Dari Salon Jadi LKP, Cara Sharie Penganten Indah Lestarikan Tradisi Rias Pengantin Minang

Dari Salon Jadi LKP, Cara Sharie Penganten Indah Lestarikan Tradisi Rias Pengantin Minang

Padang, Ditjen Vokasi - Tingginya minat kaum muda untuk belajar tata rias membuat Yulia Sari memutuskan membuka Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Sharie Penganten Indah. Selain memberikan keterampilan merias, keberadaan LKP ini pun menjadi upaya Yulia untuk melestarikan tata rias pengantin khas Minang. 


Sejak awal berdiri pada 2021 lalu, LKP Sharie Penganten Indah memberikan kursus gratis melalui program Pendidikan Pendidikan Kerja (PKK). PKK merupakan program dari Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Program ini ditujukan bagi anak-anak usia sekolah yang tidak bersekolah untuk dididik hingga memiliki keterampilan yang bisa menjadi bekal mereka bekerja. 


“Kami di sini untuk bidang tata rias pengantin gaun panjang berkerudung,” kata Yulia beberapa waktu lalu.


Awal dibuka, program ini hanya memiliki 16 siswa. Namun, di tahun berikutnya jumlah peserta terus meningkat. Mereka adalah anak-anak usia sekolah yang tidak bersekolah, mulai dari usia 17 hingga 25 tahun.




“Tahun ini kami ingin 30 peserta karena peminatnya memang banyak,” kata Yulia.


Selain memberikan kursus gratis melalui program PKK, LKP Sharie Penganten Indah juga menyelenggarakan program kursus reguler bagi mereka yang ingin mendalami bidang tata rias pengantin, termasuk tata rias pengantin Minang.

 

“Untuk biaya kelas reguler itu sekitar Rp6 juta dan peserta didiknya juga banyak. Kelas kami seringkali full. Peserta didiknya juga dari jauh-jauh yang ingin belajar makeup dan riasan pengantin Minang,” tambah Yulia.


Lara Amelia Putri, salah satu peserta kursus reguler di LKP Sharie Pengantin Indah bahkan rela jauh-jauh dari Kabupaten Pesisir Selatan untuk belajar tata rias pengantin. Lara harus menempuh perjalanan sekitar enam jam untuk bisa belajar di LKP Sharie Penganten Indah.

Pilihan untuk mendalami riasan pengantin diakui Lara untuk menambah skills atau kompetensi yang diharapkan bisa menjadi bekal untuk mencari rezeki. Apalagi, Lara juga hobi dan menyukai bidang tata kecantikan (makeup). 


Makeup artist inikan sedang sangat hits,” kata Lara yang merupakan Sarjana Biologi dari Universitas Negeri Padang ini.


Selain Lara, peserta kursus lainnya, Indria juga mengaku rela jauh-jauh dari Kabupaten Agam untuk belajar tata rias pengantin di LKP Sharie Penganten Indah. Indria mengaku memerlukan tambahan keterampilan untuk bekal mencari pekerjaan.


“Dapat infonya dari teman, kemudian diajak untuk belajar makeup dan alhamdulilah sekarang sudah mulai membuka jasa tata rias sendiri,” kata Indria.


Berawal dari Salon

 

Yulia mengembangkan LKP Sharie Penganten Indah dari sebuah salon rias pengantin dan peminjaman pakaian adat milik orang tuanya. Yulia  yang lulusan Bahasa Inggris kemudian memilih menekuni dunia tata rias. 


Selain bakat dari orang tua, Yulia menyempurnakan bakatnya dengan belajar tata rias ke sejumlah lembaga pelatihan, salah satunya adalah Marta Tilaar hingga akhirnya ia menjadi instruktur tata rias. Ia banyak terlibat dalam kegiatan pelatihan tata rias di berbagai daerah.


Atas masukan dari keluarga dan melihat potensi yang besar di bidang tata rias, Yulia kemudian memberanikan diri membuka LKP Sharie Pengantin Indah. 


“Dengan program PKK kami ingin memberikan keterampilan yang kami harap bisa mengubah kehidupan para peserta menjadi lebih baik,” kata Yulia.


Selain itu, Yulia juga ingin merawat tradisi rias pengantin Minang melalui LKP nya. Oleh karena itulah, selain mengenalkan tata rias pengantin modern, Yulia juga mengajarkan bagaimana tata rias pengantin Minang. Terlebih saat ini sangat jarang LKP yang mengajarkan tata rias pengantin Minang.


“Kami ingin bisa merawat tradisi tata rias pengantin Minang melalui cara kami, yakni mengajarkan bagaimana tata rias pengantin Minang sebenarnya,” kata Yulia. (Nan/Cecep)