Ekosistem Pendidikan Vokasi yang Terintegrasi dengan Industri Terus Diperkuat

Ekosistem Pendidikan Vokasi yang Terintegrasi dengan Industri Terus Diperkuat

Jakarta, Ditjen Vokasi - Ekosistem pendidikan vokasi yang terintegrasi dengan industri menjadi kunci pendidikan vokasi yang relevan dan berkualitas. Untuk itulah kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dan industri perlu diperkuat dan ditingkatkan, baik secara kualitas maupun kuantitas, agar mampu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang siap menghadapi tantangan masa depan. 


Berbagai upaya peningkatan kerja sama terus dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui serangkaian inisiatif kerja sama yang dirintis selama ini, baik kerja sama dalam negeri maupun luar negeri. Beberapa inisiatif tersebut antara lain, dengan Dewan Perwakilan Hongkong, Perguruan Tinggi dan Mitra Vokasi Belanda, Forum Kerja Sama TVET Indonesia – China, Pemerintah Finlandia, dan sebagainya. 


Inisiatif kerja sama luar negeri tersebut telah melahirkan sejumlah luaran positif yang diharapkan berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan dan lulusan vokasi, seperti pertukaran pelajar, pengembangan kompetensi SDM, beasiswa untuk mahasiswa Indonesia dan sebagainya. Berbagai luaran dari kerja sama tersebut tidak hanya berdampak pada lulusan tetapi juga pada performa atau peningkatan Indikator Kinerja Utama (IKU) perguruan tinggi vokasi di Indonesia.


Sementara itu, sejumlah inisiatif kerja sama dalam negeri juga terus dilakukan di antaranya adalah dengan Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan Vokasi dan Produktivitas, Kementerian Ketenagakerjaan terkait magang mahasiswa vokasi di luar negeri, Badan Intelijen Negara (BIN) terkait pencegahan dan penanganan intoleransi dan paham radikal di lingkungan perguruan tinggi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) terkait energi baru dan terbarukan, serta dengan Lembaga Yayasan Daya Kreasi Anak bangsa (Markoding) terkait women of innovation atau perempuan inovasi di bidang pendidikan vokasi.


Membuka Diri

Berbicara dalam kegiatan Temu Konsolidasi Kerja Sama Pendidikan Vokasi di Jakarta pada Senin (5-02-2024), Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mengatakan bahwa pendidikan, khususnya pendidikan vokasi tidak dapat berdiri dalam ruang vakum. Kompleksitas dalam pengelolaan pendidikan vokasi sangat berkaitan erat dengan berbagai dinamika dan perkembangan yang terjadi di dunia industri dan masyarakat.


Oleh karena itu, lanjut Dirjen Kiki, sudah saatnya satuan-satuan pendidikan vokasi untuk membuka diri untuk mengerti kebutuhan dunia industri dan masyarakat. 


“Hampir tidak mungkin pendidikan vokasi yang relevan dan berkualitas kalau kita tidak bekerja sama dengan industri dan masyarakat dan berbagai stakeholder lainnya,” kata Dirjen Kiki.


Pendidikan vokasi juga harus lebih peka dan adaptif terhadap berbagai perkembangan dan dinamika yang terjadi untuk mewujudkan relevansi. Saat ini, lanjut Dirjen Kiki, satuan pendidikan vokasi harus mulai bergerak untuk tidak hanya bagaimana melahirkan lulusan dengan kompetensi motorik saja, tetapi juga menghasilkan lulusan yang mampu berfikir, mampu belajar dan mampu menempuh kehidupan dengan berbagai kemungkinan ke depan.


Meski demikian, lanjut Dirjen Kiki, satuan pendidikan vokasi tetap harus  berhati-hati dan tidak serta merta menerima masukan-masukan dari industri. Filosofi pendidikan, menurut Dirjen Kiki, tetap harus dikedepankan dalam proses kerja sama yang akan dijalin dengan industri.


Mengurangi Gap 


Sementara itu, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, mengatakan bahwa upaya penguatan ekosistem kerja sama dalam menyiapkan SDM terampil melalui pendidikan vokasi merupakan sebuah keniscayaan yang harus ditingkatkan kualitasnya, baik bersama mitra vokasi existing yang sudah ada ataupun dengan mitra mitra baru. 


“Strategi pola-pola kemitraan perlu terus dikembangkan untuk memelihara relevansi dalam mengejar atau mengurangi gap kebutuhan industri dan perkembangan kompetensi selama ini,” kata Saryadi.


Selain itu strategi-strategi baru dalam upaya kolaborasi mitra lembaga juga bertujuan untuk meningkatkan lulusan pendidikan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan industri dan perkembangan zaman. (Nan/Cecep)