Cerita Kristin dan Henos yang Terbang dari Asmat ke Gowa untuk PKL di BPPMPV KPTK

Cerita Kristin dan Henos yang Terbang dari Asmat ke Gowa untuk PKL di BPPMPV KPTK

Gowa, Ditjen Vokasi - Kurikulum di sekolah menengah kejuruan (SMK) mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang terampil. Salah satu caranya ialah dengan praktik kerja lapangan (PKL). Dengan  PKL, siswa SMK mendapatkan pengalaman kerja dan pengetahuan baru sesuai dengan bidangnya. Begitu pun dengan SMK Seni dan Industri Kriya Asmat yang melaksanakan PKL di Balai Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Kelautan, Perikanan, Teknologi Informasi, dan Komunikasi (BPPMPV KPTK).


SMK yang terletak di Provinsi Papua Selatan itu mengantarkan 24 siswa Jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) kelas XII untuk meningkatkan kompetensi melalui PKL di BPPMPV KPTK. Salah satu siswa dari SMK Seni dan Industri Kriya tersebut adalah Kristina Binuweces atau akrab disapa Kristin.


“Ini adalah pertama kali saya keluar dari Asmat, rasanya sangat senang melihat daerah lain, apalagi di sini lingkungannya ramah. Saya mendapatkan banyak pengalaman baru di bidang nautika dan perikanan,” ungkap Kristin antusias.


Gadis berusia 18 tahun itu bercerita bahwa selama di BPPMPV KPTK ia memanfaatkan banyak hal untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi. 


“Sebelumnya saya belum bisa membaca alat navigasi kapal, tetapi ketika PKL di BPPMPV KPTK, saya belajar itu dan di sini alatnya lebih modern karena ada ship simulator,” cerita Kristin antusias.


Kristin pun menambahkan bahwa di BPPMPV KPTK ia bisa menyalurkan hobinya, yaitu bermain voli. Di sore hari, setelah waktu PKL selesai, ia bersama teman-temannya bermain voli untuk mengisi waktu luang. Menurutnya, PKL di BPPMPV KPTK sangat menyenangkan karena selain meningkatkan pengetahuan, ia juga bisa menyalurkan hobi olahraganya.


Hal yang sama pun dirasakan oleh Henos Kwaito yang sangat semangat ketika ia tahu akan PKL di luar Papua.


“Kami angkatan kedua di Jurusan NKPI, sebelumnya PKL kakak kelas kami di Sorong. Akan tetapi, angkatan saya berkesempatan PKL di luar daerah dan itu senang sekali,” cerita Henos.


Henos yang bercita-cita bekerja di kapal pesiar sangat memanfaatkan kesempatan PKL ini untuk menyerap ilmu sebanyak-banyaknya. Ia sangat senang mempelajari mengenai cara menggunakan peta laut, penggunaan tali-temali/kecakapan bahari, serta pembuatan alat penangkap ikan.




Henos mengungkapkan, “Di Asmat, kami membuat alat penangkap ikan yang masih sangat sederhana, tapi di BPPMPV KPTK kami jadi tahu apa saja berbagai jenis alat penangkap ikan.”


Pemuda yang senang bermain futsal itu pun berkisah bahwa di daerah asalnya ia harus mengeluarkan uang untuk bermain futsal. Walaupun bermain di tanah lapang, tetapi lapangannya cukup berlumpur sehingga kurang bisa digunakan untuk bermain futsal. Namun, ketika PKL di BPPMPV KPTK, ia bisa menggunakan lapangan futsal dan bermain bersama teman-teman lainnya. 


Iriani Surya Ningsih, selaku guru pembimbing PKL yang turut mengantar siswa mengatakan bahwa menitipkan siswanya untuk PKL di BPPMPV KPTK sangatlah tepat.


“BPPMPV KPTK sangat memfasilitasi proses PKL semua siswa. Sistem PKL nya adalah 40% teori dan 60% praktik sehingga siswa lebih mudah memahaminya,” ujar Iriani. 


Selain itu, siswa juga diajarkan praktik mengenai keselamatan dan kesehatan kerja (K3), latihan memadamkan api saat kebakaran, pendalaman tentang teknologi informasi dan komunikasi (TIK), persiapan kolam budi daya, budi daya ikan dari benih, sampai dengan bagaimana cara panen ikan yang baik dan benar.


“Saya juga ingin berterima kasih kepada pemerintah daerah (Pemda) karena memfasilitasi pembiayaan siswa-siswa untuk PKL di sini,” ujar Iriana.


BPPMPV KPTK Ciptakan Institusi Ramah Magang


Sebagai unit pelaksana teknis Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, BPPMPV KPTK turut meningkatkan mutu pendidikan vokasi melalui program PKL/magang siswa SMK. Kepala BPPMPV KPTK, Lismanto, mengungkapkan bahwa KPTK ingin menjadi tempat yang ramah untuk peserta PKL/magang. 


“Di sini tidak hanya kompetensi di bidang nautika dan perikanan saja yang kami latih. Siswa juga dapat mengembangkan potensi di bidang olahraga melalui pemanfaatan fasilitas olahraga yang ada di BPPMPV KPTK,” jelas Lismanto.


Lebih lanjut, Lismanto menambahkan bahwa PKL adalah poin penting untuk meningkatkan kompetensi siswa sesuai dengan industri maupun dunia kerja. Dengan begitu, siswa dapat mengetahui praktik secara langsung sesuai bidang yang mereka geluti masing-masing. 


Lismanto mengungkapkan, “Hard skills memang penting, tapi untuk mendukung itu, siswa harus punya soft skills. Maka dari itu, siswa magang di BPPMPV KPTK kami latih juga cara berkomunikasi dan presentasi di depan umum setiap minggunya.”


Hal itu pun dirasakan juga oleh Henos. Ia menyatakan bahwa dulu masih enggan berbicara di depan umum.


“Saya selalu gugup ketika berbicara di depan orang, tapi sekarang saya sudah berani bahkan menatap mata lawan bicara dan bicara secara jelas,” ungkap Henos.


BPPMPV KPTK juga membuat buku khusus mengenai panduan magang berjudul Institusi Ramah Magang. Melalui buku tersebut diharapkan menjadi contoh untuk institusi-institusi lain bahwa tempat magang/PKL siswa haruslah menyenangkan sekaligus mampu meningkatkan kompetensi. (Zia/Cecep)