Genteng Plentong Berbasis Limbah Plastik PNJ Akan Dipamerkan di TEI 2023

Genteng Plentong Berbasis Limbah Plastik PNJ Akan Dipamerkan di TEI 2023

Jakarta, Ditjen Vokasi - Inovasi insan vokasi semakin inovatif guna menyelesaikan berbagai persoalan di masyarakat. Hal tersebut dibuktikan dari inovasi berupa genteng plentong berbasis limbah plastik karya dosen dan mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta (PNJ). Genteng plentong berbasis limbah plastik tidak hanya mampu menyelesaikan persoalan sampah/limbah plastik di masyarakat, tetapi juga menjadi sebuah alternatif penggunaan genteng plentong berbahan tanah liat maupun metal yang selama ini banyak digunakan di masyarakat. 


“Indonesia merupakan kawasan cincin api yang rutin mengalami gempa bumi sehingga membutuhkan material bangunan yang lebih fleksibel. Ketika gempa, genteng tanah liat akan mudah hancur saat ambruk karena gempa,” kata Nunung Martina, dosen Teknik Sipil, PNJ sekaligus inovator genteng plentong berbasis limbah plastik pada acara Diskusi Media - Road to TEI 2023 dan JMFW 2024.


Genteng plentong berbasis limbah plastik karya Nunung ini akan menjadi salah satu produk inovasi insan dari sejumlah satuan pendidikan vokasi yang akan dipamerkan pada Trade Expo Indonesia 2024 yang akan berlangsung pada 18—22 Oktober 2023 mendatang di ICE BSD, Tangerang, Banten. Kehadiran genteng plentong berbasis limbah plastik tersebut diharapkan dapat menarik minat industri untuk proses hilirisasi produk yang sudah melakukan serangkaian pengujian termasuk pengujian termal.  


“Genteng ini aman bahkan saat kebakaran karena titik lelehnya cukup tinggi dan beratnya hanya setengah kilogram saja,” kata Nunung menambahkan. 


Ide pengembangan genteng ini sendiri, menurut Nunung, didasari oleh meningkatnya limbah plastik akibat konsumsi plastik yang juga terus meningkat dalam dua dekade terakhir. Tumpukan limbah plastik yang terus meningkat tentu berdampak pada persoalan lingkungan. 


“Seiring dengan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2022 tentang Bangunan Gedung juga mendorong pembangunan yang lebih ramah lingkungan dan selaras dengan alam,” kata Nunung yang juga merupakan Wakil Direktur Bidang Akademik di PNJ ini. 


Pembuatan genteng berukuran 25x33 centimeter (cm) ini sendiri dilakukan melalui program matching fund tahun 2022 dengan melibatkan sejumlah mahasiswa. Saat ini, hampir 10 mahasiswa Jurusan Teknik Mesin ikut serta dalam produksi genteng dari limbah ini. Proses riset terhadap limbah plastik dilakukan selama kurang lebih 6 bulan. Setelah mendapatkan Matching Fund, Nunung mulai memproduksi genteng plastik dalam waktu 2,5 bulan. 


“Kami menggunakan bahan plastik berupa Polibutilena Tereftalat (PBT), fiberglass, dan limbah plastik terpilih,” ujarnya.


Untuk harga, genteng plentong ini juga dipatok cukup murah, yakni hanya Rp8.000,00 saja. Harga tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan genteng berbasis tanah liat yang harganya sudah mencapai Rp20.000,00 per unitnya. 


“Penggunaan genteng berbasis limbah plastik juga gampang, tinggal disambungkan saja sehingga tidak perlu mengganti genteng yang sudah ada,” tambah Nunung. (Nan/Cecep)