Dari Matching Fund Vokasi, Poliwangi Ciptakan Mesin Perajang Otomatis untuk Meningkatkan Produksi UMKM

Dari Matching Fund Vokasi, Poliwangi Ciptakan Mesin Perajang Otomatis untuk Meningkatkan Produksi UMKM

Banyuwangi, Ditjen Vokasi - Tim Matching Fund Vokasi dari Politeknik Negeri Banyuwangi (Poliwangi), Jawa Timur berhasil mengembangkan mesin perajang pisang otomatis. Mesin perajang ini cukup unik karena dapat menghasilkan potongan pisang berongga seperti jala yang membuat tekstur keripik pisang yang dihasilkan lebih renyah dan lebih estetik. 


Jika umumnya keripik pisang berbentuk kepingan bulat atau panjang, dengan alat mesin perajang otomatis buatan Poliwangi ini, keripik pisang pisang yang dihasilkan bentuk jaring-jaring, seperti snack taro yang lazim ditemukan di pasaran. Mesin perajang pisang otomatis inovasi dosen Poliwangi ini sendiri saat ini telah digunakan di salah satu mitra industri Poliwangi, yaitu Obugame. Obugame sendiri merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memproduksi banana snack sebagai produk unggulan dari Kabupaten Banyuwangi. 


Pengembangan mesin perajang otomatis ini dilakukan oleh Trias Ayus Laksanawati beserta tim pengusul Matching Fund yang terdiri atas Nuraini Lusi dan Riza Rahimi Bachtiar. Ketiganya merupakan dosen pada Program Studi Teknik Rekayasa Manufaktur. Kegiatan ini juga melibatkan sejumlah mahasiswa Poliwangi.


Menurut Trias, pengembangan mesin perajang pisang otomatis tersebut merupakan salah satu luaran dari program Matching Fund Vokasi 2022 dengan mitra industri adalah Obugame. Pengembangan mesin perajang pisang otomatis ini sekaligus merupakan solusi dari persoalan yang selama ini dihadapi oleh Obugame untuk mengembangkan produk snack pisang mereka.

 

“Sebelum menggunakan mesin, mitra Obugame menggunakan alat perajang manual, sehingga dengan adanya mesin perajang otomatis ini mitra Obugame ini bisa meningkatkan kapasitas produksinya,” kata Trias.


Mesin perajang otomatis yang dikembangkan oleh Trias dan rekannya ini menggunakan prinsip kerja pisau vertikal dan horizontal bergelombang. Ini dimaksudkan supaya dapat menghasilkan potongan pisang berongga. Mesin perajang otomatis dilengkapi dengan pisau stainless vertikal dan horizontal, plat stainless 1,2 mm, As poros 20 mm, dudukan bearing 20 mm, bearing lengan ayun 15mm, gearbox 1:40, dan motor penggerak 0.5 hp. 


“Dengan alat ini, mitra kami akan menghasilkan tidak hanya rajangan yang cantik, tetapi juga lebih banyak dan lebih cepat,” Trias menambahkan.


Selain merancang mesin pemotong otomatis, tim Matching Fund Vokasi Poliwangi juga melakukan pelatihan penggunaan mesin Continuous Sealer with Gas Filling (Nitrogen) yang dapat membuat masa simpan produk. Pasalnya penggunaan gas nitrogen bersifat inert  (tidak reaktif dengan zat lain) sehingga dapat memperpanjang terjadinya reaksi ketengikan pada produk pangan.


“Poliwangi ingin berupaya untuk memajukan produk hasil pertanian Kabupaten Banyuwangi, salah satunya yaitu banana snack,” Trias menambahkan.


Sementara itu, pemilik Obugame, Ela, mengaku sangat terbantu dengan inovasi dan pelatihan yang diberikan oleh Poliwangi. Keberadaan alat pemotong pisang otomatis telah menghasilkan keripik pisang yang lebih renyah dengan masa simpan yang lebih lama. (Poliwangi/Nan/Cecep)