CCSB, Film Besutan SMK yang Layak Ditonton

CCSB, Film Besutan SMK yang Layak Ditonton

Yogyakarta, Ditjen Diksi - Aktivitas masyarakat selama pandemik Covid-19 mengalami dampak serius, tak terkecuali anak-anak. Namun, hak anak untuk ceria tidak boleh dirampas oleh siapa pun. Lantas, bagaimana memberi pengertian kepada anak-anak untuk bisa menunaikan impiannya saat ini?

 

Film “Cita-Citaku Setinggi Balon” (CCSB) menjawabnya dengan memberi kesadaran kepada anak-anak untuk tidak sembrono dengan Covid-19, tapi hak mereka tetap ada untuk mewujudkan impiannya.

 

Adalah Cahya Anindya (Ruri) dan Seno diperankan oleh Raditya Evandra, dua di antara sekian banyak anak di dunia yang mengalami kesusahan akibat pandemik. Mereka berdua adalah kunci utama pemeran film besutan Bimo Suryojati, seniman asal Yogyakarta yang ikut terlibat dalam proyek kolaborasi seni street life bersama seniman Australia.

 

Keduanya memiliki cita-cita yang terhalang dan sulit terwujud dikarenakan adanya wabah Covid-19, padahal cita-cita keduanya hanyalah sesuatu yang sederhana.

 

Kedua anak tersebut berasal dari dua keluarga yang berbeda kondisi sosialnya. Keluarga Ruri adalah keluarga yang serba kecukupan, sedangkan keluarga Seno adalah keluarga kecil menengah ke bawah. Ayah Seno seorang penjual balon yang harus berhenti berjualan karena tempat-tempat wisata ditutup selama pandemik.

 

Adapun MA Narendra A (Abid) adalah sahabat Seno yang selalu menjadi teman setia, sekaligus teman yang mengingatkan Seno agar selalu sabar dan pantang menyerah. Keduanya menjalankan berbagai ide unik, kreatif, dan lucu untuk mencoba mewujudkan cita-cita Seno.

 

Tak pelak, kedua orang tua Ruri dan Seno berusaha sedemikian rupa untuk mewujudkan cita-cita sederhana itu. Namun, di saat bersamaan juga menjelaskan kepada mereka untuk memahami situasi agar tetap sabar dan ikhlas.

 

Pada akhirnya semua adalah keputusan Tuhan. Ruri, Seno, Abid, dan keluarga mereka sudah berusaha sebaik mungkin, tapi Tuhan juga selalu punya keajaiban. Keajaiban itu datang pada mereka yang selalu berdoa, berusaha dan percaya.

 

Film CCSB adalah produksi bersama antara SMK Muhammadiyah 5 Kepanjen (Malvocs), Malang, Jawa Timur, Pimpinan Pusat Nasyiyatul Aisyiyah, Lembaga Seni Budaya dan Olahraga (LSBO) PP Muhammadiyah dan MIXPRO ini menjadi oase di tengah langkanya film anak-anak dan keluarga. Mengambil latar belakang situasi di tengah pandemik membuat film ini akan dekat di hati semua orang.

 

Film ini juga akan menjadi dokumentasi di masa depan bahwa kita pernah di satu generasi menghadapi pandemik yang luar biasa. “Film ini diharapkan menjadi tontonan yang menginspirasi bagi anak sekolah yang ada di Indonesia,” ujar Wardani Direktur SMK.

 

Sementara Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto mengatakan, film anak-anak tersebut sangat menarik. “Inilah film karya anak SMK Kepanjen Malang dengan berbagai mitra (Mixpro dan Malvoc) sebagai teaching factory di SMK. Secara story dan plot twist-nya bagus sekali. Pokoknya cocok buat tontonan anak-anak,” tambahnya. (Diksi/FJ/AP/NA)