Gerakan Sekolah Sehat Menyapa SMK Demi Terwujudnya Kesehatan Mental Para Siswa
Bekasi, Ditjen Vokasi – Men Sana In Corpore Sano, di dalam tubuh yang kuat terdapat jiwa yang sehat. Menurut World Health Organization (WHO) terdapat empat pilar kesehatan yang harus dijaga, yaitu fisik, jiwa, sosial, dan spiritual.
Kesehatan mental ialah kondisi di mana individu memiliki kesejahteraan yang tampak dari dirinya yang mampu menyadari potensinya sendiri, memiliki kemampuan untuk mengatasi tekanan hidup normal pada berbagai situasi dalam kehidupan.
Kesehatan mental juga berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya. Kesehatan mental dipengaruhi oleh faktor biologi, faktor keluarga, dan faktor kehidupan (trauma, stress).
Dewasa ini masalah kesehatan jiwa telah menyita perhatian kita, terlebih ketika kasus bunuh diri banyak terjadi akhir-akhir ini. Kesehatan jiwa telah menjadi masalah kesehatan yang belum terselesaikan, baik tingkat global maupun nasional. Masalah kesehatan jiwa tidak hanya dialami oleh manusia yang berusia matang, tetapi juga dialami oleh anak-anak hingga remaja.
Berdasarkan data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, per Juni 2020 disebutkan bahwa lebih dari 3.200 atau sekitar 13% anak SD hingga SMA/SMK di 34 provinsi di Indonesia mengalami gejala yang mengarah pada gangguan depresi ringan hingga berat.
Guna memberikan pendidikan keterampilan dasar kesehatan demi menghasilkan tempat belajar yang menyenangkan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menggelorakan program Gerakan Sekolah Sehat.
Pelaksanaan Gerakan Sekolah Sehat tidak dapat dipisahkan dengan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) karena pada dasarnya Gerakan Sekolah Sehat merupakan salah satu upaya optimalisasi peran UKS di sekolah.
Dalam rangka mendukung optimalisasi peran UKS di SMK, Direktorat SMK, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mengadakan kegiatan yang bertajuk Gerakan Sekolah Sehat Menyapa SMK. Kegiatan ini dilaksanakan di SMKN 1 Kota Bekasi dan disiarkan langsung melalui kanal YouTube Direktorat SMK pada Selasa (11-04-2023). Kegiatan ini menghadirkan narasumber yang berkompeten di bidangnya, antara lain Nova Riyanti Yusuf (Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia), Rose Mini Agoes Salim (Dosen Aktif Psikologi Pendidikan UI & Founder Essa Consulting), Fadly Narendra Utomo dan Nada Zahidah, (Guru SMK Mitra Industri MM 2100).
Dalam sambutannya, Direktur SMK, Wardani Sugiyanto, menyampaikan bahwa masalah kesehatan mental pada pelajar remaja utamanya pada siswa sekolah belakangan ini meningkat seiring dengan berbagai faktor pemicunya.
Berdasarkan penelitian Indonesia-National Adolescent Mental Health Survey yang bekerja sama dengan UGM yang dilakukan pada tahun 2021 ditemukan sebanyak 2,45 juta remaja Indonesia terdiagnosis mengalami gangguan jiwa dan 15,5 juta remaja mengalami gangguan kesehatan jiwa.
Setelah dilakukan wawancara terhadap 5.664 remaja di Indonesia usia 10-17 tahun menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja di Indonesia mengalami gangguan kesehatan jiwa, sedangkan satu dari dua puluh remaja di Indonesia mengalami gangguan jiwa.
“Oleh karena itu, untuk meminimalisasi meningkatnya jumlah remaja yang mengalami gangguan kesehatan jiwa, Direktorat SMK melakukan kampanye Gerakan Sekolah Sehat tahun 2023 untuk menyerukan materi terkait kesehatan mental bagi para remaja SMK,” tutur Wardani.
Fokus dari Gerakan Sekolah Sehat ini meliputi sehat gizi, sehat fisik, sehat imunisasi, sehat mental, dan sehat lingkungan. Program ini sebagai upaya pemerintah untuk mewujudkan anak Indonesia yang sehat, kuat, cerdas, dan berkarakter. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk meningkatkan stratifikasi UKS yang berdasarkan penilaian masih relatif rendah.
“Saya berharap melalui kampanye Gerakan Sekolah Menyapa SMK ini dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan di SMK sehingga dapat meminimalisasi terjadinya gangguan kesehatan jiwa pada siswa SMK. Siswa juga bisa belajar ilmu tentang kesehatan jiwa dari narasumber sehingga harapannya nanti siswa bisa lebih bisa mengontrol emosi jiwanya. Mari bergandengan tangan untuk menciptakan pelajar yang sehat, kuat, cerda, dan berkarakter,” tutur Wardani. (Aya/Cecep Somantri)