Cerita Nurul Damayanti, Meniti Profesi MUA Syar'i Melalui Program PKW

Cerita Nurul Damayanti, Meniti Profesi MUA Syar'i Melalui Program PKW



Medan, Ditjen Vokasi - Sebagai seorang muslimah, Nurul Damayanti sempat merasa takut untuk belajar make up. Alasannya adalah seorang wanita sebaiknya tidak berdandan berlebihan. Namun, langkahnya kian mantap setelah mengikuti program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) Tata Rias Pengantin Gaun Panjang Berkerudung, ia ingin menjadi MUA Syar'i.

“Impian saya itu muncul ketika saya melihat unggahan foto pernikahan teman saya yang memakai cadar, tetapi dengan make up yang berlebihan, hijab yang tak menutup dada dengan sanggul tinggi. Saya sedih melihatnya. Jika saya berada di posisi itu, saya pasti sudah menangis. Karena itu saya memutuskan untuk jadi MUA Syar'i,” kata Nurul tentang alasannya ingin menjadi MUA Syar'i.

Nurul merupakan salah satu peserta program PKW 2023 di LKP Lelly yang terletak di Kota Medan, Sumatra Utara.  Di LKP tersebut, Nurul memilih bidang Tata Rias Pengantin Gaun Panjang Berkerudung untuk program PKW yang ia ikuti.

“Harapannya, kemampuan merias yang saya miliki dapat membantu sahabat-sahabat muslimah untuk tampil cantik tanpa berlebihan dan tetap berpakaian sesuai syariat di hari spesialnya,” Nurul menambahkan.

Melalui PKW, Nurul mengaku belajar banyak hal tentang dunia tata rias pengantin. Tidak hanya soal makeup, Nurul juga belajar melukis henna untuk merias jemari dan tangan pengantin.

“Kami diajari oleh Bunda Vannya sebagai instruktur. Awalnya kami belajar melukis henna dengan kertas dan bolpoin sebagai medianya, untuk melatih tangan agar terbiasa menggambar berbagai motif henna. Kami juga belajar tentang teknik-teknik henna,” terang Nurul yang mengaku berhasil melukis henna hanya dalam tiga kali pertemuan.

Nurul dan rekan-rekan lainnya juga diajarkan cara membuat janur umbul-umbul serta membuat bouquet bunga, termasuk belajar cara mengiklankan jasa melalui media sosial, belajar pendidikan karakter dan juga manajemen. Semua bekal tersebut diakui Nurul sangat membantunya dalam merintis usaha seperti saat ini.

Lebih Percaya Diri

Bagi Nurul yang introvert dan sering tremor ketika harus berbicara dihadapan banyak orang, program PKW juga telah mengubah sisi kepribadiannya. Ia menjadi tidak terlalu canggung lagi saat harus bergaul dan bersosialisasi dengan orang banyak.

Terlebih saat tiba acara gelar karya, di mana Nurul melakukan kegiatan layaknya seorang MUA profesional yang merias model untuk tampil di panggung dan disaksikan banyak orang. Dalam gelar karya ini, para peserta harus bisa memanajemen waktu dalam merias, membuat henna, memakaikan busana dan aksesoris. Singkatnya, peserta harus mendandani model secantik mungkin.

“Awalnya saya merasa takut untuk mendandani model saya dengan tema pengantin syar'i, tapi ternyata Bu Nurlaili (Pimpinan LKP Lelly) sendiri yang meminta kepada saya untuk mengambil tema syar'i ketika gelar karya. Ibu Nurlaili mendukung penuh apa yang menjadi impian saya,” tambah Nurul.

Dengan kemampuan yang dimiliki, Nurul akhirnya berhasil mendapatkan juara II harapan dari tiga puluh peserta. Hal tersebut semakin membuatnya percaya diri untuk merintis  jalan sebagai seorang MUA Syar'i yang profesional.

Sebagai informasi, program PKW merupakan layanan pendidikan melalui kursus dan pelatihan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan menumbuhkan sikap mental wirausaha dalam mengelola potensi diri dan lingkungan yang dapat dijadikan bekal untuk berwirausaha. Program PKW sendiri merupakan salah satu program Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan.  (LKP Lelly/Nan/Cecep)