Bersiap Kembangkan Baterai Nasional, Tim Task Force Pengembangan Standarisasi, Kebijakan, dan Pengujian Baterai Nasional Benchmarking ke PUI-PT Teknologi Penyimpanan Energi Listrik UNS
Surakarta, Ditjen Vokasi - Tim Task Force Pengembangan Standarisasi, Kebijakan, dan Pengujian Baterai Nasional melaksanakan benchmarking ke Pusat Unggulan Iptek Perguruan Tinggi (PUI-PT) Teknologi Penyimpanan Energi Listrik, Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Jawa Tengah. Kegiatan yang berlangsung sejak 3 s.d. 7 Juni 2024 tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran langsung terkait pengembangan teknologi baterai nasional yang akan dilakukan oleh Konsorsium Baterai Listrik Nasional.
Tim Task Force Pengembangan Standarisasi, Kebijakan, dan Pengujian Baterai Nasional sendiri merupakan bagian dari Konsorsium Baterai Listrik Nasional yakni konsorsium penelitian baterai yang dibentuk oleh Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek). Konsorsium ini terdiri atas sejumlah perguruan tinggi vokasi yang bertugas untuk mengembangkan prototipe maupun metode yang diperlukan dalam mendukung ekosistem mobil listrik dan baterai kendaraan listrik/electric vehicle (EV).
Tim Task Force ini diikuti oleh peneliti dari kelompok konsorsium yang terdiri atas 4 (empat) politeknik, yakni Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP), Politeknik Negeri Jember (Polije), Politeknik Negeri Lampung (Polinela), Politeknik Negeri Semarang (Polines), dan Universitas Lampung (Unila). PNUP sendiri menjadi ketua sekaligus koordinator untuk Tim Task Force tersebut.
Pada kunjungan ke PUI -PT Teknologi Penyimpanan Energi Listrik UNS, Tim PNUP diikuti oleh tiga dosen peneliti, yakni Mahyati, Sirmayanti, dan Muhira Dzar Faraby. Rombongan diterima langsung oleh Prof. Agus Purwanto selaku Ketua Pengembangan Riset di PUI-PT Teknologi Penyimpanan Energi Listrik Nasional UNS. Tim Task Force yang diketuai oleh PNUP ini mempelajari beberapa topik yang dipaparkan oleh Prof. Muhammad Nizam, yang merupakan salah seorang pakar di PUI -PT Teknologi Penyimpanan Energi Listrik UNS tersebut.
"Kami belajar banyak hal terkait produksi material aktif, proses produksi sel, modul, dan pack, metode pengujian dan standarisasi, sistem monitoring, kontrol dan manajemen baterai, dan serta bagaimana ekosistem mitra industri baterai listrik itu sendiri," kata Muhira Dzar Faraby, peneliti PNUP yang ikut dalam kunjungan tersebut.
Menurutnya, sebagai ketua Tim Task Force, keterlibatan PNUP dalam tugas ini merupakan bentuk kontribusi PNUP sebagai salah satu perguruan tinggi vokasi di Indonesia timur dalam mengembangkan ekosistem baterai listrik nasional. PNUP sendiri telah berencana mengembangkan standarisasi, kebijakan, dan pengujian baterai dan menjadikan PNUP sebagai pusat uji baterai di Indonesia Timur.
“Kegiatan ini juga di-support oleh Pendanaan BOPTN Program Penelitian Terapan Penugasan Baterai dan Penelitian Produk Vokasi (P2V) Batch II Tahun Anggaran 2024 selama 3 tahun,” Muhira menambahkan.
Masih menurut Muhira, pada saat ini pasar global untuk pertumbuhan kendaraan listrik terus mengalami peningkatan yang signifikan. Penggunaan baterai sendiri menjadi kebutuhan Indonesia yang tidak dapat dihindari sebagai sumber penyimpanan energi alternatif.
Pemerintah Indonesia juga telah memiliki rencana besar dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik dari hulu sampai hilir, termasuk bahan baku, baterai kendaraan listrik, dan kendaraan listrik itu sendiri.
Sejalan dengan tujuan ini, Pemerintah Republik Indonesia telah merumuskan strategi besar, yang salah satunya mencakup penciptaan ekosistem untuk mobil listrik dan baterai kendaraan listrik (EV). Langkah ini tercermin dalam Peraturan Presiden Nomr 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan.
“Untuk membantu pemerintah mewujudkan ekosistem kendaraan listrik tersebut lah, Kemendikbudristek melalui Direktorat Akademik Pendidikan Tinggi Vokasi membentuk Konsorsium Peneliti Baterai yang tugasnya mengembangkan prototipe maupun metode yang diperlukan dalam ekosistem tersebut,” ujar Muhira. (PNUP/Nan/Cecep)