Dirjen Vokasi Dorong Kerja Sama yang Berdaya Saing dan Bermanfaat bagi Semua Pihak
Bekasi, Ditjen Vokasi - Pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam memenuhi harapan masyarakat untuk mendapatkan keterampilan demi masa depan hidupnya. Oleh karena itu, diperlukan kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, untuk memajukan pendidikan vokasi di tanah air agar dapat menghadirkan layanan pendidikan vokasi sesuai harapan masyarakat.
Saat berbicara dalam acara Temu Konsolidasi Kerja Sama Pendidikan Vokasi yang dilaksanakan di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (8-2-2023), Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kiki Yuliati, mendorong setiap satuan pendidikan vokasi mulai dari sekolah menengah kejuruan (SMK), perguruan tinggi vokasi, hingga lembaga kursus dan pelatihan (LKP) untuk terus meningkatkan kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan. Tujuannya adalah untuk mewujudkan layanan pendidikan vokasi yang mampu menjawab berbagai tantangan yang akan dihadapi, baik di masa ini maupun di masa yang akan datang.
“Kami mendorong untuk selalu bekerja sama, mengakui, dan memaknai. Karena tanpa kerja sama tidak akan mungkin meraih apa yang dicita-citakan,” tutur Kiki.
Dirjen Kiki juga mendorong kepada semua peserta yang hadir dalam Temu Konsolidasi Kerja Sama Pendidikan Vokasi tersebut untuk terus mengasah kemampuan diri agar bisa bekerja sama dengan baik dengan berbagai pemangku kepentingan.
Kiki menekankan, “Kerja sama yang kita wujudkan adalah kerja sama harus punya daya saing yang memadai dan punya kebermanfaatan yang akan diakui oleh mitra.”
Masih menurut Kiki, kebermanfaatan yang diakui bersama antara satuan pendidikan vokasi dan mitra kerja sama akan mendorong lahirnya atau tumbuhnya kepercayaan dari para mitra kerja sama untuk terus mendukung satuan pendidikan vokasi dalam memberikan layanan pendidikan yang terbaik.
“Kami berharap kepada para undangan untuk membantu anak-anak yang membutuhkan pelayanan pendidikan vokasi. Sesederhana apapun kerja sama yang diberikan, Ibu Bapak memberikan harapan untuk mereka. Apabila ada harapan maka seseorang akan bersemangat untuk memperjuangkan hidupnya,” ucap Kiki.
Sementara itu, dalam laporannya, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Saryadi, menyampaikan bahwa kegiatan Temu Konsolidasi Kerja Sama Pendidikan Vokasi bertujuan untuk melakukan refleksi kerja sama di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. Selain itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi juga ingin melakukan pemetaan kebutuhan kerja sama antara kementerian, lembaga, dan mitra pelaksana kerja sama.
“Kami berharap dari setiap diskusi dalam kegiatan ini akan menghasilkan solusi dalam rangka memperkuat kerja sama yang telah terjalin di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi,” kata Saryadi.
Menurut Saryadi, kegiatan yang berlangsung selama 3 (tiga) hari tersebut menghadirkan berbagai pemangku kepentingan dan sejumlah narasumber yang berasal dari Biro Hukum, Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat (Kemendikbudristek), dan Direkorat Hukum dan Perjanjian Sosial Budaya (Kemenlu). Selain itu, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi juga turut mengundang narasumber dari mitra strategis, seperti Japan Foundation, tenaga ahli dari Pemerintah Perancis yang ditempatkan di Kemendikbudristek, Komatsu, Astra, USAID, Teradata, dan NUFFIC Neso.
Selain itu, perwakilan dari 44 politeknik negeri, perwakilan dari 5 akademi komunitas negeri (AKN), unsur pimpinan dari balai besar pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi (BBPPMPV), asosiasi LKP, forum kepala sekolah swasta, dan mitra industri juga turut hadir dalam kegiatan tersebut. (Aya/Cecep Somantri)