Ditjen Vokasi Kucurkan Rp29,85 Miliar untuk Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Ditjen Vokasi Kucurkan Rp29,85 Miliar untuk Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Jakarta, Ditjen Vokasi - Perguruan tinggi vokasi tidak hanya diandalkan untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja, tetapi juga menjawab berbagai kebutuhan dan tantangan di masyarakat. Dengan demikian, kehadiran perguruan tinggi vokasi dapat dirasakan oleh masyarakat untuk mendukung pembangunan masyarakat Indonesia secara keseluruhan.


Melalui tri dharma perguruan tinggi, perguruan tinggi vokasi didorong untuk melakukan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat yang dapat dimanfaatkan bagi kemajuan masyarakat. Guna mendorong dan memaksimalkan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyiapkan bantuan pendanaan program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) perguruan tinggi penyelenggara pendidikan vokasi yang tahun ini jumlahnya mencapai Rp29,85 miliar. 


“Pada tahun ini, pendanaan yang diberikan adalah sebesar Rp29,85 dengan rincian kegiatan baru sebesar Rp15 miliar dan kegiatan lanjutan sebesar Rp14 miliar,” kata Direktur Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaja, saat kegiatan Penandatanganan Kontrak Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan Vokasi, Rabu (21-06-2023). 


Kegiatan penandatangan tersebut dilaksanakan di lantai 2 Gedung D Kemendikbudristek dan dihadiri oleh Direktur Perguruan Tinggi Vokasi, Ketua LPPM Perguruan Tinggi Akademik, dan Kepala LLDIKTI dari penerima pendanaan BOPTN penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. 


Menurut Beny, animo dan semangat para dosen perguruan tinggi vokasi untuk mengajukan pengusulan di PPM ini masih sangat tinggi. Akan tetapi, pendanaan terhadap program ini terdapat penurunan yang merupakan imbas dari turunnya jumlah anggaran dari kementerian serta fokus pemerintah yang lebih kepada penerapan hasil penelitian. 


“Karena itu, alokasi lebih banyak di program Matching Fund. Namun ternyata, dosen vokasi kita belum banyak yang bisa mencapai ke sana,” kata Beny. 


Terkait penurunan anggaran tersebut, tim Direktorat Akademik Pendidikan Vokasi, lanjut Beny, telah mengusahakan untuk menaikkan anggaran di tahun depan. Pasalnya masih banyak usulan-usulan baru yang belum bisa terakomodasi melalui program ini. 


Secara kebutuhan, menurut Beny, pihaknya membutuhkan sekitar dua kali lipat dari anggaran yang ada sekarang untuk memaksimalkan kuantitas dan kualitas dari program PPM yang dilakukan oleh perguruan tinggi vokasi tersebut.


“Kita berharap bisa meningkatkan juga pagunya. Jadi, kita ingin memaksimalkan dari sisi kuantitas dan kualitas,” ujar Beny. 


Tahun ini terdapat 356 proposal penelitian dan 113 proposal pengabdian kepada masyarakat baru. Sementara untuk proposal lanjutan, terdapat 90 proposal penelitian dan 7 proposal pengabdian kepada masyarakat. 


Seperti tahun sebelumnya, tahun ini pun penelitian masih didominasi oleh penelitian dosen pemula, yaitu sebesar 270 proposal. Beny berharap, penelitian dasar atau pemula itu sebaiknya diakomodasi pada anggaran di perguruan tinggi untuk mendukung atau membantu teman-teman yang masih perlu untuk bisa masuk ke dalam penelitian sebagai dosen pemula. Setelah mereka sudah berpengalaman, para peneliti kemudian bisa bersaing pada penelitian-penelitian yang ada di pusat. 


“Kalau peneliti-peneliti pemula itu tidak diberikan kesempatan, kasian nanti mereka tidak memiliki kesempatan di kementerian. Karena kementerian alokasinya sudah mulai bergeser pada penelitian-penelitian yang lebih advanced atau lanjutan,” ujar Beny. 


Setelah pelaksanaan penandatanganan kontrak ini, akan dilaksanakan proses pencairan dana penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sehingga pengusul dapat segera melaksanakan kegiatan penelitian. Kegiatan penelitian yang diusulkan dapat dilaksanakan hingga 15 Desember 2023. (Tim APTV/Nan/Cecep)