Biopestisida Daun Durian Olahan Pupuk Organik Inovasi Siswa SMK SMTI Yogyakarta

Biopestisida Daun Durian Olahan Pupuk Organik Inovasi Siswa SMK SMTI Yogyakarta

Yogyakarta, Ditjen Vokasi – Saat ini pemberitaan terkait limbah sedang banyak menyita perhatian kita. Belum adanya penanganan yang cepat dan tepat malah menciptakan masalah baru untuk lingkungan.


Ada banyak jenis limbah yang terdapat di lingkungan tempat tinggal kita, mulai limbah organik sampai yang anorganik. Salah satu limbah yang banyak ditemui di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) khususnya Kabupaten Kulon Progo ialah daun durian. Banyaknya pohon durian yang tumbuh di DIY menyebabkan guguran daun-daun berserakan.


Masyarakat biasanya hanya menyingkirkan atau membiarkan daun tersebut membusuk begitu saja. Alhasil efek dari pembusukan ini pun mengeluarkan bau tak sedap yang mengganggu indra penciuman manusia. Merujuk dari permasalahan ini, siswa SMK SMTI Yogyakarta pun mengolah daun-daun durian menjadi biopestisida alami. 


“Di dalam daun durian ini mengandung zat saponin, flavonoid, dan steroid yang dapat membasmi hama pada tanaman,” ucap Dessy.


Daun-daun durian yang telah didapatkan dari perkebunan durian kemudian diolah oleh siswa SMK SMTI Yogyakarta. Proses pembuatan biopestisida membutuhkan waktu yang cukup lama. 


Proses pembuatannya didahului dengan mengeringkan limbah daun durian di bawah sinar matahari. Daun-daun yang telah kering kemudian dihaluskan dan direndam dengan etanol kadar 96%. Rendaman ini kemudian disaring dan dievaporasi dengan alat evaporator. Larutan yang telah dievaporasi kemudian diambil ekstraknya. Ekstrak inilah yang kemudian digunakan sebagai biopestisida alami.


Biopestisida daun durian inovasi SMK SMTI Yogyakarta memiliki manfaat yang bagus untuk tanaman antara lain membasmi hama, mengurangi risiko berbahaya dari penggunaan pestisida kimia, meningkatkan kualitas hasil pertanian, dan ramah lingkungan.


Saat ini produk Biopestisida Daun Durian telah dipasarkan ke masyarakat DIY. Rencana ke depannya, produk ini akan dipasarkan secara luas sehingga konsumen biopestisida alami ini tidak hanya masyarakat DIY saja tetapi masyarakat seluruh Indonesia.


Dessy berharap bahwa produk ini bisa mendapat dukungan dari seluruh pihak sehingga pencemaran lingkungan bisa sedikit teratasi.


“Kita sangat senang bisa menghasilkan inovasi ini setidaknya ilmu yang kita terima bisa berguna untuk masyarakat banyak. Selain itu, inovasi ini juga untuk membantu pemerintah dalam menanggulangi limbah dan pencemaran lingkungan,” ucap Dessy. (Aya/Cecep)