Cerita Rosita: Sempat di PHK, Kini Alumnus Kursus Spa Jadi Terapis di Polandia

Cerita Rosita: Sempat di PHK, Kini Alumnus Kursus Spa Jadi Terapis di Polandia

Poznan, Ditjen Vokasi - Dunia kecantikan, khususnya spa menjadi industri yang diminati. Bagaimana tidak, kebutuhan untuk hidup sehat dan berelaksasi sangat dibutuhkan oleh banyak orang. Untuk itulah lembaga kursus dan pelatihan (LKP) merupakan tempat terbaik untuk melatih sumber daya manusia (SDM) agar mampu memiliki kompetensi di bidang tersebut. Bahkan, lulusan LKP pun bisa memiliki peluang untuk bekerja di dunia spa internasional. 


Salah satu alumni yang merasakan manfaat belajar spa di LKP dan kini disalurkan kerja di luar negeri adalah Ni Wayan Rosita Dewi. Gadis Bali tersebut mengikuti program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) di LKP Bali Saraswati Spa Academy (BSSA), Gianyar, Bali.


“Dulu saya kerja di bidang F&B, tetapi di-PHK gara-gara pandemi Covid-19. Sempat punya usaha kuteks gel (nail gel), tetapi juga gak bertahan lama. Hingga akhirnya saya dapat informasi mengenai pelatihan spa yang gratis berkat program PKK,” ungkap Rosita mengawali ceritanya terjun ke bidang spa.


Tak mau menunda kesempatan yang ada, ia pun segera mendaftar dan jadilah ia bagian dari peserta program PKK LKP BSSA. Bersama 19 orang lainnya, ia belajar secara menyeluruh tentang dunia spa mulai dari jenis-jenis pijat, reflexologi, lulur, boreh, mandi berendam tanpa alat, facial wajah, krimbat, sampai manicure pedicure.


“Jenis-jenis pijat yang diajarkan pun bermacam-macam, utamanya adalah balinese massage. Akan tetapi, saya juga mempelajari thai massage dan hamam atau ritual spa khas Turki,” jelas Rosita. 


Berkat PKK yang ditempuhnya selama kurang lebih dua bulan, ia menambah ilmu dan pertemanan baru. Sebelumnya, ia hanya mengetahui teknik kuteks saja, tetapi berkat pembelajaran di LKP BSSA yang mengetahui dunia spa secara lengkap.

Kesungguhan Rosita membuahkan hasil karena ia lulus uji kompetensi dengan nilai sempurna. Ia pun disalurkan magang di The Kayoon Jungle, sebuah hotel berbintang di daerah Ubud. 


Setelah magang tiga bulan, Rosita pun ingin mengepakan sayap lebih tinggi lagi. Ia tertarik untuk bekerja di luar negeri dan mencari pengalaman baru. 


Rosita menjelaskan, “Saya ingin menjadi Spa Therapist Manager. Itu adalah profesi yang saya idamkan. Maka dari itu, saya sungguh-sungguh menekuni bidang ini dan ingin bekerja di luar negeri.”


Bekal dari program PKK yang ia pelajari membawa ia ke Polandia. Di Kota Poznan, ia meniti karier sebagai terapis di Samui Spa. Dengan kontrak dua tahun, ia berangkat ke Polandia pada April 2023. 


Sempat kaget dengan kondisi yang berbeda, membuat Rosita tak gentar. Di Polandia, lingkungannya sangat berbeda 180 derajat. Menurutnya, ia harus tahan dingin selama di Polandia karena berbeda dengan suhu di Bali yang panas dan terik. 



Di kota tersebut juga banyak pekerja yang membutuhkan terapi pijat dan yang paling diminati adalah balinese massage. Menurutnya, balinese massage menjadi primadona karena teknik pijatnya yang dapat membuat orang lebih relaks. 


“Saya sangat bangga menjadi terapis dari Bali karena balinese massage itu sangat populer dan diminati oleh orang luar negeri. Istilahnya saya juga membawa kebudayaan Bali ke Polandia ini,” tutur Rosita mengungkapkan betapa eksisnya balinese massage di Polandia.


Keputusan untuk mengikuti kursus spa di LKP BSSA melalui program PKK sangatlah tepat. Ia bisa belajar banyak dan mendapatkan kesempatan untuk menjadi terapis di Polandia.


Pemimpin LKP BSSA, Ni Wayan Witarsih, memiliki komitmen untuk menjadikan LKP BSSA sebagai sekolah spa terbaik di Bali. 


“LKP kami memfasilitasi alumni untuk bekerja di luar negeri dan bekerja sama dengan industri spa di berbagai negara. Saya selalu menanamkan ke peserta didik untuk mencari pengalaman sebanyak-banyaknya,” ungkap Witarsih.


Witarsih pun menyampaikan bahwa LKP BSSA sudah bekerja sama dengan industri luar negeri untuk penempatan di Polandia. Berdasarkan data, LKP tersebut sudah berkolaborasi dengan beberapa industri spa di Polandia sejak tahun 2016. 


“Tak hanya  Polandia, tapi juga negara lain. Baik reguler maupun program PKK, lulusan tahun 2022-2023 kami salurkan sekitar 134 alumni,” tutur Witarsih. 


LKP yang sudah terakreditasi A itu pun dipercaya oleh Direktorat Kursus dan Pelatihan untuk menyelenggarakan program PKK sejak tahun 2019. Program PKK merupakan program prioritas dari Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan. Program tersebut berguna untuk menghasilkan SDM kompeten yang mampu terserap industri dan mengurangi pengangguran. (Zia/Cecep)