Berkat Program Vokasional dan Magang Industri, SLBN 2 Denpasar  Salurkan Alumninya Kerja di Hotel Berbintang

Berkat Program Vokasional dan Magang Industri, SLBN 2 Denpasar Salurkan Alumninya Kerja di Hotel Berbintang


Denpasar, Ditjen Vokasi PKPLK - Disabilitas tak menghalangi siswa dan alumni Sekolah Luar Biasa Negeri (SLBN) 2 Denpasar, Bali untuk terjun dan bersaing di dunia industri. Dengan bekal keterampilan melalui program pelatihan vokasional dan magang industri, SLB ini mampu mengantarkan para siswa dan alumni bekerja di sejumlah hotel bintang lima di Bali. 


Joni merupakan salah satu dari banyak alumni SLBN 2 Denpasar yang kini bisa meraih impian bisa bekerja dan mandiri dengan menjadi petugas kebersihan di Holiday In Resort Nusa Dua, Bali. Joni sudah bekerja sekitar dua tahun di hotel tersebut. Awalnya, Joni magang, namun pihak hotel justru berminat untuk menjadikannya pekerja di hotel tersebut. 


"Saya senang dan sangat berterima kasih kepada sekolah yang telah mengajarkan keterampilan kepada saya,  kemudian pihak hotel yang memberikan kesempatan untuk belajar dan bekerja di sini," kata Joni.


Berkat pekerjaan yang dilakoninya, Joni tidak hanya bisa mandiri dengan menghasilkan uang sendiri. Ia juga memiliki tabungan yang rencananya akan digunakan untuk mencapai cita-citanya kelak, berwirausaha. 



Mulai kelas 12 


Kepala SLBN 2 Denpasar, Ni Wayan Rapiyanti mengatakan bahwa sejak beberapa tahun terakhir ini, SLBN 2 Denpasar memang memiliki program magang industri. Program ini biasanya diberikan untuk siswa kelas 12. Selama enam bulan, para siswa akan magang langsung di sejumlah industri mitra. 


"Sudah cukup banyak industri mitra yang bekerja sama dengan sekolah kami, utamanya hotel-hotel berbintang di wilayah Denpasar, Nusa Dua, dan sebagainya," kata Ni Wayan Rapiyanti.


Sebelum magang, para siswa sudah terlebih dahulu dibekali dengan keterampilan vokasional seperti tata boga, menjahit, tata rias, komputer, dan sebagainya. Program vokasionalnya sendiri dimulai saat siswa memasuki kelas 7, di mana mereka akan mulai dipetakan berdasarkan minat dan potensi mereka. 


Selain mendapat pelatihan keterampilan vokasional, para siswa juga dikuatkan karakternya. Dengan demikian, mereka mereka dapat beradaptasi dengan baik, terutama saat mereka terjun ke industri. Mereka juga dilatih kedisiplinan sesuai dengan budaya kerja di industri serta perilaku dan etika yang baik. 


"Kalau keterampilan pasti bisa disempurnakan di industri. Tapi nilai-nilai seperti kejujuran, kedisiplinan, dan kemampuan beradaptasi yang baik itu harus kita siapkan karena itu sangat diperlukan saat mereka magang di industri. Termasuk membangun rasa percaya diri mereka," Ni Wayan menambahkan. 


Dengan prinsip tersebut, tidak mengherankan jika banyak siswa SLBN 2 Denpasar yang malah langsung direkrut oleh industri tempat mereka magang. "Awalnya magang, tapi setelah selesai biasanya mereka malah diminta bekerja sebagai  DW (daily worker,red) kemudian bekerja di sana. Jadi mereka sudah digaji dan diperlakukan seperti pekerja lainnya," kata I Wayan. 


Jika sudah begitu, pihak sekolah biasanya langsung mengizinkan, terlebih jika orang tua murid mengizinkan putra/putri mereka untuk bekerja. Saat waktu ujian tiba,  biasanya, pihak sekolah akan meminta izin kepada industri agar para siswa yang sudah menjadi pekerja ini bisa mengikuti ujian akhir. 


"Kami ambil dulu sebentar untuk ujian. Karena bagaimanapun anak-anak disabilitas ini kan kita harapkan bisa mandiri setelah lulus, bisa bekerja. Setelah selesai ujian, mereka kembali ke industri untuk bekerja,” ujar Ni  Wayan. 


Dengan bekal program vokasional yang mulai dilakukan sejak kelas 7 dan program magang industri, lulusan SLBN 2 Denpasar kini sebagian besar telah mampu bekerja di industri. "Ada juga yang sudah berhasil lulus jadi sarjana desain busana, sarjana tari, dan sarjana seni absrtak," pungkas Ni Wayan bangga.(Nan/Arifin/Dani)