopal. “Adapun untuk yang diterima bekerja, terakhir kami menyodorkan 40 siswa ke Komatsu, yang lolos tahap awal 20 siswa. Yang lainnya ada yang diterima bekerja di JIC, Gopal, hingga ke Pekalongan. Bahkan, tahun pertama kelulusan pada 2013 semua lulusan direkrut oleh PT Gopal,” jelasnya.

 

Dengan luas saat ini sekitar 9.000 m2 yang menaungi 149 siswa, sekolah ini juga memiliki asrama yang diperuntukkan bagi siswa di luar Kabupaten Sumedang. “Kami fasilitasi gratis untuk menginap saja,” ujar Agus.

 

Agus berharap, sekolah dapat terus mengembangkan berbagai fasilitas lain, terutama sarana praktik, yang sebagian besarnya masih milik sendiri. “Kami juga belum banyak melakukan studi banding karena Jurusan Pengecoran Logam masih langka,” tuturnya. (Diksi/AP)