Gotong royong Mahasiswa Vokasi Polije Atasi Stunting di Desa
Jember, Ditjen Vokasi - Penurunan angka “stunting” di Indonesia membutuhkan dukungan banyak pihak, termasuk para mahasiswa perguruan tinggi vokasi. Salah satunya adalah melalui pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR-PMI), Politeknik Negeri Jember (Polije).
Melalui program Ormawa Membangun Negeri (POMN) di Desa Pace, Kecamatan Silo, Kabupaten Jember, KSR-PM menggelar Program Ragam Piringku (Pro-Rapi) untuk memberdayakan kader kesehatan desa dalam optimalisasi peningkatan gizi dan upaya penanganan stunting di desa tersebut. Kegiatan tersebut berlangsung selama tiga bulan, mulai dari September hingga November 2024.
Menurut Brenda Yensa Karinda Putri, selaku ketua pelaksana mahasiswa, program Pro-Rapi yang diterapkan di Desa Pace difokuskan untuk mengedukasi dan memberdayakan kader kesehatan setempat.
“Kegiatan kami di sana adalah melakukan pelatihan dengan memberdayakan kader kesehatan agar mereka lebih optimal dalam menjalankan peran mereka di masyarakat,” ujar Brenda.
Ia berharap, Pro-Rapi yang kami laksanakan selama tiga bulan ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kader kesehatan di Desa Pace, serta dapat menjadi program berkelanjutan yang terus diterapkan oleh kader kesehatan kepada masyarakat.
Program Pro-Rapi sendiri mencakup berbagai kegiatan, mulai dari pelatihan peningkatan gizi, praktek pemberian makanan bergizi, hingga sosialisasi dan pelatihan pemantauan kesehatan menggunakan alat-alat khusus. Kegiatan ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengurangi angka stunting di Indonesia, terutama di daerah pedesaan yang aksesnya terbatas.
Niyalatul Muna, selaku dosen pembimbing, mengungkapkan bahwa Program Ormawa Membangun Negeri (POMN) yang dilaksanakan oleh UKM KSR PMI Polije merupakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Program ini dirancang tidak hanya untuk memberi manfaat kepada masyarakat, tetapi juga untuk membantu mahasiswa mengembangkan kecakapan hidup (lifeskill) serta karakter positif.
"Program ini adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar langsung dengan membawa manfaat kampus ke dalam masyarakat desa, meningkatkan kapasitas mereka dalam memberdayakan masyarakat,” ungkapnya.
Selain melakukan pelatihan, dalam kegiatan akhir yang dilaksanakan pada Kamis, 14 November 2024, UKM KSR PMI Polije melakukan evaluasi dan meninjau respons masyarakat terhadap keberlanjutan program Pro-Rapi.
“Evaluasi ini bertujuan untuk memastikan bahwa program yang telah berjalan selama tiga bulan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan. Pada kesempatan ini, UKM KSR PMI Polije juga menyerahkan sejumlah alat peraga dan modul yang dapat membantu kader kesehatan melanjutkan program ini kedepannya,” lanjutnya.
Acara evaluasi dan penyerahan alat ini turut dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Sekretaris Desa Pace sebagai perwakilan tokoh masyarakat, perwakilan dari unit kemahasiswaan Politeknik Negeri Jember, dosen pembimbing, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa, anggota UKM KSR PMI Polije, dan tenaga kesehatan dari Puskesmas Silo 2 yang bertanggung jawab atas kesehatan masyarakat di Desa Pace. Tak hanya itu, sekitar 30 kader kesehatan dan posyandu dari Desa Pace yang telah mengikuti pelatihan Pro-Rapi selama tiga bulan juga hadir dalam kegiatan tersebut.
Koordinator Minat Bakat dan Kedisplinan Mahasiswa, tim kemahasiswaan Polije, Iwan Setyadi, selalu mendukung dan terus melakukan pendampingan kegiatan-kegiatan mahasiswa. Iwan berharap dengan kegiatan ini akan memberi dampak kepada masyarakat secara langsung.
“Program Pro-Rapi ini diharapkan dapat menjadi percontohan bagi desa-desa lainnya dalam penanganan gizi dan stunting di wilayah Kabupaten Jember. Dengan adanya pelatihan, pemberdayaan, serta alat bantu yang memadai, diharapkan kader kesehatan Desa Pace dapat melanjutkan inisiatif ini secara mandiri untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat,” pungkasnya. (Polije/Nan/Cecep)